Seemal Desai: Covid-19 Dapat Pemicu Peradangan
Dokter spesialis kulit dari American Academy of Dermatology, Dr. Seemal Desai menjelaskan, Covid-19 dapat memicu peradangan
Ruam membentuk pola kemerahan besar di kulit
Penelitian sementara menunjukkan, ruam kulit gejala Covid-19 berlangsung selama dua sampai 12 hari. Rata-rata penderita mengalami ruam selama delapan hari.
Ruam kulit pada penderita yang terinfeksi virus corona dapat muncul di kaki, dada, punggung, dan bagian tubuh lainnya.
Jika Anda mengalami tanda-tanda ruam yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter.
Kendati belum tentu positif Covid-19, tapi beberapa jenis ruam memerlukan perawatan medis.
Bagaimana Covid-19 bisa menyebabkan ruam kulit?
Dilansir dari CNN, banyak kasus infeksi virus yang dapat menyebabkan ruam di kulit penderitanya.
Peneliti dari NewYork-Presbyterian / Weill Cornell Medical College AS meneliti penderita Covid-19 berusia 40 sampai 80 tahun yang dirawat di sejumlah rumah sakit di New York pada medio Maret dan April 2020.
Ahli mengamati, beberapa penderita mengalami perubahan kondisi kulit karena pembuluh darahnya tersumbat.
Para ahli menyebutkan, ruam dan perubahan warna kulit menjadi petunjuk klinis terkait kemungkinan munculnya pembekuan darah di tubuh.
Seperti diketahui, sejak awal pandemi, para pakar telah mewanti-wanti bahwa infeksi virus corona dapat memicu pembekuan darah tak normal pada pasien.
Namun, hingga kini para ahli belum bisa memastikan kapan gejala ruam kulit pada penderita Covid-19 muncul, lantaran penelitian masih berjalan.
Peneliti King's College London, Inggris juga meneliti 336.000 orang yang dites Covid-19. Hasilnya, 8,8 persen orang yang dites positif terinfeksi virus corona mengalami ruam kulit sebagai gejala Covid-19.
Tim peneliti tersebut lantas membuat studi terpisah dan mengumpulkan informasi dari 12.000 penderita Covid-19 yang mengalami ruam kulit.
Hasilnya, 17 persen responden yang dites positif corona melaporkan ruam kulit sebagai gejala pertama Covid-19.