FAKTA TERBARU Kata Komnas HAM Kalau Polisi Tak Ditunggui, Tak Akan Ada Insiden Penembakan Laskar FPI
"Karena ditunggu, makanya peristiwa gesekan, macam-macam, tembak menembak, sampai ke KM 50 sampai KM ke atas itu terjadi.
FAKTA TERBARU Kata Komnas HAM Kalau Polisi Tidak Ditunggui, Tak aKAN Ada Insiden Penembakan Laskar FPI
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ada fakta terbaru tentang misteri dibalik insiden tembak menembak antara polisi dan laskar FPI, dibongkar seluruhnya oleh Komnas HAM.
Ketua Tim Penyelidik Komnas HAM terkait penembahan 6 anggota FPI, M Choirul Anam, mengatakan, dalam insiden tersebut, ada satu peristiwa penting yang memantik terjadinya aksi tembak menembak di KM 50-KM 51 tersebut.
Peristiwa penting itu, adalah ketika mobil yang ditumpangi 6 anggota FPI, menunggui mobil polisi.
Anam mengatakan, peristiwa tersebut menjadi penting, karena jika 6 anggota FPI itu tidak menunggu mobil polisi, maka penembakan tidak akan terjadi.
Hal tersebut disampaikan Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (8/1/2021), saat konferensi pers laporan hasil akhir penyelidikan.
"Jadi kalau tidak ada proses menunggu, peristiwa KM 50 tidak akan terjadi."
"Karena ditunggu, makanya peristiwa gesekan, macam-macam, tembak menembak, sampai ke KM 50 sampai KM ke atas itu terjadi. Tapi kalau tidak ditunggu. tidak akan terjadi"
"Itu menurut kami satu standing yang juga penting," tutur Anam.
Anam mengatakan, peristiwa tersebut juga berkaitan dengan bagian voice note yang didapatkan pihaknya terkait kejadian tersebut, dan hasil uji psikologi forensik terhadap hal tersebut.
Menurut ahli psikologi forensik yang didatangkan pihaknya untuk menjelaskan bagian voice note tersebut berpendapat, 6 anggota FPI dalam kondisi siap bertarung.
"Kami merasa perlu untuk memerlukan, untuk memanggil ahli psikologi forensik yang mengatakan bahwa ini baselinenya adalah fighting."
"Makanya poin tadi menjadi concern dari diskusi kami soal psikologi forensik."
"Jadi kalau tidak ada yang menunggu tadi, tidak akan ada peristiwa KM 50," paparnya.
Anam melanjutkan, petugas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut juga terbukti hanya melakukan penguntitan.

"Kalau ini mungkin ada aktivitas yang lain, niat yang lain, kenapa tidak di titik Sentul, di Tol Jembatan Layang dan sebagainya," beber Anam.