Bukan hanya Imanuel tetapi juga Yesus
Menarik untuk disimak dan direnungkan disini adalah pemberian nama Immanuel dalam teks natal ini
POS-KUPANG.COM - Menarik untuk disimak dan direnungkan disini adalah pemberian nama Immanuel dalam teks natal ini. Nama Immanuel ini sudah dinubuatkan dalam PL ratusan tahun yang lalu.
Dalam Matius 1:23, ketika Yusuf bermimpi, Malaikat Tuhan mengatakan nama Imanuel yang akan dikenakan pada bayi dari Yusuf dan Maria.
Tetapi marilah kita perhatikan, di ayat 24, setelah anak itu lahir, Yusuf justru hanya memberi nama Yesus.
Padahal di ayat 23 dikatakan mereka akan menakaman dia Imanuel yang artinya Allah beserta kita. Kalau dalam gaya orang Kupang mestinya anak laki-laki yang dilahirkan Maria itu dinamai Imanuel dan dipanggil Ima" atau , Nuel", tapi mengapa justru Yusuf hanya memberi nama Yesus? Sepertinya tidak ada hubungan.
Baca juga: TNI Perketat Keamanan Dengan Menggelar Sweeping di Perbatasan
Mimpi akan dinamakan Imanuel, tetapi ketika Yusuf sadar memberi nama Yesus. Dalam hal ini jangan kita berprasangka buruk atau kita berpikir yang tidak-tidak", demikian cuplikan khotbah Natal oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Natal di Gereja Baith El Nunhilan, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Selviany Pollo-Milla, S.Si (Ketua Majelis Jemaat Baith El Nunhila), Pdt. Happy Radja Dima, STh dan Pdt. Marsalina Saetban Maura , STh, Jumat 25 Desember 2020.
Menurut Akademisi dan Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW Kupang ini, justru dua nama Imanuel dan Yesus ini ada hubungan yang erat dan saling melengkapi.

Imanuel artinya Allah menyertai kita. Nah Alllah menyertai bukan hanya seperti istilah orang Kupang bilangmenyertai dalam arti pasmen saja. Tapi menyertai disertai sebuah tindakan, dan karena itu nama "Yesus"yang diberikan oleh Yusuf adalah nama yang diambil dari alkitab Perjanjian Lama (PL) dalam bahasa Ibrani yaitu "Joshua".
Baca juga: Manggarai Tambah 1 Pasien Positif Covid-19, Total 18
Jadi Nama Yesus ini adalah sebuah kata Yunani atau terjemahan Bahasa Yunani untuk kata Ibrani Joshua: artinya "Allah menyelamatkan".
Jadi dalam diri sang Juruselamat dunia ini ada dua nama yang melekat sekaligus Imanuel dan Yesus. Itu artinya apa? Itu artinya Allah yang menyertai UmatNya dan sekaligus menyelamatkan mereka.
"Jika nama Joshua dalam PL menunjuk kepada Joshua pengganti Musa, yang menyelamatkan satu suku bangsa saja, maka Joshua dalam PB yakni Yesus menyelamatkan seluruh dunia. Jadi Allah yang menyertai kita ini, adalah Allah bertindak, adalah Allah yang menyelamatkan. Bukan Allah yang berdiam diri. Allah hadir untuk bertindak', demikian penjelasan pakar Perjanjian Teologi Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.
Lebih jauh Mesakh Dethan, yang merupakan mantan Wartawan Pos Kupang dan Pencetus Rubrik Tapaleuk ini, mengajak jemaat untuk melihat sekilas ke latar belakang historis tulisan-tulisan Alkitab, dimana kitab Kejadian Sampai Wahyu merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.
Kejadian mulai dengan pada mulanya dan wahyu sebagai kitab terakhir menutupnya dengan Amin.
"Namun apakah bapak ibu sadari bahwa antara kitab PL dan PB ada terdapat beberapa halaman kosong? Apakah ini suatu kebetulan atau adalah sebuah simbol yang ingin diberikan. Kalau kita lihat mulai dari kitab Kejadian, sampai Maleakhi selalu tidak dibiarkan ada halaman kosong yang mencolok, begitu selesai satu kitab langsung disambung di bawahnya. Tapi begitu perpindahan Kitab Maleakhi menuju Kitab Matius ada beberapa halaman kosong yang yang disengajakan. Ini adalah simbol yang memiliki maknanya. Ternyata halaman kosong antara Maleakhi dan Matius itu menurut para ahli berjarak 400 tahun. Masa yang para ahli kitab suci katakan sebagai periode intertestamental", demikian Doktor Teologi lulusan Universitas Heidelberg Jerman ini.
Menurut Mesakh Dethan terdapat jeda waktu antara tulisan-tulisan terakhir di Perjanjian Lama (Kitab Maleakhi) dan munculnya Yohanes Pembaptis dan Kristus (yang disebut dalam Injil Matius) dikenal sebagai periode intertestamental (Periode "antar perjanjian").
Karena pada periode ini tak ada pewahyuan dari Allah.Ada kesenjangan waktu antara periode yang dicakup oleh Kitab Maleakhi" dan periode yang dicakup oleh Matius dan tulisan-tulisan PB lainnya.
Atau kesenjangan waktu antara Nabi Malekahi sebagai Jubir Allah dalam PL dan Yohanes Pembaptis sebagai Jubir Allah dalam PB.
Mengutip Lambert Lance dalam postingannya "400 Silent Years: Anything but Silent (http://www.whyisrael.org/2010/12/09/400-silen t-years-anything-but-silent-part-1/; lihat juga Charles F. Pfeiffer. Antara Perjanjian, Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1959, hlm 132) Dethan mengatakanterdapat "masa keheningan selama 400 tahun, dimana tidak ada suara kenabian yang muncul dan tidak ada tulisan alkitab yang dilhamkan Tuhan Allah."
Orang Bertanya dimanakah Tuhan Allah selama periode ini. Jadi ini merupakan kurun waktu di mana Tuhan Allah seakan-akan tidak menyatakan apa-apa yang baru kepada umat-Nya.
Tuhan Allah seakan-akan tidak lagi menyertai umatNya Israel dan membiarkan mereka berjalan sendiri dalam kegelapan.
Israel di hukum Allah dan dibiarkan sendiri berjalan dan di hancurkan oleh berbagai bangsa mulai dari bangsa Assyur, Babilonia hingga bangsa Romawi pada jaman Yesus.
Teks Injil Matius 1:18-25 yang menjadi bacaan pada kebaktian Natal adalah penggenapan dari nubuatan Mesianik dari Nabi Yesaya tentang pemulihan Tuhan Allah bagi Umatnya (Yesaya 8:23 - 9:6).
Bahwa Umat Beriman jangan berputus asa, karena Allah tetap ada dan berkarya dan Ia akan memulihkan umatNya. Ia akan menerbitkan cahaya terang di tengah-tengah kegelapan dan kekalutan umatNya.
Yesaya berkata: "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." (Yesaya 9:1).
Bagi Yesaya kelegaan dan kegembiraan memuncak saat alat-alat perang dihapuskan sebagai gantinya sukacita untuk bertemu dengan pembebasan, yang bukan dilakukan oleh bala tentara hebat seperti Gideon, tetapi oleh kelahiran seorang anak yang telah dinubuatkan sebelumnya yang akan diberi nama Immanuel yang artinya "Allah beserta kita".
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 7 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. (Yesaya 9:5,6).
Janji Mesianik ini telah digenapi dengan kelahiran sang Juruselamat Yesus Kristus. Dan janji ini tetap relevan bagi kita.
Dalam diri Yesus kita dapat menemukan makna natal yaitu makna penyertaan Allah dalam kakalutan dan permasalahn dunia yang dilanda Pandemi Covid-19 ini.
Kerapuhan dan kegagalan kita sebagai manusia untuk mengatasi permasalahan kita sendiri, dimana seakan-akan sedang berjalan dalam kegelapan, dalam diri Yesus Kristus kita melihat cahaya harapan.
Jikalau Yesus yang telah datang ke dalam dunia untuk menebus dan menolong kita dan menunjukkan bahwa Allah selalu beserta dan menyertai umatNya, maka dalam iman pula kita kita yakin bahwa Yesus juga mampu menolong kita melewati masa-masa yang sulit pandemi Covid-19.
Dalam diri Yesus Allah telah membuktikan bahwa orang beriman tidak pernah dibiarkan berjalan sendiri dalam kegelapan mereka, tetapi berjalan dalam terang Allah.
Inilah makna natal kita tahun ini bahwa kita tetap berharap pada penyertaan Allah apa pun kesulitannya: "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7:14 dan Matius 1:23).
Jadi Allah hadir tidak dalam arti sekedar mendampingi seperti suami mendapingi istri atau sebaliknya. Orang tua mendampingin anak, atau sebaliknya.
Mesakh Dethan kemudian menceritakan pengalaman pribadinya yang mengundang tawa jemaat yang hadir dalam kebaktian Natal tersebut.
"Saya ingin cerita pengalaman saya, sebagai suami saja kita harus buat sesuatu bagi istri dan anak-anak kita. Mendampingi dan menyertai sudah oke, tetapi juga harus lebih dari itu juga harus ada tindakan "menyelamatkan" dalam pengertian memelihara, melindungi, menolong. Bagi saya sendiri mendampingi istri saya menjelang natal itu juga cukup susah, harus antar ke sana sini, menunggu berjam-jam", Kata Dethan dengan wajah tersenyum memancing tawa jemaat.
"Juga dan ini yang menarik, biasanya kalau menjelang natal pertengahan bulan Desember gaji saya sudah masuk, dan langsung transfer 95 persen ke rekening istri untuk nanti diatur oleh beliau, sedang 5 persen untuk saya beli bensin.
Tapi kali ini tiap kali cek belum masuk juga, dan saya bilang mungkin gaji dosen bulan Desember sudah ikut seperti normalnya sekitar tiap tanggal 27 setiap bulannya baru masuk rekening.
Maka dengan tenang dan santai istri saya menunjuk ada tujuh pohon marungga di halaman rumah kita sambil berkata: "sampai tanggal 27 Desember nanti kita akan makan daun Marungga (daun Kelor) saja, pokoknya semua serba Marungga, pentolan bakso bersama marungga, supermi marungga, telor bale marungga, ikan asin marungga".
Bapak mama bayangkan betapa tersiksanya saya, maka tiap menit sejak tanggal 18 Desember saya cek di rekening apakah uang sudah masuk ternyata belum, dan ini buat stress.
Apalagi membayangkan daun marungga yang tertiup angin makin stress. Syukurlah akhirnya tanggal 23 Desember ketika saya cek kembali di ATM Bank NTT uangnya sudah masuk dan langsung lanjutkan ke rekening istri.
Tetapi bapak saudara-saudari dan adik adik sekalian, setiap kali pulang dari mana-mana masuk ke halaman rumah lihat pohon Marungga, beta jadi trauma dan perut mules", kata Dethan yang membuat seluruh hadirin gemuruh dengan derai tawa, "hahaha".
Hari ini kita belajar, bahwa Allah tidak hanya hadir dan menyertai tapi bertindak menyelamatkan.
Natal bukan hanya sebuah tradisi, tetapi sebuah akta iman bahwa walaupun masih banyak persoalan dan tantangan yag harus dihadapi, akan tetapi dalam Kristus kita memiliki harapan untuk terus berjuang untuk maju ke depan meraih sukses.
"Hanya dengan iman kita dapat merasakan penyertaan Allah, bahwa : Pertama, Allah hadir dan menyertai kita dalam segala kondisi menunjuk pada nama Imanuel.
Kedua, Allah bertindak menyelamatkan dalam segala kondisi menunjuk pada Yesus. Jadi dalam arti tertentu boleh lah dikatakan bahwa orang beriman jika hanya hadir saja dalam gereja itu baru sampai pada nama imanuel, tapi hadir dan bertindak, maka ia benar-benar bertemu Yesus.
Bagaimana kita dapat merasakan dan yakin bahwa Allah Imanuel senantiasa menyertai kita dan bertindak menyelamatkan dalam segala kondisi? Tetap beriman dan terus belajar dari Yusuf dan Maria, yang selalu tunduk, taat dan setia melakukan perintah Tuhan. Biarlah dalam segala kondisi yang kita hadapi, kita tetap tunduk, taat dan setia melakukan Firman Tuhan, supaya kita dapat merasakan kehadiran "Allah" dalam kehidupan kita.
Selamat Natal. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin", demikian Mesakh Dethan menutup khotbahnya. (*)
