Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Penyebab Lain Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh Diungkap, Pilot Tak Sempat Kirim Sinyal Bahaya?

PEMICU LAIN Sriwijaya Air SJ182 Mendadak Jatuh Kurang dari 1 Menit, Pilot Tak Sempat Sinyal Bahaya

Editor: Eflin Rote
TribunJakarta.com
SERPIHAN PESDAWAT SRIWIJAYA AIR -- Tim SAR Gabungan dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL memperlihatkan serpihan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di antara pulau Laki dan Pulau Lacang, Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2020) petang. Serpihan pesawat ini ditemukan Tim SAR Gabungan, Minggu (10/01/2021) pagi. 

Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan itu, sudah sekian kali dipanggil kepentingan evakuasi korban kecelakaan yang terjadi di lautan.

Termasuk pada kegiatan operasi SAR kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi Sabtu (9/1/2021) lalu.

Ajie menceritakan bahwa setelah mendengar kabar soal peristiwa yang menimpa pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut, dirinya langsung mendapat surat tugas dari POSSI.

"Saya dari Makassar.

Jadi begitu kita mendengar kabar ini, kita sudah siap.

Karena memang kita sudah tim, kejadian kemarin-kemarin saya selalu hadir untuk mewakafkan untuk membantu," kata Ajie.

Usai mendapat surat tugas, Ajie langsung terbang ke Jakarta dan tiba pada Senin (11/1/2021) kemarin dengan menggunakan biaya pribadi.

Tak lupa ia meminta izin dan restu dari anak dan istrinya di Makassar, supaya setiap aksi penyelamannya selalu dibawa dalam doa-doa keluarganya.

"Anak dan istri sudah memberi izin untuk support. Jadi kita pamit kepada mereka semua bahwa kita terpanggil untuk ini," kata dia.

Dituturkan Ajie, meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.

Bagi dia, merupakan sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut saat akan terjun ke bawah air.

Namun, segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah kepada Yang Maha Kuasa.

Apalagi, tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan jiwa bagi dia.

"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie.

"Karena kan kita masuk di dunia lain, dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana.

Ajie Panangian
Ajie Panangian (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Jadi kita percayakan kepada Tuhan, kita percaya kita seperti ketuk pintu masuk ke rumah orang," sambungnya.

Suasana pencarian black box dan korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1/2021).

Selain meninggalkan keluarga, Ajie juga merelakan uang pribadinya untuk menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.

Uang tabungan hasil mencari nafkah sebagai pekerja selam komersial tak sedikit yang habis untuk akomodasinya selama berhari-hari menjadi relawan SAR.

"Intinya kita bergabung di POSSI, kita ini ada dari berbagai wilayah di Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke bisa kumpul dalam satu visi dan misi berbentuk kemanusiaan," kata Ajie.

"Itu biaya sendiri, karena kita di POSSI memang relawan yang tidak membutuhkan menunggu proposal misalnya, enggak.
Memang ini sudah panggilan meskipun tidak sedikit biayanya," papar dia.

Ajie baru akan diberangkatkan ke perairan Kepulauan Seribu pada Rabu (13/1/2021) besok.

Bersama dengan lima dari total 17 penyelam POSSI, ia baru akan ditugaskan besok setelah mempersiapkan segalanya.

Persiapan fisik dan mental sudah dilakukan Ajie bukan hanya beberapa hari menjelang berangkat ke perairan Kepulauan Seribu untuk evakuasi Sriwijaya Air SJ-182.

Ia sudah melakukan latihan berkala, di berbagai daerah, dalam waktu lama.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sore.

Pesawat tersebut hilang kontak dengan menara pengawas terjadi pada Sabtu sore, pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut diawaki 6 awak aktif. Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang. (TribunStyle.com/ Nafis/ */ Tribunnews.com/Shella)

Diolah dari sumber: 

12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Mesin Sriwijaya Air Diduga Masih Hidup sebelum Membentur Air, Budhi Muliawan: Ada Penyebab Lain

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved