Breaking News

Warga Nagekeo Budidaya Anggur Organik, Berikut Liputannya!

Efraim Dando (47) warga Kelurahan Towak Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo sudah mulai panen anggur organik

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Warga Mbay, Efraim saat panen anggur, Senin (4/1/2021). 

POS-KUPANG.COM | MBAY - Efraim Dando (47) warga Kelurahan Towak Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo sudah mulai panen anggur organik.

Sebelumnya Efraim ditemani sang istri,Theresia Wonga Wea budidaya anggur dilahan seluas 40 x 50 meter persegi.

Ini pertama kali pasangan suami istri Efraim dan Theresia memanen hasil kerja kerasnya selama hampir setahun ini.

Baca juga: Satgas Pamtas Yonif RK 744/SYB Beri Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kurang Mampu

Kebanyakan anggur berbuah merah bata dirawat secara baik dan kerja keras oleh Efraim dan istrinya di sela-sela tugasnya sebagai penyuluh pertanian di Desa Lengkosambi, Kabupaten Ngada, juga isterinya yang seorang guru mata pelajaran IPA di SMP 2 Aesesa, Kabupaten Nagekeo.

Anggur milik pasangan suami isteri ini terlihat kencang dan memiliki rasa anggur yang manis dan segar berkat pupuk bokasi non kimiawi.

Baca juga: Hasil Rapid Test Antigen Istri Bupati TTS Reaktif

Beberapa tangkai dengan buah lebat yang belum siaap panen senagaja dibungkus kresek plastik bening agar tidak dimakan burung dan mudah dalam melihat perkembangan buah anggur.

Efraim menuturkan anggur yang dibudidaya sudah hampir satu tahun. Sekarang sudah bisa dipanen. Selama ini pupuk yang digunakan organik sehingga bebas dari kontaminasi bahan kimia.

"Ini anggur kami tanam Januari 2020 sebanyak 130 pohon, pada umur 8 bulan saya pangkas sebanyak 40 pohon agar bisa berbuah dan hari ini panen pertama kurang lebih 20 kg dan kami bagi semua teman-teman tetangga di sini," ungkap Efraim, Senin (4/1/2021).

Ia mengaku, kecintaan menanam anggur bermula ketika ia mendapat pelatihan ilmu bertanam anggur bersama sejumlah petani di kabupaten tetangga dan mulai mendampingi petani menanam anggur 2 tahun terakhir.

Ia akhirnya bertekad untuk menekuni usaha tanam anggur karena istri dan anaknya yang juga suka anggur sehingga tidak perlu membeli dan meminta pada para petani anggur yang dibimbingnya.

"Selama 2 tahun dan para petani sudah bisa berproduksi, istri saya suka makan anggur, makanya saya cari lahan dan mulai tanam. Kita juga harus juga mendukung mereka, jangan terus-terus minta, harus beli hasil anggur mereka walaupun kita yang bimbing," jelasnya.

Ia menjelaskan idealnya anggur bisa berbuah hingga 7 kg per pohon. Oleh karena itu perlu perlakuan yang baik dan tidak jenuh untuk memriksa perkembangan anggur serta perlunya air yang memadai.

Ia menyebutkan untuk area yang ditanami anggur sekarang ia membutuhkan air sebanyak 10.000 liter untuk satu minggu.

"Harus membeli air sebanyak 2 tangki untuk satu minggu dengan biaya Rp. 300 ribu. Faktor air menjadi penentu, kami harus beli per minggu 2 tangki, harga 150 ribu per tangki. Kalau kita kemampuan lebih maka bisa panen lebih. Kalau jarak tanam 4x5, secara literatur, bisa 7 kg per pohon. Semakin lama umur anggur maka akan semakin meningkat jumlah produksinya," ujarnya.

Sementara itu, Theresia juga menuturkan untuk bisa berproduksi lebih di daerah dengan curah hujan sedikit dan beriklim kering seperti di Mbay maka air menjadi penting.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved