FPI Disebut Begini, Fadli Zon Langsung Berkicau Ungkap Fakta Baru, Singgung Tokoh Ini, Siapa?
FPI Disebut Begini, Fadli Zon Langsung Berkicau Ungkap Fakta Baru, Singgung Tokoh Ini, Siapa?
POS-KUPANG.COM - FPI Disebut Begini, Fadli Zon Langsung Berkicau Ungkap Fakta Baru, Singgung Tokoh Ini, Siapa?
Perlakuan pemerintah terhadap Front Pembela Islam dinilai diskriminatif.
Hal ini diungkapkan oleh politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.
Baca juga: 4 Fakta Mencengangkan Usaha Mertua Gibran Rakabuming Raka, Anak Jokowi yang Menang Pilkada Solo
Baca juga: Gading Marten Diam-diam Tak Relah Mantan Istrinya Nikah dengan Wijin, Tanggapan Gisel?
Baca juga: Klik KPU.GO.ID Dapatkan Hasil Suara Sah Pilkada 2020, Solo, Medan, Bengkulu, Kalsel Hingga Sumbar
Ia menyebutkan bahwa FPI mendukung Pancasila dan NKRI, bukanlah organisasi teroris.
"FPI itu bukan organisasi teroris, dan Habib Rizieq Shihab juga bukan gembong teroris."
"Habib Rizieq adalah ulama terkemuka, terhormat dan selalu mendukung Pancasila dan NKRI," ungkap Fadli Zon melalui cuitan Twitter, Kamis (10/12/2020).
Fadli Zon menyebut, FPI adalah organisasi kemanusiaan dan dakwah yang seharusnya dijadikan mitra oleh pemerintah.
"Bukannya justru dikejar-kejar dan anggotanya diperlakukan seperti teroris."
"Pemerintah telah berlaku diskriminatif terhadap ormas FPI yang dianggap masyarakat justru banyak membantu mereka di garda depan dalam penanggulangan bencana kemanusiaan, bencana alam dan dakwah," ungkapnya.
Fadli Zon juga mengomentari tentang bentrok polisi dengan FPI di Karawang yang menyebabkan enam orang tewas.
"Saya meyakini bahwa para pendukung Habib Rizieq Shihab tidak dibekali senjata."
"Sehingga, aksi penembakan terhadap 6 orang warga sipil anggota FPI hingga tewas dengan alasan mereka membahayakan nyawa aparat sama sekali sukar diterima," katanya.
Fadli Zon menilai polisi telah melakukan tindakan abuse of power.
"Kapolda Metro Jaya harus dimintai pertanggungjawabannya."
"Kasus yang terjadi di Karawang kemarin harus menjadi concern semua orang. Ini bukan lagi soal FPI dan Habib Rizieq, tapi sudah menjadi pelanggaran serius terhadap warga sipil dan kemanusiaan."
Fadli Zon menilai jika tak direspons secara tepat dan proporsional, pemerintah dapat dianggap sedang menjalankan kebijakan Islamofobia dan memupuk otorianisme baru.
Baca juga: 4 Fakta Mencengangkan Usaha Mertua Gibran Rakabuming Raka, Anak Jokowi yang Menang Pilkada Solo
Baca juga: Gading Marten Diam-diam Tak Relah Mantan Istrinya Nikah dengan Wijin, Tanggapan Gisel?
Baca juga: Kabar Dwi Ariyanti Cerai dengan Aldi Bragi, Jonathan Frizzy Angkat Bicara, Ini Faktanya
"Semakin jauh kita dari demokrasi dan kini pelanggaran HAM dianggap angin lalu," ungkapnya.
Minta Jokowi Bentuk TGPF
Fadli Zon juga menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu membuat tim gabungan pencari fakta (TGPF) terkait kasus bentrok aparat kepolisian dengan simpatisan Front Pembela Islam (FPI), Senin (7/12/2020) lalu.
Fadli Zon menyebut penembakan yang menewaskan enam warga sipil anggota FPI menjadi penanda buruknya penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
"Tanpa proses yudisial, dengan berbagai dalih lemah yang terus berubah dan tak sinkron satu sama lain, aparat penegak hukum telah menghilangkan enam nyawa anak-anak muda," ungkap Fadli Zon.
