Gelar FGD, Gregorius Antropologi Grup Perdalam Keterkaitan Empat Suku di TTU
peranan tersebut dikocar kacirkan oleh kolonial Belanda seperti yang dibacanya dalam buku yang ditulis oleh seorang
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
"Jadi pemerintah hanya memfasilitasi saja, sehingga kegiatan ini bisa menjalar, bisa tumbuh, dan besar. Pemerintah juga akan menyiapkan beberapa fasilitas yang bisa diakses untuk mendukung kegiatan-kegiatan kebudayaan," ungkapnya.
Ditempat yang sama, Komunitas Simpang Sembilan, Heribertus Anin mengungkapkan bahwa, pihaknya merespon positif terhadap kegiatan tersebut, karena sejalan dengan komunitasnya yang berfokus kepada riset.
"Kita terima sebagai wadah bersama-sama dengan semua orang untuk memproduksi ilmu pengetahuan yang diambil dari budaya lokal," ujarnya.
Dia berharap, kegiatan tersebut bisa dijadikan sebagai momentum untuk membuka relasi dan jaringan dengan lembaga yang riset lainnya, sehingga saling menopang dalam mengeksplorasi kekayaan budaya, dengan pendekatan masing-masing sehingga bisa memberikan bobot ilmiah.
Baca juga: 46 Kades di Matim Dapat Piagam Penghargaan dari Menteri Desa dan PDTT RI
Baca juga: JADI Juri Tamu di Indonesian Idol 2020, Titi Dj Komentari Judika, Disebut Dekil dan Bau Matahari
Baca juga: Peringatan Hari HAM Sedunia ke-72 Tahun 2020 di NTT, 1 Kabupaten dan 7 UPT Raih Penghargaan
Baca juga: Inilah Caranya Mencairkan BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Cek Penerima Hanya Cukup Masukkan NIK Anda
Kegiatan FGD tersebut dimeriahkan oleh penampilan musik dan tarian tradisional dari Sanggar Seni Fafinesu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)