Ilmuan China Membalikan Fakta, Tuduh Virus Corona berasal dari India, Imuwan Dunia Dibikin Geram

China tak pernah berhenti bikin heboh dunia. Meskipun ilmuan asal China yang membelot ke Amerika Serikat  sudah mengungkap fakta mengenai asal muasal

Editor: Alfred Dama
(YouTube WGBH News)
Ilmuan akhirnya mengungkap alasan pengembangan vaksin untuk virus corona sangat lambat, WHO: perlu waktu 18 bulan. 

Dengan meneliti kembali mutasi ini, mereka menyimpulkan bahwa virus berasal dari salah satu dari sembilan negara yang tercantum di atas.

Dari jumlah tersebut, para ilmuwan menyimpulkan India atau Bangladesh adalah kemungkinan terbesar.

Kesimpulan tersebut berdasarkan kedekatan geografis kedua negara dengan China, tempat virus pertama kali terdeteksi.

Laporan tersebut menunjukkan gelombang panas pada awal musim panas 2019, yang dapat meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan, mungkin berada di balik virus baru tersebut.

Mereka mengatakan: “Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua menghantam India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini.

“Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia-hewan liar.

"Kami berspekulasi bahwa penularan SARS-CoV-2 (dari hewan ke manusia) mungkin terkait dengan gelombang panas yang tidak biasa ini."

Laporan tersebut selanjutnya menunjukkan Covid-19 dapat menyebar ke beberapa negara sebelum pertama kali terdeteksi di China.

Penulisnya menyimpulkan: "Dalam hal ini, pandemi Covid-19 tidak dapat dihindari dan epidemi Wuhan hanyalah sebagian darinya."

Namun klaim baru tersebut telah ditolak oleh sejumlah ilmuwan terkemuka.

Berbicara kepada Mail Online, David Robertson, seorang ahli Universitas Glasgow, berkata: “Pendekatan penulis untuk mengidentifikasi urutan virus yang “paling sedikit bermutasi” adalah ... bias secara inheren.

“Para penulis juga mengabaikan data epidemiologi ekstensif yang tersedia yang menunjukkan kemunculan yang jelas di China dan bahwa virus menyebar dari sana.

“Makalah ini tidak menambahkan apa pun pada pemahaman kami tentang SARS-CoV-2.”

Pandangan ini didukung oleh Marc Suchard, ahli silsilah di University of California.

Pada South China Morning Post, Marc menyatakan: "Memilih urutan virus yang tampaknya memiliki perbedaan paling sedikit dengan yang lain tampaknya tidak akan menunjukkan asalnya."

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved