Begini Penjelasan Dr Ahmad Atang Terkait Calon Incumbent Dalam Pilkada NTT
walaupun data yang masuk masih bersifat tentatif, namun kecenderungan tersebut memberikan gambaran akan nasib incumbent ke depan.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Begini Penjelasan Dr Ahmad Atang Terkait Calon Incumbent Dalam Pilkada NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG--"Mencermati hasil perhitungan suara cepat yang dilakukan oleh lembaga survey memperlihatkan fenomena gagalnya calon incumbent mempertahankan kekuasaannya,"
Hal ini disebut Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (10/12).
Dikatakan Ahmad, walaupun data yang masuk masih bersifat tentatif, namun kecenderungan tersebut memberikan gambaran akan nasib incumbent ke depan.
"Saat ini terjadi saling klaim antar paslon. Namun suatu hal yang pasti bahwa kemenangan dan kekalahan secara legal konstitusi ada pada perhitungan KPU sebagai penyelenggara,"jelasnya
Terlepas dari itu, menurut Ahmad, sebagian incumbent sudah dapat dipastikan gagal melanjutkan kekuasaan sebagaimana terjadi di Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Sabu Raijua dan Sumba Timur.
Kegagalan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, calon incumbent cenderung mengeksploitasi keberhasilan sebagai isu utama pilkada sementara rakyat tahu apa yang terjadi selama menjabat.
Selain itu, Kata Ahmad, calon penantang lebih mengeksploitasi isu-isu kelemahan incumbent selama menjabat melalui media sosial.
Faktor lain yang ikut memberikan sumbangan terhadap kegagalan incumbent yang tidak disadari adalah adanya kejenuhan publik terhadap calon incumbent yang mulai berkuasa sejak menjadi wakil hingga bupati, sehingga publik menginginkan perlu ada figur lain yang memberikan atmosfir politik baru di daerahnya.
Proses perhitungan suara sedang berlangsung sesuai tahapan pilkada yang ditetapkan oleh penyelenggara, maka apapun hasilnya tetap dihormati.
"Jika ada Paslon yang tidak puas terhadap hasil pilkada, maka dapat diajukan melalui jalur hukum, yakni mahkamah konstitusi," ujarnya
Baca juga: Bupati Lembata Pantau Distribusi Logistik Kepada Pengungsi Ile Lewotolok di Rumah Warga
Baca juga: Ketua DPW NasDem Kepulauan Riau Bantu Korban Erupsi Ile Lewotolok
Baca juga: Kasat Lantas Polres Kupang Kota Ingatkan Para Pengguna Knalpot Racing
"Jangan sampai terjadi anarkisme sebagai bentuk perlawanan politik. Jika itu yang terjadi maka budaya politik lokal kita belum dewasa. Hargai suara rakyat sebagai pemilih bukan sebagai suporter politik," tambahnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)