Timor Leste
Meski Nyaris Kuasai Ekonomi Timor Leste Tak Disangka Kehidupan Orang China Justru Menyedihkan
Meski Nyaris Menguasai Ekonomi di Timor Leste Tak Disangka Kehidupan Orang China Sering Jadi Korban Diskriminasi
Banyak orang Tionghoa, mengalami Diskriminasi dalam hal sederhana, misalnya diberi harga lebih mahal dalam membeli sayuran di pasar dan penghinaan.
Menjadi korban pelemparan oleh pemuda yang merasa bosan di pinggiran jalan, hingga tindakan keras yang lebih jahat lagi.
Baca juga: Kisah Cinta Guru dan Murid, Gara-Gara Karnaval Guru SMA Ini Jatuh Hati Pada Sang Murid
Ironisnya, banyak yang mengira bahwa orang China di Timor Leste adalah orang-orang berduit kenyataannya tidak semua.
Stereotipe kuno tentang wirausaha, panjat tangga, pebisnis Cina berlaku.
Selama berabad-abad Timor Leste sebagai koloni Portugis, anak-anak Tionghoa-Timor dari pemilik bisnis imigran Tionghoa menjadi mayoritas populasi sekolah.
Karena keluarga Timor Leste tidak mampu membayar biaya yang dibebankan oleh pemerintah kolonial.
"Mereka berpikir, oh orang Tionghoa, kami hanya berbisnis, kami hanya pandai berbisnis, mereka punya uang, mereka bisa menyekolahkan anak mereka," kata Teresa Ku, 29 tahun kelahiran Tionghoa-Timor.
Kapal Perang China saat bersndar di pelabuhan Dili dan disambut meriah warga Timor Leste (Chinamil)
"Itu sebabnya ketika Anda bersekolah dulu, 95% kelasnya adalah orang Tionghoa-Timor, tetapi jika Anda pergi sekarang, Anda dapat menghitung satu atau mungkin dua siswa di kelas," katanya.
Tetapi keluarga Tionghoa-Timor dapat menelusuri garis keturunan mereka empat atau lima generasi atau lebih.
Banyak yang masih mengalami Diskriminasi dari orang Timor lainnya.
Mulai dari pembayaran berlebihan yang halus untuk sayuran di pasar yang lebih umum, terjadi pada orang asing.
Penghinaan yang dilemparkan dari pemuda yang bosan di pinggir jalan hingga tindakan kekerasan yang lebih jahat.
Teresa ingat seorang tetangga yang terpaksa merelokasi kios ikan barbekyu miliknya dari sudut pasar pinggir pantai yang populer.
Setelah sesama penjual menyerangnya dengan panah dan seorang lagi yang pindah secara permanen ke Australia setelah tangannya dipotong.