Penanganan Covid

RSU Kartini Kupang Layani Pasien Covid-19 Sesuai Pedoman

Transmisi lokal di Kota Kupang. Rumah sakit dipastikan harus siap menerima pasien Covid-19

Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Direktur RS Kartini, Dr. Yudith Marieta Kota, MKes 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Transmisi lokal di Kota Kupang. Rumah sakit dipastikan harus siap menerima pasien Covid-19. Sebagai salah satu RS Second Line penanganan Covid-19, RSU Kartini Kupang memiliki 14 buah tempat tidur untuk ruang isolasi pasien Covid.

Direktur RSU Kartini Kupang, dr Yudith Marieta Kota, MKes mengatakan, tempat tidur yang tersisa saat ini sebanyak enam tempat tidur yang mana delapannya telah diisi oleh pasien. RSU Kartini Kupang hanya menangani pasien dengan gejala sedang atau ringan dengan komorbid.

Apabila ada pasien Covid-19 dengan gejala berat dan membutuhkan ventilator, maka pasien akan dirujuk ke RS yang memiliki ventilator seperti RSUD Prof Dr W Z Johannes, RS Siloam, RSUD S K Lerik.

Baca juga: Update Covid-19 Mabar : Pasien Positif Bertambah

"Untuk penanganan pasien non Covid-19, kami punya ruangan tersendiri di lantai satu. Sedangkan ruangan untuk penanganan pasien Covid-19 ada di lantai dua. Alur masuk dan keluar serta petugas kesehatan baik perawat, dokter, dan cleaning service itu khusus," ungkapnya kepada POS-KUPANG.COM melalui pesan whatsapp, Kamis (7/1/2021).

Ia menambahkan, antusias masyarakat yang ingin melakukan rapid tes antigen Covid-19 sangat tinggi. Rata-rata setiap harinya mencapai 75-100 orang yang melakukan tes.

Baca juga: Sungguh Mulia dan Mengharukan Doa Natalie Holscher Pada Alm. Lina Jubaedah, Lihat Ekspresi Sule

Per hari ini, tes tidak bisa dilakukan karena kehabisan rapid antigen. Dokter Yudith pun tak menduga hal itu terjadi karena permintaan masyarakat sangat tinggi.

"Semoga sore ini tiba barangnya. Biar besok sudah bisa melayani lagi," jelasnya.

Yudith berharap, masyarakat berhenti menganggap Covid-19 adalah konspirasi karena banyak orang meninggal akibat Covid-19.

Masyarakat juga harus berhenti menuduh rumah sakit mengkovidkan pasien. Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan pasien Covid-19 yang mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 sesuai Permenkes Revisi 5 Tahun 2020.

Jadi, rumah sakit tidak asal-asalan menetapkan seseorang pasien itu Covid-19 atau bukan. Ia juga mengajak masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.

Ia pun memberikan saran bagi pemerintah agar rumah sakit dapat segera mendapatkan hasil pemeriksaan swab PCR. Menurut Yudith, hasil swab PCR sangat penting bagi RS untuk menentukan kapan seseorang dinyatakan positif atau sembuh.

Hasil swab PCR juga penting bagi pasien yang suspec/Probabel Covid-19, yang mana bila hasilnya negatif, pasien bisa dipindahkan dari ruang isolasi dan ruangan bisa digunakan untuk pasien yang lain. Kata Yudith, hasil swab PCR juga penting bila pasien suspec Covid-19 datang ke UGD RS dalam keadaan gawat. Apabila pasien tersebut meninggal tanpa ada hasil swab PCR, akan kesulitan untuk melakukan prosedur pemakaman sebagai pasien Covid-19, karena keluarga akan menolak dan menuduh RS mengkovidkan pasien.

"Di NTT, laboratorium milik pemerintah hanya satu yaitu Lab Biomolekuler RSU Yohanes Kupang. Pemerintah bisa mengoptimalkan Lab Biomolekuler Kesmas NTT, dengan memfasilitasi kebutuhan mereka terutama untuk screening nakes, pelaku perjalanan, dan tracing. Sangat membantu, agar yang dikirim ke lab Biomolekuler RS Yohannes hanya yang dari pool/ sumur yang positif saja. Sangat efisien/hemat anggaran," ucapnya.

Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. POS-KUPANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M: Wajib memakai masker;
Wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan; Wajib mencuci tangan dengan sabun. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved