Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Sabtu 28 November 2020: Berjaga dan Berdoa

Berjaga-jaga dan berdoa adalah inti dari nasihat Yesus kepada para murid-Nya dalam perikope hari ini. Mengapa?

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Oleh Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Berjaga-jaga dan berdoa adalah inti dari nasihat Yesus kepada para murid-Nya dalam perikope hari ini. Mengapa Yesus harus menasihati mereka untuk berjaga-jaga dan berdoa?

Dari pengalaman, berjaga-jaga bisa berarti tidak tidur semalam suntuk. Di kampung-kampung, saat ada warga atau anggota famili meninggal, banyak orang datang berjaga-jaga. "Jaga mate atau jaga orang mati", itu istilah yang lumrah di pelosok timur sana.

Berjaga-jaga juga berarti bersiap-siap, bersiap sedia, berawas-awas, berhati-hati, tidak lengah, selalu tanggap. Pos atau gardu di depan kompleks atau pintu gerbang mapolres atau mako CPM disebut pos jaga.

Di bangunan kecil ini selalu ada petugas yang 'berjaga-jaga'. Pos-pos itu selalu dijaga terus menerus, padahal gangguan itu belum tentu terjadi. Jangankan satu kali dalam sehari, atau satu kali dalan sebulan, bahkan satu kali dalan setahun pun acaman belum tentu muncul.

Dalam berjaga, ada-ada saja yang bisa dilakukan. Alm. mama saya selalu berjaga sampai semua kami anak-anak sudah pada pulang ke rumah di waktu malam. Orang-orang kampungku 'jaga mate' dengan bermain kartu remi dengan taruhan (judi), dari malam setelah doa bersama hingga subuh, bahkan sampai matahari terbit.

Kalau Satpam berjaga sambil nonton sinetron atau pertandingan bola di TV. Zaman now nyaris semua orang kalau disuruh berjaga pasti asyik memainkan android-nya, berchatting-ria, bermain 'game' atau nonton youtube.

Lain dengan polisi atau tentara. Yang berdinas jaga harus berdiri tegap, sigap dengan senapan atau bedil yang sudah terkokang di tangan dan siap digunakan.

Nasihat berjaga-jaga ini disampaikan Yesus terkait akan datang atau terjadi hari akhir dunia dan kedatangan-Nya kembali, yang kabarnya akan tiba seperti pencuri (bdk. Mat 24:42).

Kalau dicermati, ada (dua) hal penting yang menjadi sorotan Yesus dalam nasihat-Nya. Pertama, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat" (Luk 21:34). Intinya, jaga diri, teristimewa hati.

Hati itu pusat hidup. Dari hati muncul dan terpancar keluar semua hal : pikiran, perkatan, tingkah, perbuatan. Untuk itu, hati harus betul-betul dijaga agar selalu bersih sehingga berproduksi segala yang baik. Hati harus disucikan, dari segala kecemaran, sehingga wajah tetap segar, pikiran senantiasa jernih, perbuatan selalu baik.

Jangan pura-pura bersikap baik, padahal hati penuh dengki dan dendam. Keinginan daging harus dikontrol, supaya hati betul-betul dipelihara. Amsal 4:23 menasihati, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan".

Kedua, "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia" (Luk 21:36).

Berjaga-jaga harus dilakukan dengan berdoa dan membangun hubungan dengan Tuhan, sehingga Tuhan memampukan dan menguatkan untuk tetap mampu bertahan hingga akhir.

Berjaga sambil berdoa, agar luput dari segala yang jahat dan bisa tahan berdiri di hadapan Tuhan nanti. Tuhan itu kudus. Hanya orang kudus dan dikuduskan yang bisa tegak berdiri di hadapan-Nya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved