Pengamat Politik, Mikael: Cabinet Reshuffle Adalah Tindakan Strategis Secara Politik Maupun Ekonomi
roda pemerintahan terganggu dan kredibiltas kabinet ini juga down. Itulah alasan mengapa reshuffle wajib dilakukan saat ini.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Di NTT sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi. Karena itu, menteri Yagut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multicultur dan punya kebinekaan.
"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU. Dimana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiya," bebernya
Sebagai Nusa Terindah Toleransi, menteri Yagut tentu bisa menimbah banyak nilai penting tentang toleransi di NTT untuk diwacanakan secara nasional.
Bagaimana kehidupan umat kristen dan muslim di Flores dan Adonara yang begitu rukun dan damai. Sebagai orang NU, dan ketua Ansor, menteri Yagut bisa menggunakan momentum 4 tahun ke depan untuk mengatasi masalah intoleransi yang kian kuat mencengkram persepsi masyarakat di jawa dan beberapa wilayah lainnya akibat kerasnya Pilpres 2019 dan keterbelahan sekak Pilkada DKI Jakarta.
Baca juga: Elly Sugigi Nikahi Brondong, Sang Anak Singgung Soal Settingan: Jangan Percaya Ya
Baca juga: Satgas Covid Imbau Ibadah Daring Bagi Anak, Pemkot Kupang Keluarkan SE Larang Pesta Akhir Tahun
Baca juga: Putra Kiai Ternama, Kekayaannya di Bawah Rp 1 Miliar! SOSOK Gus Yaqut yang Jadi Menteri Agama
"Saya berpikir, tugas itu sangat berat karena berkaitan dengan transfer pengetahuan dan perang wacana di media sosial," tambahnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Ray Rebon