Anggota DPRD NTT Minta Pemerintah Tidak Lengah
kelangkaan tersebut harus segera diatasi. Pemerintah tidak boleh lengah terhadap kondisi tersebut.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Anggota DPRD NTT Minta Pemerintah Tidak Lengah
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Di tengah tren peningkatan kasus Covid-19 di Kota Kupang, muncul persoalan baru yang tak kalah pelik. Ketersediaan oksigen di rumah sakit di Kota Kupang mengalami kelangkaan.
Menurut anggota komisi V DPRD NTT, Ana Waha Kolin, kelangkaan tersebut harus segera diatasi. Pemerintah tidak boleh lengah terhadap kondisi tersebut.
Politisi PKB itu meminta Pemerintah provinsi NTT berkoordinasi dengan produsen atau suplai oksigen agar dapat menjamin ketersediaan oksigen bagi rumah sakit.
Menurutnya, dengan anggaran penanganan Covid-19 yang besar, pemerintah dapat memfasilitasi terkait persediaan oksigen tersebut.
"Pemprov agar bisa berkoordinasi dengan Pemkot Kupang dan pemasok oksigen karena pèrsoalan ini merupakan persoalan urgen yang menyangkut nyawa manusia," kata Waha Kolin.
Kelangkaan pasokan oksigen untuk rumah sakit diakui oleh Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Provinsi NTT, dr Yudith Kota.
dr Yudith yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM mengakui kelangkaan pasokan oksigen masih terjadi hingga Selasa (26/1) malam. Kelangkaan itu, kata dr Yudith, terjadi sejak pekan ketiga Januari 2021.
"Kami baru menyadari ternyata bermasalah itu dari tanggal 19 dan 20 Januari. Saat beli, kok sampai jam 11 malam hanya dapat 4 tabung. Cek ke rumah sakit lain juga ternyata sama," ujar dr Yudith.
Ia mengatakan, jika kondisi tersebut terus berlangsung maka pihak rumah sakit tentu tidak bisa menerima pasien UGD lagi untuk sementara. Hal itu terjadi karena pasien dengan kondisi berat tentu membutuhkan oksigen, sementara itu ketersediaan oksigen di rumah sakit tidak memadai.
Ia menjelaskan, saat ini, total kebutuhan oksigen harian dari 12 rumah sakit di Kota Kupang mencapai 450 hingga 500 tabung. Sementara itu, kemampuan suplayer oksigen di Kota Kupang hanya mampu menyediakan sebanyak 200 hingga 250 tabung dalam sehari.
"Info terakhir dari Dinkes, suplayer hanya mampu menyuplai 200 hingga 250 tabung per hari, sementara rata rata kebutuhan kami 12 rumah sakit sekitar 450 sampai 500 tabung per hari. Berarti kan ada kekurangan," kata dr Yudith.
Ia mengatakan, dengan peningkatan tren kasus positif dan pasien positif yang dirawat di rumah sakit, pemerintah telah meminta pihak rumah sakit untuk menambah kapasitas ruang perawatan. Namun demikian, jika ketersediaan oksigen menjadi soal maka rumah sakit tidak akan mengambil resiko.
"Kami sudah menyampaikan ke pemerintah, rumah sakit diminta menambah kapasitas tempat tidur tetapi saat ini oksigen kurang. Pasien Covid itu bermasalah di pernapasan maka mereka butuh oksigen," kata dia.
Ia mengatakan, secara organisasi, Persi telah bersurat ke Dinkes Provinsi NTT dengan tembusan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Komisi V DPRD NTT terkait persoalan itu.