Fadli Zon menyebut, dari enam orang korban, diketahui hanya satu orang yang berusia di atas 30 tahun.
Sementara sisanya berusia di bawah 25 tahun.
"Mereka masih sangat belia, calon generasi penerus bangsa ini," ungkapnya.
Merespons peristiwa tersebut, Fadli Zon menyebut Presiden Jokowi harus segera membentuk tim gabungan pencari fakta.
"Terdiri dari berbagai elemen bangsa seperti Komnas HAM, aktivis HAM, perwakilan ulama, akademisi, wartawan dan pihak-pihak lain," ungkapnya.
Insiden semacam itu, kata Fadli Zon, harus direspons segera oleh pemerintah.
"Karena jika dibiarkan bisa mengeskalasi kemarahan publik. Kebrutalan yang dipertontonkan dgn membunuh enam anggota FPI telah menciptakan ketidakpercayaan publik pada keadilan hukum," ujarnya.
Sebelumnya diketahui, pihak kepolisian dan FPI memiliki versi kronologi yang berbeda mengenai kejadian bentrokan tersebut.
Sejumlah pihak menyerukan investigasi mendalam mengenai kasus ini.
* Jawaban FPI saat Keberadaan Rizieq Shihab Dipertanyakan Komisi III DPR, Kata 'Pembantaian' Dikoreksi
Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat umum dengan keluarga enam laskar FPI yang menjadi korban dalam insiden Tol Jakarta-Cikampek.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, menanyakan keberadaan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab.
Awalnya, Sahroni menyampaikan ucapan berduka cita terhadap keluarga korban yang bersedih atas kehilangan anggota keluarganya.
"Tapi karena ini adalah negara hukum maka kita ikuti proses hukum yang dilakukan kepolisian,” ujar Sahroni dalam rapat di ruang Komisi III, Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Setelah itu, Sahroni menanyakan dua hal terkait informasi yang menyebutkan ada empat orang pengikut Rizieq Shihab melarikan diri dan terkait keberadaan Imam Besar FPI saat ini.
"Kemana kah Muhamad Rizieq Shihab berada?” tanya Sahroni.
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab Wasekum FPI sekaligus kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar.
Aziz menyebut, hanya ada enam orang yang menjadi korban terkait insiden itu.
Namun, Aziz tidak menjawab pertanyaan terkait keberadaan Rizieq Shihab.
"Menurut saya, menurut info, hanya enam orang yang syahid dan memang enam orang dalam satu mobil, kalau dalam informasi dalam satu mobil ada 10 orang, tidak benar, itu saja," ujar Aziz.
Kemudian, Sahroni juga mengkoreksi penggunaan kata pembantaian yang digunakan keluarga korban, karena hingga saat ini, polisi belum menyampaikan secara lugas tentang kejadian di jalan tol.
“Saya ingin mengoreksi terkait bahasa pembantaian yang tadi keluarga korban sampaikan, karena sampai hari ini, sampai detik ini, Polisi belum menyampaikan secara lugas tentang kejadian di jalan tol,” ucap politikus NasDem itu.
Karena itu, Sahroni menegaskan Komisi III DPR yang bermitra dengan Kepolisian akan terus menyampaikan aspirasi dari keluarga korban untuk mencari keadilan.
"Kita tidak mau negara ini porak poranda, pecah belah atas informasi yang belum tepat untuk disampaikan. kita memahami kesedihan, kepedihan yang bapak ibu rasakan, tapi minimal kita dalam konteks Komisi III akan menerima keluhan bapak ibu untuk mencari keadilan," ujarnya.
"Kami akan terima dengan sangat luas dan kita akan sampaikan itu nanti setelah polisi menyampaikan transparansi tentang kasus yang ada," sambung Sahroni.
Kronologi kejadian
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, menjelaskan kronologi penyerangan kepada polisi yang dilakukan sepuluh orang yang diidentifikasi sebagai pengikut Habib Rizieq Shihab (MRS).
"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta - Cikampek KM 50 telah terjadi penyerangan kepada anggota polri yang melaksanakan tugas lidik terkait pemeriksa MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB," ujar Fadil, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).
Dia menjelaskan bahwa polisi yang diserang tengah melakukan penyelidikan terkait adanya informasi pengerahan massa akibat adanya agenda pemeriksaan kepada Muhammad Rizieq Shihab (MRS) yang dijadwalkan berlangsung hari ini, Senin (7/12/2020) pukul 10.00 WIB.
"Berawal dari informasi bahwa akan terjadi pengerahan massa pada saat MRS diperiksa di Polda Metro Jaya dari berbagi sumber. Termasuk rekan-rekan media mendapat berita akan ada pengerahan kelompok massa," kata dia.
Setelahnya, Fadil menceritakan bahwa satu unit polisi yang beranggotakan enam orang dari Polda Metro Jaya melakukan lidik.
Saat itu, anggota kepolisian disebut mengikuti kendaraan yang diduga pengikut Habib Rizieq.
Namun ternyata kendaraan polisi justru dipepet dan diserang.
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS (Muhammad Rizieq Shihab), kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," jelasnya.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas terukur. Sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang itu meninggal dunia 6 orang," tandasnya.
Lebih lanjut, Fadil mengatakan empat diantara penyerang polisi itu diketahui melarikan diri.
"Empat orang lainnya melarikan diri," katanya.
Sementara itu, DPP FPI , membenarkan adanya insiden bentrok antara anggota Polri dengan 10 Laskar Pengawal Imam Besar Habib Rizieq Shihab (IB HRS) di Tol Jakarta-Cikampek Km 50 Senin (7/12/2020) dini hari.
Berbeda dari keterangan polisi yang menyebut diserang Laskar Pengawal IB HRS, FPI justru menyebut rombongannya adalah pihak yang diserang.
Atas insiden bentrok tersebut, FPI mengklaim enam orang Laskar Pengawal Imam Besar Habib Rizieq Shihab diculik.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI Ahmad Shabri Lubis dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
"Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB," ucap dia.
Shabri Lubis mengatakan, insiden bentrok itu terjadi di pintu Tol Karawang Timur.
Kejadian berawal saat rombongan Rizieq Shihab sedang dalam perjalanan menuju ke tempat acara pengajian subuh keluarga sambil memulihkan kondisi.
Acara subuh keluarga tersebut merupakan acara internal.
"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman OTK (Orang tak dikenal) yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB," ucap dia.
Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut, kata Shabri, menghadang dan mengeluarkan tembakan kepada Laskar Pengawal keluarga Rizieq Shihab.
"Hingga saat ini para penghadang berhasil melakukan penembakan dan 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi," kata dia.
* Terjawab, Munarman beber ke Refly Harun mengapa Habib Rizieq Shihab diincar, akan dicovidkan, ada agenda.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengulas apa yang terjadi terhadap Imam Besar Front Pembela Islam ( FPI).
Terbaru, Refly Harun mendengar kesaksian dari Sekretaris FPI, Munarman, terkait apa yang terjadi terhadap Rizieq Shihab.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya sudah enetapkan Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka pelanggar protokol kesehatan.
Sekretaris organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengungkapkan dugaan ada pihak-pihak tertentu yang berupaya membungkam Habib Rizieq Shihab.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, diunggah Rabu (9/12/2020).
Mulanya Munarman mengungkap kekhawatiran Habib Rizieq akan sengaja diisukan terkena Covid-19.
Seperti diketahui, sampai saat ini Rizieq tidak pernah mempublikasikan hasil tes swab-nya.
"Ada kekhawatiran juga kalau dia kemudian di-covid-kan? Lebih jauh dari itu, 'kan yang namanya suntikan atau apa bisa saja," singgung Refly Harun.
Munarman menilai ada agenda yang lebih jauh daripada itu.
Ia menilai ada upaya menjatuhkan Pemimpin FPI tersebut.
"Itu dari aspek medis, ya. Dari aspek politik itu target supaya Habib Rizieq ini tidak ngomong," ungkap Munarman.
"Ini 'kan sebetulnya operasi 'pembungkaman', yang mau saya katakan. Operasi pembungkaman terhadap Habib Rizieq," jelasnya.
Munarman juga menilai upaya-upaya terhadap Habib Rizieq itu tidak ada kaitannya dengan Pilkada Serentak 2020.
"Ini bukan soal pilkada," komentar Munarman.
"Biar tidak ada sentimen?" tanya Refly.
Munarman menyebutkan upaya pembungkaman itu datang dari pihak-pihak yang tidak dapat menerima kritik.
Meskipun begitu, ia tidak menyampaikan jelas siapa yang dimaksud.
"Sepertinya ada orang-orang kuping tipis yang kalau dia mendengar itu merasa blingsatan," ungkit Sekretaris FPI ini.
"Dunia mau kiamat, padahal itu cuma kritik saja," sindir Munarman.
Menurut Munarman, Habib Rizieq tetap berhak menyalurkan aspirasi berupa kritikan.
Ia menegaskan tidak ada aturan yang dapat melarang hal tersebut.
"'Kan sudah dijelaskan oleh Habib Rizieq, kritik itu bukan memberontak. Kritik itu ya sah," tegas Munarman.
"Tapi ada orang waras yang bisa terima kritik," singgung Refly.
Munarman membenarkan hal tersebut.
"Iya, orang yang tidak khawatir kehilangan jabatan, orang yang tidak khawatir bahwa dia salah," jelasnya.
Haikal Hassan Akui Banyak Drama Terkait Rizieq Shihab
Juru Bicara Habib Rizieq Shihab, Ustaz Haikal Hassan, menanggapi tuduhan yang disampaikan kepada Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (3/12/2020).
Diketahui sebelumnya Polda Metro Jaya menyampaikan surat pemanggilan ulang untuk memeriksa Rizieq Shihab.
Namun saat menyampaikan surat di kediaman Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat, sejumlah laskar FPI menghalang-halangi petugas.
"Informasi yang kami dapat dan ditangkap kamera, (polisi) sempat dihalangi oleh laskar FPI di Petamburan. Sempat juga ada teriakan-teriakan pengusiran," singgung presenter Najwa Shihab.
"Kenapa seperti seolah-olah selalu ada drama kalau menyangkut Habib Rizieq Shihab?" tanya dia.
Baca juga: INFO BMKG Prakiraan Cuaca Jumat 11 Desember 2020, Yogyakarta, Bandung dan Semarang Hujan Ringan
Haikal justru membenarkan jika ada banyak drama terjadi dalam perkara yang menyangkut Habib Rizieq.
"Terjadi drama, betul, saya amat setuju dengan apa yang disampaikan Mbak Nana, drama," kata pria yang akrab disapa Babe Haikal ini.
Ia menilai justru pihak polisi yang pertama kali menimbulkan drama tersebut.
Hal itu ia simpulkan saat melihat sepasukan personel datang untuk menyerahkan surat pemanggilan.
"Siapa yang memulai drama, tentu yang datang berbondong-bondong," tegas Babe Haikal.
"Kalau ini cuma masalah selembar surat, saya juga pernah mendapatkan surat seperti itu," lanjutnya.
Menurut Haikal, jika hanya urusan menyerahkan surat maka tidak perlu sebanyak itu personel yang datang.
Ia bahkan menilai jumlah personel yang datang berlebihan.
Tidak hanya itu, Haikal juga menilai wajar jika masyarakat bereaksi terhadap kedatangan para petugas ke rumah Habib Rizieq.
"Datanglah persuasif, cukup satu orang. Ketuk pintu, baik-baik, ngobrol, terima suratnya," komentarnya.
"Ini dengan satu pasukan, sehingga respons masyarakat juga berlebihan, respons masyarakat langsung kaget, sehingga terjadi kegaduhan dan drama seperti itu," lanjut Babe Haikal.
"Itu sampai satu pasukan dengan senapan laras panjang seperti mau perang, kalau cuma mau ngasih surat cukup satu orang," tambahnya.
Haikal justru menyindir sikap aparat keamanan terkesan tidak menghormati.
"Sehingga duduk diterima, ngobrol, minum kopi, apa kita kehilangan budaya seperti ini sekarang?" ungkit Babe Haikal. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul Kepada Refly Harun, Sekum FPI Munarman Ungkap Dugaan Upaya Membungkam Habib Rizieq Shihab, https://wow.tribunnews.com/2020/12/11/kepada-refly-harun-sekum-fpi-munarman-ungkap-dugaan-upaya-membungkam-habib-rizieq-shihab?page=all
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/11/fadli-zon-sebut-fpi-mendukung-pancasila-dan-nkri-habib-rizieq-shihab-juga-bukan-gembong-teroris?page=all&_ga=2.42614437.1439585337.1606890652-857069526.1598522647
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/presiden-jokowi-dan-fadli-zon.jpg)