Taman Daun Akan Bedah 20 Rumah Pengungsi Erupsi Ile Lewotolok

Erupsi gunung api Ile Lewotolok pada Minggu (29/11/2020) lalu, masih menyisahkan berbagai persoalan di awal tahun 2021

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Sejumlah Relawan Taman Daun bersiap-siap mengganti atap rumah warga terdampak erupsi Ile Lewotolok di Desa Bungamuda, Kabupaten Lembata, Minggu (3/1/2021) 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Erupsi gunung api Ile Lewotolok pada Minggu (29/11/2020) lalu, masih menyisahkan berbagai persoalan di awal tahun 2021. Selain ratusan ternak mati, erupsi ini pun menyebabkan puluhan rumah di beberapa desa rusak berat.

Kasus rumah warga yang rusak paling banyak terdapat di Desa Lamawara dan Bungamuda, Kecamatan Ile Ape. Atap rumah-rumah ini bolong dihantam material letusan gunung api.

Untuk mengatasi persoalan ini, Koordinator Relawan Taman Daun, John Batafor menyatakan komitmennya untuk membedah rumah-rumah warga yang rusak ini. Sebanyak 20 rumah akan dibedah selama Januari 2021.

Baca juga: Update Covid-19 NTT : Tambah 4 Kasus Positif Transmisi Lokal, 15 Pasien Sembuh

"Apalagi sekarang ini sudah memasuki musim hujan, warga tentu membutuhkan kenyamanan saat mereka pulang ke desa mereka masing-masing," kata John kepada Pos Kupang, Jumat (3/1/2021).

Sebelumnya sudah ada delapan rumah warga di Desa Bungamuda dan Lamawara yang mereka bedah.

John mengatakan, berbagai persoalan sosial ekonomi yang masih menimpa masyarakat Lembata, mendorongnya untuk bertekad terus berbuat lebih banyak kebaikan selama tahun 2021.

Baca juga: Perayaan Misa di Paroki Roh Kudus & Paroki Wae Sambi Labuan Bajo Dihentikan Sementara

"Saya pastikan bahwa bulan Januari ini 20 rumah dengan kondisi yang rusak parah selesai. Ini tidak hanya sekedar kado tahun baru untuk masyarakat Ile Ape, tapi ini juga merupakan komitmen awal tahun kami untuk terus berbuat hal baik selama 2021," ujar John.

Aksi bedah rumah yang dilakukan Komunitas Taman Daun ini menurut John turut meminimalisir uang negara yang harus dikeluarkan untuk mengatasi persoalan sosial masyarakat.

"Ini sebuah realita yang kita temukan. Kalau tidak dari kita yang lakukan gemohing, jangan sampai pemerintah daerah keluarkan uang lebih besar lagi. Apalagi Lembata sudah ditetapkan jadi daerah tertinggal, jangan sampai menjadi lebih tertinggal lagi setelah bencana erupsi ini," ungkap John.

Menurutnya, salah satu indikator sebuah daerah dinyatakan tertinggal adalah rumah tidak layak huni.

"Sehingga kalau kita tidak secepatnya selesaikan persoalan ini maka sudah pasti kita semakin tertinggal," kata John. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved