Berita Sumba Timur
Penjual Kain Sumba Timur Keluhkan Minimnya Pembeli
Kalau dulu itu, banyak sekali pembeli, terutama para wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk wisatawan dalam negeri itu
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/WAINGAPU - Penjual kain tenun ikat Sumba Timur mengeluhkan minimnya pembeli. Kondisi ini sudah dialami mereka sejak adanya Pandemi Covid-19.
Marthinus Tangatiol salah satu penjual kain Sumba Timur di Matawai yang ditemui Minggu (29/11/2020) mengatakan, sampai saat ini pembeli kain sangat minim atau sedikit, bahkan dalam sehari tidak ada pembeli.
"Memang pembeli kain sekarang susah , beda kalau dulu sebelum ada Corona. Sekarang saja dalam satu Minggu mungkin hanya satu pembeli," kata Tangatiol.
Dijelaskan, setiap hari memang ada yang mampir ke tempat usahanya, tapi kebanyakan hanya sebatas melihat- lihat. "Setiap hari ada yang datang lihat dan tanya harga, tetapi setelah itu tidak beli. Hanya satu atau dua orang datang langsung beli," katanya.
Tangatiol yang merupakan warga Mauliru, Kecamatan Kambera ini mengatakan, ketika sebelum adanya Corona, hasil jualan kain tenun ikat per hari bisa meraup rata-rata Rp 500.000 hingga Rp 2 juta, namun saat ini sudah sulit.
"Kalau dulu itu, banyak sekali pembeli, terutama para wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk wisatawan dalam negeri itu biasanya para tamu dari luar NTT yang datang bertugas di Sumba Timur pasti beli kain sebelum pulang," ujarnya.
Untuk diketahui, kain yang dijual oleh Marthinus Tangatiol ini dengan harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan
Harga jual tergantung ukuran dan motif.
Baca juga: Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Mantan SAHLI Jenderal Andika Perkasa, Purna Tugas Ini Biodatanya
