Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Kamis 24 Desember 2020: Langkah Kita
Kidung pujian Zakharia menjadi bahan permenungan terakhir jelang Natal. Dalam kidung pujiannya, Zakharia mengungkapkan penglihatan dan pengharapan
Renungan Harian Katolik, Kamis 24 Desember 2020: Langkah Kita (Lukas 1:67-79)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Kidung pujian Zakharia menjadi bahan permenungan terakhir jelang Natal. Dalam kidung pujiannya, Zakharia mengungkapkan penglihatan dan pengharapan tentang Yohanes, anaknya.
"Dan, engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera" (Luk 1:76-77.79).
Ada 4 (empat) hal penting yang dikemukakan Zakharia tentang anaknya. Keempat hal ini memberikan gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah kita sebagai murid Tuhan.
Pertama, Zakharia melihat Yohanes, anaknya itu, sebagai orang yang akan menyiapkan jalan bagi kedatangan Raja yang diurapi Allah. Seluruh hidup Yohanes terarah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus. Seluruh pengalaman hidupnya mengungkapkan secara nyata persiapan itu.
Pada waktu Sir Walter Scott masih muda, ia bercita-cita untuk menjadi tentara. Suatu kecelakaan mengakibatkan ia lumpuh dan cita-citanya buyar. Ia membaca buku-buku sejarah kuno dan pada akhirnya ia menjadi penulis novel terkenal dan menjadi dekat dengan Tuhan.
Kita pun bisa melihat diri dan hidup kita dalam bingkai persiapan yang mengarah kepada Kristus. Banyak di antara kita punya pengalaman unik. Apakah pengalaman itu menghantar kita lebih dekat dengan Tuhan?
Kedua, Zakharia mengungkapkan Yohanes akan memberikan pengertian akan Tuhan. Orang Yunani berpikir bahwa Allah tak dapat menderita. Allah berada di atas kegembiraan dan kesedihan manusia. Allah berada jauh di atas, sehingga manusia sulit untuk menjangkau Dia dan mendapatkan pertolongan dari-Nya. Orang Yahudi berpikir tentang Allah yang senantiasa menuntut dengan hukum dan aturan-Nya.
Yesus datang untuk memberitahukan bahwa Allah adalah kasih. Dengan berinkarnasi, Yesus membawakan pengertian bahwa Allah itu berbelas kasih. Dengan menjadi manusia, Yesus menyingkapkan rahasia Allah, bahwa Allah adalah kasih.
Yohanes menunjuk dan bersaksi bahwa Yesus ada di antara kita. Maka kita mesti membuka pengertian pada diri kita sendiri bahwa Allah yang kita imani ada di antara kita. Ia ada di tengah keluarga kita. Ia ada dalam setiap perjumpaan kita. Ia adalah Allah yang mengasihi. Bahkan Ia adalah kasih itu sendiri. Jadi, kasih harus memberi pengertian kita tentang Allah. Tanpa kasih, tak ada pengertian tentang Allah. Hidup tanpa kasih berarti hidup tanpa pengertian tentang Allah, bahkan hidup tanpa Allah.
Ketiga, Zakharia pun melihat Yohanes akan mewartakan tentang pengampunan yang dibawa oleh Yesus. Pengampunan dimaksud bukan sekadar pengurangan hukuman. Tidak ada satu pun yang dapat melepaskan kita dari akibat-akibat dosa kita. Kita tetap dilihat sebagai orang yang pernah berbuat dosa.
Kita sendiri pun terbayang-bayang oleh dosa yang kita buat. Waktu tak dapat diputar mundur. Tetapi keterasingan dari Allah diubah menjadi persahabatan dengan Allah. Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat. Allah yang ditakuti menjadi Allah yang begitu menyayangi.
Dengan begitu, tak ada alasan bagi kita untuk menjauh, lari dari Dia. Saat kita berdosa, kita justru mesti ingat akan kerahiman Allah dan bergegas kembali kepada-Nya. Saat kita kembali, Ia tidak ingat lagi akan kesalahan kita. Ia justru bergembira menerima kita lagi dalam pangkuan-Nya (bdk. Luk 15:11-32 : Perumpamaan tentang anak yang hilang).
Keempat, Zakharia bernubuat bahwa anaknya akan mengarahkan orang kepada jalan damai sejahtera. Ada perjalanan dalam jalan damai. Damai dalam bahasa Ibrani tidak hanya berarti bebas dari kesulitan. Damai berarti segala sesuatu yang membuat berbahagia.