Berita Belu Terkini
Plt. Kadis Kesehatan Belu Sebut 100 Lebih Nakes Positif Rapid Antigen, Ini Penjelasannya
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Florianus Nahak menyebutkan sekitar 100 lebih tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Belu
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
Plt. Kadis Kesehatan Belu Sebut 100 Lebih Nakes Positif Rapid Antigen
Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas
POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Florianus Nahak menyebutkan sekitar 100 lebih tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Belu positif rapid antigen.
Pemerintah mengarahkan bagi tenaga kesehatan yang positif rapid antigen untuk menjalani karantina mandiri secara disiplin. Sedangkan puskesmas-puskesmas tempat mereka nakes bekerja tetap dibuka setelah dilakukan sterilisasi dan disinfektan.
Florianus mengatakan hal ini kepada Pos Kupang.Com, saat dikonfirmasi, Kamis (21/1/2021). Dikatakannya, sekitar 100 lebih tenaga kesehatan dinyatakan positif rapid antigen.
"Sekitar lebih dari 100 orang positif rapid antigen. Di Dinas Kesehatan saja sudah 12 orang. Saya perintahkan bagi nakes yang positif untuk karantina mandiri. Setelah pulih baru masuk kerja", kata Florianus.
Ditanya mengenai IGD RSUD Atambua dan beberapa puskesmas ditutup, Florianus menegaskan, selaku Plt Kadis Kesehatan, dirinya tidak pernah memerintahkan untuk tutup puskesmas-puskesmas. Ia hanya meminta kepada tenaga kesehatan yang positif rapid antigen segera melakukan karantina mandiri demi menjaga kesehatan nakes itu sendiri serta mencegah penularan Covid-19 bagi sesama rekan kerja dan masyarakat. Kemudian, menerapkan sistem shiff bagi tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.
Mengenai IGD RSUD Mgr. Gabriel Manek SVD Atambua yang ditutup hampir dua minggu, Florianus mengatakan, penutupan IGD merupakan keputusan manajemen sendiri tanpa koordinasi dengan Dinkes.
"Tdk ada perintah tutup puskesmas dan rumah sakit. Rumah sakit itu manajemen sendiri tanpa koordinasi dengan Dinkes. Dia (Direktur-Red) tutup tidak koordinasi dengan dinas", ungkap Florianus.
Lanjut Florianus, meski Direktur RSUD Atambua tidak berkoordinasi denganya selaku Plt Kadis Kesehatan, namun dirinya yang berinisiatif berkoordinasi dengan direktur dihadapan bupati agar segera membuka IGD RSUD untuk pelayanan kepada masyarakat.
"Saya sudah koordinasi dengan direktur di hadapan bupati dan saya sampaikan segara buka kembali IGD untuk pelayanan kepada masyarakat", pinta Florianus.
Menurut Florianus, ketika tenaga kesehatan di salah satu puskesmas atau di rumah sakit dinyatakan positif rapid antigen maka tenaga kesehatannya yang dikarantina
bukan puskesmas atau rumah sakit yang ditutup. Lalu, lingkungan puskesmas atau rumah sakit disteril sementara dan disemprot disinfektan berkali-kali manakala semprot satu kali masih ragu-ragu.
"Bila satu kali disinfektan masih ragu, tambah satu kali lagi, kalau masih ragu semprot lagi sampai tiga kali", kata Florianus sedikit memberikan tips.
Menurut Florianus, beberapa puskesmas yang sempat diinformasikan tutup kini sudah dibuka dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara normal. Katanya, ada kepala puskesmas yang ngotot menutup puskesmas namun dirinya tidak menyetujui karena puskesmas tidak boleh ditutup demi memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat. Malah, jika ditutup akan menambah korban baru bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. (jen).
Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
Baca juga: Cegah Covid-19 , DPRD Sumba Timur Bahas Pengadaan PCR, Begini Suasana Pembahasan, ALOT
Baca juga: Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Krisna : Pelaku Dispenser SBPU Sikka Akan Diproses Simak INFO
Area lampiran