Kisah Regina Dengan Dua Anak Lumpuh: Hidup Ini Tidak Ada Harapan Lagi

Kisah Regina Deta Karere dengan dua anak lumpuh: hidup ini tidak ada harapan lagi

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Kisah Regina Dengan Dua Anak Lumpuh: Hidup Ini Tidak Ada Harapan Lagi
POS-KUPANG.COM/Petrus Piter
Dandim 1629 Sumba Barat Daya, Letkol Inf.Laode Mohamad Sabarudin bersama Kapolres Sumba Barat Daya, AKBP Joseph F.Mandagi menyerahkan bantuan Presedin RI, Joko Widodo sebesar Rp 25 juta kepada ibu Regina Deta Karere di Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, SBD, Kamis (17/12/2020)

Kisah Regina Deta Karere dengan dua anak lumpuh: hidup ini tidak ada harapan lagi

POS-KUPANG.COM - Pria bernama Dominggus Japa Loka (17) sempat mendapatkan kabar bahagia, setelah ada pihak yang bersedia membiayai pengobatannya. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain.

Remaja asal Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) itu meninggal dalam proses penanganan medis.

Dominggus meninggalkan ibunya, Regina Deta Karere (38). Sang ibu sudah hampir delapan tahun merawat Dominggus yang mengalami kelumpuhan.

Baca juga: Sambut HUT ke-14, Ini yang Dilakukan DPC Partai Hanura Kabupaten Mabar

Regina saat ini masih harus berjuang menjalani hidup bersama anak keduanya yang juga lumpuh, Ferdianus Bali Mema (10) di sebuah gubuk reyot.

Dominggus dipertemukan dengan pihak dermawan yang membiayai pengobatan hingga perjalanan Dominggus ke RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Remaja itu bertahun-tahun lumpuh akibat gizi buruk.

Baca juga: REI EXPO Gairahkan Ekonomi

Kerabat Regina, Lukas Loghe Kaka (27), mengatakan Dominggus meninggal setelah beberapa jam masuk rumah sakit, Kamis (10/12). "Kan masuknya sore. Malamnya sudah meninggal," kata Lukas, Senin (14/12/2020).

Menurutnya, dokter mendiagnosis Dominggus mengalami gizi buruk kronis. Selama ini remaja tersebut tak pernah mendapatkan pertolongan medis lantaran terkendala biaya. Setelah mengembuskan napas terakhir, jasad Dominggus disemayamkan di rumah pamannya dan dimakamkan di Rada Loko.

Saat ini, jenazah Dominggus disemayamkan di rumah pamannya. Sebab, rumah Dominggus tak bisa menampung para pelayat.

Berdasarkan kesepakatan keluarga, Dominggus akan dikuburkan di Kampung Rada Loko pada Kamis (17/12).

Kepergian Dominggus untuk selama-lamanya merupakan pukulan berat bagi Regina yang sudah lama ditinggal oleh sang suami. Bahkan Regina sempat merasa seperti tidak punya harapan lagi.

"Karena anak saya sudah meninggal begitu. (Saya) selalu ingat sama dia. Saya kepikiran setiap hari. Hidup ini tidak ada harapan lagi," kata Regina saat dihubungi via telepon, Senin (14/12).

Namun keberadaan adik Dominggus masih membuatnya tegar dan harus menjalani tugasnya sebagai ibu. Seperti Dominggus, sang adik yang bernama Ferdianus rupanya juga mengalami kelumpuhan pada usia 10 tahun, yakni tiga bulan yang lalu. Tak ada gejala yang dialami Ferdianus sebelum mengalami kelumpuhan.

Tiba-tiba Ferdianus tidak bisa berjalan. Namun tiga bulan lalu Ferdianus telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Selama ini, Dominggus beserta Regina dan Ferdianus tidur di sebuh gubuk reyot seluas 4x5 meter. Dindingnya hanya terbuat dari kayu dan bambu. Itu pun tidak menutup seluruh bagian. Tak ayal jika mereka selalu kedinginan saat tidur di malam hari.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved