Timor Leste
Lepas dari Indonesia, Mengapa Timor Leste Menjadi 'Sapi Perah' Australia?
Lepas dari Indonesia Mengapa Timor Leste Menjadi 'Sapi Perah' Australia?
POS-KUPANG.COM- Lepas dari Indonesia Mengapa Timor Leste Menjadi 'Sapi Perah' Australia?
Timor Leste sudah merdeka dari Indonesia dan menjadi negara sendiri selama 20 tahun.
Kala itu Timor Leste berpisah dari Indonesia saat masih periode Presiden BJ Habibie.
BJ Habibie yang merupakan Presiden RI ke-3 memutuskan melepas Timor Leste setelah dilakukan berbagai pertimbangan.
Baca juga: SURAT YASIN 83 Ayat Alquran Surah Yaasin Juzz 22-23 Lengkap dengan Terjemahan dan Doa Setelah Yaasin
Baca juga: Surat Yasin Ayat 1-83 Lengkap dengan Terjemahan, Ini yang Dilakukan Pertama
Baca juga: Pemkab Belu Terapkan Pola Kerja Dari Rumah Bagi ASN, Begini Alasannya
Meski demikian, sebenarnya Timor Leste tak benar-benar lepas dari 'penjajahan' setelah merdeka.
Timor Leste bahkan masih menjadi negara sumber keuangan bagi Australia.
Saat 20 tahun silam, pasukan penjaga perdamaian internasional pimpinan Australia yang dikenal sebagai INTERFET mendarat di Timor-Leste.
Salah satu sudut Kota Dili ,Timor Leste, dengan jalan yang berada di bibir pantai. Saat itu Timor Leste baru saja merdeka dari Indonesia.
Australia memang merupakan negara yang memimpin pasukan penjaga perdamaian dari 11.000 orang dari 22 negara.
Dilansir oleh Crikey.com.au, John Howard menyebut intervensi itu sebagai "kemenangan kebijakan luar negeri yang signifikan" dan mengatakan ia tidak akan mengubah apa pun tentang itu, dan tentara Indonesia menarik diri sepenuhnya pada akhir Oktober.
Karena intervensi tersebut bahkan personel pertahanan Australia mendapat pujian.
Meski demikiann sebenarnya INTERFET hanyalah sebagian kecil dari kisah Australia dengan Timor-Leste.
INTERFET Australia ke Timor Leste
Setelah lebih dari 78% orang Timor memilih kemerdekaan dalam referendum pada 30 Agustus 1999, milisi paramiliter pro-Indonesia yang marah menanggapinya dengan kekerasan.
Secara sistematis, mereka meruntuhkan kota, membakar bangunan, dan menyerang serta membunuh orang.
Sekitar 1500 warga Timor diperkirakan tewas dalam kekerasan itu, puluhan ribu meninggalkan rumah mereka ke gunung-gunung, dan pasukan Indonesia memaksa lebih dari 300.000 orang melewati perbatasan darat ke Timor Barat.