Dukung Wisata Super Premium, BOPLBF Dorong Digitalisasi Desa Wisata di Pulau Flores
Dukung wisata super premium, BOPLBF dorong digitalisasi Desa Wisata di Pulau Flores
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Dukung wisata super premium, BOPLBF dorong digitalisasi Desa Wisata di Pulau Flores
POS-KUPANG.COM | MBAY - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores ( BOPLBF) kembali melanjutkan geliat pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo-Flores berbasis digital melalui kegiatan fasilitasi penguatan digitalisasi destinasi wisata di Mbay, Kabupaten Nagekeo.
Kegiatan digelar sejak Rabu (2/12/2020) hingga Kamis (3/12/2020) dengan slogan "Desa Wisata Go Digital".
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Divisi Komunikasi Publik (Kadiv Komblik) BOPLBF, Sisilia Jemana dan tim, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Andreas Ndona, perwakilan masing-masing Dinas Pariwisata 3 Kabupaten Ngada, Nagekeo dan Ende.
Baca juga: Pengadaan Lahan Pemakaman Umum Oebaki Telan Anggaran Rp 451.674.000
Narasumber lokal yang sekaligus merupakan pelaku wisata (digital) Sun Rice Homestay di Desa Bangka Kenda, Ruteng, Yeremias Jefrisan Aquino dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus Strategic Planner di Anagata Creatif Consultant; Arumi Martikasari.
Hadir juga rekan-rekan media, dan perwakilan dari 12 Desa Wisata di 3 kabupaten Ngada, Nagekeo dan Ende.
Baca juga: Pemerintah Kota Kupang Siapkan 30 Base untuk Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di Eks Panti Nokmanekan
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, dalam sambutan virtualnya mengungkapkan, dimasa normal baru ini kebangkitan pariwisata sangat baik jika dimulai dengan aktivasi sosial media atau platform digital sebagai media informasi bagi desa-desa wisata.
"Hari ini kita bersama melakukan upaya percepatan termasuk meningkatkan kualitas promosi lewat konten digital dari potensi wisata yang sudah dimiliki. Kegiatan ini dimaksudkan agar kita seirama menjemput era digital 4.0. Kita akan dorong desa wisata ini untuk mendayagunakan platform digital seperti facebook fanpage, instagram, maupun youtube dan mulai pengembangan narasi wisata yang dimiliki oleh masing-masing desa," jelas Shana.
Shana juga berharap, Desa dapat mengoptimalkan platform digital yang ada untuk kegiatan promosi desanya.
"Harapannya, tiap destinasi wisata bisa mengoptimalkan platform digital agar berdikari dalam "menjual" potensi wisata yang dimiliki. Media sosial dapat dijadikan panduan informasi bagi para wisatawan yang hendak berkunjung," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo, Andreas Ndona, saat membuka kegiatan mengungkapkan, Pariwisata yang maju harus dimulai dari desa dan masyarakat itu sendiri.
"Kehadiran teman-teman perwakilan desa wisata adalah sebuah bentuk komitmen. Digitalisasi adalah sebuah perubahan maju yang tidak bisa dihindari, pilihannya adalah tertinggal atau ikut bergerak seiring arus kemajuan. Memanfaatkan digitalisasi adalah peluang sehingga desa kita bisa dikenal dunia," ujar Andreas.
Andreas juga menambahkan, masyarakat harus dengan tau dan mau membangun desanya sendiri. Menurutnya, kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar kita saling berbagi dan mendukung untuk kemajuan bersama.
"Kita tidak bisa berdiri sendiri, simpul- simpul ini harus dihubungkan lewat promosi yang kuat memanfaatkan platform digital tadi," ujar Andreas.
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Publik (Kadiv Komblik) BOPLBF, Sisilia Jemana, mengungkapkan, pemanfaatan teknologi digital sebagai saluran informasi pariwisata saat ini menjadi sangat penting. Desa, menurutnya harus mengambil peluang dari berkembangnya teknologi informasi digital saat ini.