Public Service Pos Kupang

Bantu Kami Peternak Babi

Kami masyarakat peternak babi di Kabupaten Belu sudah kehilangan banyak babi akibat diserang penyakit ASF

Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
KADIS---Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Belu, Nikolaus Umbu Birri saat sosialisasi pencegahan ASF di Desa Silawan beberapa waktu lalu. 

POS-KUPANG.COM - Kami masyarakat peternak babi di Kabupaten Belu sudah kehilangan banyak babi akibat diserang penyakit ASF. Kami juga mengalami kerugian besar akibat penyakit ini.

Meski ini adalah tantangan bagi petani yang sering kami alami, kami masih tetap semangat untuk pelihara babi. Tapi sekarang kami tidak punya modal lagi untuk beli babi. Apalagi dengan Covid-19 ini nasib kami masyarakat tambah susah.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia : Cahaya Pita Merah di Tanah Sikka

Mudah-mudahan pemerintah serius memperhatikan nasib kami para peternak babi. Kiranya kami diberi bantuan modal untuk kami bisa jalani usaha ternak babi. Kami juga mau tanya apa penyakit ASF ini sudah tidak ada lagi atau masih ada.
Terimakasih

Apolonia
Warga Belu

Tanggapan

Belum Ada Bantuan untuk Peternak Babi

Sampai saat ini belum ada informasi baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi tentang bantuan pemulihan ekonomi bagi peternak babi.

Di APBD Belu 2021 belum bisa dianggarkan untuk pemulihan ekonomi karena anggaran terbatas dan lebih banyak difokuskan pada penanganan Covid-19. Dalam APBD hanya dianggarkan untuk program kegiatan pencegahan penyakit.

Baca juga: Suasana Saat Masyarakat Desa Golo Nderu yang Demo Berdialog Dengan Pemda Manggarai Timur

Kita memahami keluhan dan ungkapan hati dari peternak babi di Kabupaten Belu karena mereka mengalami kerugian besar.

Sesuai data dinas, jumlah ternak babi yang mati akibat terserang penyakit ASF sebanyak 6.619 ekor dengan jumlah pemilik ternak sebanyak 1.772 kepala keluarga.

Total kerugian yang dialami peternak babi mencapai Rp 33 M lebih dengan perhitungan rata-rata, satu ekor babi dijual dengan harga Rp 5 juta.

Bayangkan kalau satu keluarga punya dua ekor babi yang mati. Kita kalikan sudah berapa kerugian yang dia alami. Kami sudah mendata jumlah ternak babi yang mati dan para pemilik ternak. Data tersebut sudah dikirim ke pemerintah pusat melalui Dinas Peternakan Provinsi NTT.

Pemerintah Kabupaten Belu mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk pemulihan ekonomi bagi peternak lewat bantuan, baik dalam bentuk ternak babi maupun sisipan atau ternak jenis lainnya.

Sampai saat ini belum ada informasi baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi tentang bantuan pemulihan ekonomi bagi peternak babi.

Untuk mencegah penyakit ASF ini, Dinas Peternakan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menerapkan biosecurity atau usaha untuk menjaga suatu daerah agar tidak masuk penyakit ASF dan menjaga ternak babi agar tidak tertular penyakit ASF.

Selain itu, Petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Belu yang dinamakan Unit Reaksi Cepat (URC) terus melakukan vaksinasi dan penyemprotan desinfektan. Tahun 2020, dana APBD II ditargetkan 20 ribu vaksin untuk seluruh ternak termasuk ternak babi. Sedangkan bantuan dari provinsi 1.500 vaksin.

Upaya pencegahan ASF ini membutuhkan kesadaran bersama sehingga pola Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sangat penting.

Pencegahan dengan pola KIE sangat efektif selama ini dalam memutus mata rantai penyebaran ASF di Kabupaten Belu. Pasalnya belum ada vaksin untuk mengobati penyakit ASF. (jen)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Belu
Nikolaus Umbu Birri

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved