Penanganan Covid

Umbu Pekuwali dan Istri Positif Corona Kluster Pilkada Pertama di NTT

Calon Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes cepat molekuler (TCM) di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu

Editor: Kanis Jehola
PK/oby lewanmeru
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, dr. Chrisnawan Try Haryantana dan Kabid P2P, Jonker Telnoni, S.KM memberi keterangan pers di Aula Dinas Kesehatan Sumba Timur, Sabtu (12/12/2020). 

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Calon Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, ST, MT terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes cepat molekuler (TCM) di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu.

Informasi yang diperoleh Pos Kupang di Posko Gugus Tugas Covid-19 Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali merupakan pasien ke-35 positif Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur.

Kemarin, di Sumba Timur terjadi penambahan empat kasus baru dan satu diantaranya adalah Umbu Lili Pekuwali yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati Sumba Timur.

Baca juga: John-John Menang di Sumba Barat

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Sumba Timur, dr. Chrisnawan Try Haryantana kepada wartawan di Aula Dinas Kesehatan Sumba Timur, Sabtu (12/12) membenarkan saat ini terjadi penambahan kasus Covid- 19 dan salah satunya adalah Umbu Lili Pekuwali.

"Yang bersangkutan adalah pasien ke-35 positif Covid-19 dan diperiksa pada Jumat (11/12/2020) malam dan terkonfirmasi positif. Pasien ini dilaporkan memiliki gejala batuk dan pneumonia, sehingga dilakukan pemeriksaan TCM dan terkonfirmasi positif," kata Chrisnawan yang didampingi Kabid P2P, Jonker Telnoni, SKM.

Baca juga: Dr. Pius Weraman, SKM, Mkes Ahli Epidemologi : Prioritas Pool Test

Chrisnawan menjelaskan, pasien 35 ini jika dilihat dari mobilisasi cukup aktif dan kemungkinan pernah kontak dengan orang tanpa gejala.

"Kondisinya pasien stabil dan kita berharap dengan pengobatan dan istirahat yang cukup sehingga memberikan stamina yang tetap stabil," ujarnya.

Selain itu lanjut Chrisnawan menjelaskan, selain Umbu Lili Pekuwali, istrinya juga terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan tes molekuler cepat (TCM).

Ternyata tidak hanya Umbu Lili Pekuwali dan istri yang terpapar Covid-19, tim kampanye dari pasangan calon (paslon) nomor dua, Umbu Lili Pekuwali -Yohanis Hiwa Wunu juga diketahui terpapar.

Menurut Chrisnawan, tim kampanye dari pasien ke 35 positif (Umbu Lili Pekuwali) yang positif Covid-19 merupakan pasien ke-37 positif Covid-19.

"Pasien ke-37 positif Covid-19 adalah salah satu tim dari pasien ke -35 positif Covid-19," kata Chrisnawan.

Dijelaskan, berdasarkan laporan dari RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, di Sumba Timur terjadi penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak empat kasus. Keempat kasus itu masing-masing disebut kasus positif 34,35,36 dan 37. Semuanya sudah menjalani perawatan di RS.

"Kasus positif 34 adalah pelaku perjalanan dari Surabaya dan tiba di Waingapu 2 Desember 2020 dan mengalami batuk dan sakit tenggorokan, kemudian di rapid test dan reaktif. Karena itu, pada tanggal 4 Desember 2020 diswab dan dikirim ke Kupang dengan sampel lainnya," jelas Chrisnawan.

Chrisnawan mengatakan, pasien 35, 36 dan 37 secara epidemiologi mempunyai keterikatan. Gugus Tugas melalui tim tracing akan menelusuri semua kontak erat menyusul adanya tambahan kasus positif Covid-19.

"Kita minta agar masyarakat harus waspada. Tolong jika ada pertemuan, pesta-pesta atau pun acara yang mengumpulkan orang banyak agar ditiadakan dulu," tambah Kabid P2P, Jonker Telnoni, SKM.

Dikatakan, kasus baru yang muncul ini sudah ada kaitannya dengan pilkada sehingga perlu diwaspadai agar penyebarannya bisa dicegah sejak dini.

"Kita minta orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 agar segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala seperti demam, batuk, sesak nafas," ujarnya.

Ketua KPU Sumba Timur, Oktavianus Landi, ST mengatakan, sejak awal proses dan tahapan pencalonan, semua kandidat yang maju pilkada Sumba Timur telah memeriksakan kesehatan, termasuk memeriksa swab secara real time Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD Prof WZ Johannes Kupang dan semuanya dinyatakan negatif.

"Bahkan, sampai tahapan kampanye, kita sudah minta tetap perhatikan protokol kesehatan. Memang setelah mulai kampanye, semua kandidat terapkan protokol kesehatan," kata Oktavianus.

Ditanyai soal ada calon bupati yang terkonfirmasi positif Covid-19 usai pilkada, Oktavianus mengakui belum mendapatkan informasi pasti.

79.241 KPPS Reaktif

Kluster Pilkada tidak hanya terjadi di NTT. Di daerah lain pun sudah terjadi kluster baru saat pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020 lalu.

Dari Tangerang Selatan (Tangsel) dilaporkan, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan Bambang Dwitoro meninggal dunia Sabtu (12/12) setelah dinyatakan positif Covid-19.

"Turut berduka cita atas wafatnya Bambang Dwitoro Ketua KPU Kota Tangerang Selatan," kata Komisioner KPU Tangerang Selatan Ade Wahyu Hidayat, Sabtu (12/12).

Sebelumnya diberitakan, Bambang Dwitoro dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit.

"Ya kita secara terbuka menyampaikan Ketua KPU Tangsel Bambang Dwitoro positif Covid-19," ujar Plh Ketua KPU Tangerang Selatan M Taufik saat dikonfirmasi, Jumat (11/12) malam.

Taufik mengatakan, Bambang dinyatakan positif Covid-19 setelah hasil uji swab yang dilakukan keluar pada Sabtu (5/12) lalu. Sejak dinyatakan positif Bambang menjalani isolasi di salah satu rumah sakit di wilayah Tangerang Selatan.

"Kami ketahui pada malam Sabtu ya, hasil swab terakhir. Kemudian, setelah itu sampai hari ini ketua menjalankan isolasi mandiri dan perawatan di rumah sakit sari," ujar dia.

Kendati demikian, sejak mengetahui hasil tes Covid-19 Bambang sampai saat ini pihak KPU Tangsel tidak langsung melakukan pelacakan kasus.

Menurut Taufik, KPU Tangsel baru akan melakukan uji swab kepada seluruh Komisioner hingga pegawai pada Selasa (15/12).

Selain itu, Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Gunungkidul menemukan satu orang petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Kapanewon (kecamatan) Gedangsari, terkonfirmasi positif saat bertugas.

"Jadi saat bekerja di TPS, petugas KPPS tersebut menerima informasi bahwa ia terkonfirmasi positif Covid-19," kata Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Gunungkidul Rosita saat dihubungi wartawan Jumat (11/12).

Rosita menjelaskan, anggota KPPS yang bertugas meneteskan tinta kepada pemilih ini sebelumnya dinyatakan reaktif rapid test. Petugas tersebut mendapat informasi dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada pukul 11.00 WIB.

"Begitu mendapat informasi tersebut, kegiatan pencoblosan di TPS sempat ditunda untuk penyemprotan disinfektan," ucap Rosita.

Adapun total pemilih di TPS tersebut mencapai 300 orang. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengakui ada satu petugas terkonfirmasi positif di Kapanewon Gedangsari. Sesuai SOP, lanjutnya, pasien terkonfirmasi positif langsung dijemput petugas. Selain itu, dinas kesehatan juga melakukan tracing kontak erat.

Data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapati adanya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang terpapar Covid-19 namun tetap bertugas pada saat pencoblosan Pilkada 2020.

Mereka yang terpapar virus corona, tersebar di ribuan tempat pemungutan suara (TPS). Namun, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah petugas yang terpapar Covid-19 namun tetap bertugas.

"Kemudian terdapat KPPS terpapar Covid-19 yang masih hadir di TPS. Nah ini terjadi di 1.172 (TPS)," kata anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin dalam Live Streaming Hasil Pengawasan Proses Pemungutan Suara di channel Youtube Bawaslu RI, Rabu (9/12).

"Tentu perlu dikonfirmasi lebih jauh situasi-situasi yang terjadi di lapangan, seberapa lama pasca-Covid-19 mereka tetap tugas dan lain-lain," imbuh dia.

Informasi yang diterima Bawaslu, sebut Afifuddin, diperoleh berdasarkan laporan yang masuk ke dalam Sistem Pengawasan Pemilu (Siwaslu). Data tersebut, tidak hanya dikumpulkan pada hari ini semata.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu dipastikan bagaimana kondisi terakhir petugas KPPS tersebut.

"Misalnya di salah satu daerah di Sulawesi Utara, itu posisi petugasnya memang masih positif. Lalu di tempat lain, karena data ini juga ditarik sebelum hari ini. Jadi kita harap kemudian situasinya tidak lebih buruk dari itu, artinya semua yang tadinya terpapar sudah sembuh," ujarnya.

Menurut dia, kejadian KPPS terpapar Covid-19 dan masih bertugas bisa dikarenakan sulitnya mendapatkan pengganti KPPS. Ia melihat, ada tantangan bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena soal penggantian KPPS tersebut hingga kini tidak diatur dalam KPU.

Adapun data yang diterima Bawaslu sementara berasal dari 100.995 TPS dari total sekitar 290.000 TPS di Indonesia hingga pukul 13.30 WIB.

Sebelumnya, KPU juga mencatat ada 79.241 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dinyatakan reaktif Covid-19. Dari angka tersebut tercatat ada 10.087 orang menjalani isolasi mandiri, 19.897 orang telah menjalani swab test.

Kemudian, 5.115 orang KPPS menjalani rapid test ulang, 4.824 orang KPPS sudah diganti dan 39.318 orang masih menunggu laporan lebih lanjut.

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, pemerintah harus terbuka apabila terjadi klaster baru Covid-19 usai Pilkada 2020.

Menurut dia, keterbukaan itu bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat bahwa Covid-19 tidak bisa dianggap remeh. Karena kenapa? Akhirnya menjadi pembelajaran bagi masyarakat kita, bahwa risiko itu nyata ada dan betul-betul apa semakin mendekat kepada kita.

Titi menuturkan, apabila nantinya memang ada pengumuman klaster Pilkada 2020, jangan dianggap sebagai rongrongan atas dilaksanakannya pilkada. Tetapi yang diperlukan adalah melakukan antisipasi agar risiko penularan Covid-19 tidak terjadi.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, tingkat kepatuhan penyelenggara Pilkada 2020 terhadap protokol kesehatan Covid-19 relatif rendah.

Wiku menyebut, masih adaTPS yang tak menyediakan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di TPS. Bahkan, tingkat kepatuhan penyelenggara dalam menyediakan fasilitas penunjang seperti tempat cuci tangan, disinfektan, hingga petugas pengawas penerapan protokol kesehatan masih di bawah 50 persen. (yel/kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved