Covid 19
Update Terbaru, Amerika Serikat Segera Bongkar Bukti Baru Kasus Covid-19 di Wuhan, Ada Apa?
Update Terbaru, Amerika Serikat Segera Bongkar Bukti Baru Kasus Covid-19 di Wuhan, Ada Apa?
POS-KUPANG.COM- Update Terbaru, Amerika Serikat Segera Bongkar Bukti Baru Kasus Covid-19 di Wuhan, Ada Apa?
Kasus virus corona yang awalnya muncul dari Kota Wuhan China.
Kini dari pihak amerika serikat kembali menemukan bukti baru terkait Covid-19.
Baca juga: Baca Doa Ini Sebagai Pembuka Pintu di Pagi Hari, Wajib Lakukan untuk Menyambut Rezeki
Baca juga: Ramalan Shio Kamis 14 Januari 2021 : Ayam, Kerbau, Ular, dan Naga Beruntung? Simak Yuk
Baca juga: Kasus Covid-19 di Manggarai Bertambah, Jadi 203 Orang Berdasarkan Hasil Rapid Antigen dan Test PCR
Sebelumnya diketahui WHO sempat dituduh pihak AS menyembunyikan insiden yang terjadi di CHina, namun ternyata beberapa yang hai yang lalu Tim Investigasi dari WHO pun di tolak masuk kota Wuhan
Amerika Serikat ( AS) menemukan bukti baru bahwa asal mula Virus Corona memang benar adanya dari laboratorium virologi Wuhan China.
Temuan baru virus yang melumpuhkan seluruh negara di Bumi ini pun akan segera dibongkar sebelum pemerintahan Donald Trump berakhir.
Amerika siap menyajikan bukti baru yang dramatis bahwa Virus Corona itu bocor dari laboratorium virologi Wuhan China.
Bukti Virus Corona berasal dari laboratorium virologi Wuhan ditunjukkan ilmuwan AS di akhir masa jabatan Presiden AS Donald Trump.
Pejabat senior di Washington mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan membuat 'intervensi bom'.
Mereka mengatakan dia akan mengungkapkan bukti bahwa SARS-CoV-2 tidak melompat secara alami dari kelelawar, trenggiling atau spesies lain ke manusia.
Sebaliknya dia akan mengklaim Virus Corona itu dibudidayakan oleh para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan.
Demikian berita terkini Warta Kota yang diperoleh dari Dailymail.co.uk pagi ini.
Tim Investigasi WHO Ditolak Masuk Wuhan
Diketahui sebelumnya tim investigasi dari WHO ditolak saat akan masuk ke kota Wuhan.
Hal tersebut tentunya mendapat respon dari Direktur Jenderal WHO.