Khasanah Islam
Bacaan Tasbih, Tahmid, Takbir, Serta Amalan Sunnah Rasulallah di Hari Jumat
Berikut bacaan tasbih, tahmid dan takbir, serta amanal sunnah Rasulallah pada hari Jumat
POS-KUPANG.COM - Berikut Bacaan Tasbih, tahmid dan takbir, serta amanal sunnah Rasulallah pada hari Jumat.
Kalimat tasbih atau Bacaan Tasbih disebut juga dengan kalimat thayyibah. Terdiri dari Tasbih, Tahmid, dan Takbir. Baik juga diamalkan setelah sholat fardhu.
Bacaan Tasbih ini juga merupakan salah satu bacaan yang digunakan untuk berdzikir, sebab itulah disebut juga dengan kalimat dzikir.
Ya Bacaan Tasbih atau kalimat tasbih memiliki arti ‘menyucikan’, yang dimaksud adalah menyucikan Allah.
Dalam fungsinya, Bacaan Tasbih digunakan untuk berdzikir dengan menyucikan Allah.
Dzikir dengan Bacaan Tasbih ini sekaligus sebagai pengakuan pada diri kita yang penuh berlumuran dosa dan bahwa hanya Allah lah dzat yang maha suci.
Sudah seharusnya, sebagai seorang Mu’min ucapan yang keluar dari mulutnya merupakan kalimat thayyibah.
Ucapan yang dicintai Allah, yang mengalirkan pahala dan memberikan kesejukan bagi yang mendengarnya.
Kalau dihitung-hitung, berapa ribu kata dalam sehari yang kita ucapkan, dari ribuan kata itu, berapa persen kira-kira ucapan yang bermanfaat.
Berapa persen ucapan yang mengalirkan pahala dan berapa persen ucapan yang meleburkan dosa.
Atau justru sebaliknya, dari ribuan kata itu justru penuh madharat, tanpa pahala dan justru menambah dosa.
Bacaan Dzikir Sehari-hari untuk Menolak Bala’ dan Mendulang Pahala
Setelah mengkalkulasi perbandingan ucapan yang bermanfaat dan yang tidak.
Bagaimana jika ternyata ada satu ucapan atau dua ucapan, yang hanya butuh waktu satu detik untuk mengucapkannya namun keutamaannya melebihi seluruh kata yang kita ucapkan.
Dzikir dengan Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang siapa menyucikan Allah (bertasbih) 33x setelah selesai sholat, memuji Allah (bertahmid) 33x, dan mengagungkan kebesaran Allah (bertakbir) 33x, yang mana hal itu menjadi 99 bilangan,
lalu menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir, maka diampuni kesalahannya meskipun menyerupai buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597).
Itulah sebabnya di kalangan warga NU membiasakan dzikir setelah sholat salah satunya dengan membaca dzikir di atas.
Dalam hadits yang lain juga disebutkan:
معقبات لا يخيب قائلهن أو فاعلهن دبر كل صلاة مكتوبة ثلاث وثلاثون تسبيحة وثلاث وثلاثون تحميدة وأربع وثلاثون تكبيرة
“Ada beberapa penyerta (dzikir) setelah selesai sholat yang tidak akan merugi bagi yang mengucapkan atau melakukannya, yaitu bertasbih 33x, bertahmid 33x, dan bertakbir 34x.” (HR. Muslim no. 596).
Keutamaan Bacaan Tasbih
Bacaan Tasbih merupakan kalimat thayyibah yang ringan diucapkan, namun besar sekali keutamaannya.
Banyak sekali keterangan yang menyebutkan keutamaan dzikir dengan Bacaan Tasbih ini.
1. Diampuni Dosanya
وعن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (من قال : سبحان الله و بحمده مائة مرة حطت عنه خطاياه و ان كانت مثل زبد البحر) متفق عليه
Dari Abu Hurairoh r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda; Barangsiapa membaca‘Subhanallah wa bihamdih’ seratus kali, maka dilebur dosanya meskipun menyerupai buih laut. (Muttafaqun ‘Alaih).
Termasuk Al Baaqiyaatus Shaalihaat
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri disebutkan:
عن ابي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (الباقيات الصالحات . لااله الاالله . و سبحان الله . و الله اكبر . و الحمد لله . ولاحول ولاقوة الا بالله) اخرجه النسائ , وصححه ابن حبان و الحاكم
Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda (Beberapa amalan shalih yang tetap pahalanya,
yaitu Laa_ilaaha_illallaah , Subhanallaah , Allaahu_akbar , Alhamdulillaah , Laa haula walaa quwwata illaa billaah). (HR. An-Nasa’i, dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
2. Ucapan yang Dicintai oleh Allah dan Terjaga dari Marabahaya
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Samuroh bin Jundab r.a;
وعن سمرة بن جندب رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه وسلم (أحب الكلام الى الله اربع , لا يضرك بأيهن بدأت : سبحان الله , والحمد لله , ولااله الا الله , والله اكبر) اخرجه مسلم
Dari Samuroh bin Jundab Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda (Ucapan yang paling dicintai Allah adalah empat, yang tiada sesuatu apapun yang membahayakanmu jika kamu awali dengan empat kalimat itu, yaitu: Subhanallaah, Alhamdulillaah, Laa_ilaaha_illallaah, Allaahu_akbar). (HR. Muslim).
3. Ringan Diucapkan Namun Berat dalam Mizan
Dan hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhoni (Imam Bukhari & Imam Muslim) berikut:
واخرج الشيخان عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كلمتان حبيبتان الى الرحمن , خفيفتان على اللسان , ثقيلتان في الميزان : سبحان الله وبحمده , سبحان الله العظيم
Diriwayatkan oleh Syaikhoni, dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda (Dua kalimat yang dicintai oleh Dzat yang Maha Welas Asih, ringan diucapkan oleh lisan dan berat dalam timbangan (Mizan), yaitu: Subhanallahi Wa_bihamdih , Subhanallaahil_’adziim).
9 Amalan Sunnah Rasulallah di Hari Jumat
Bagi umat Islam, hari Jumat merupakan hari yang berkah dan istimewa
Pada hari Jumat banyak keberkahan yang bisa didapatkan.
Di antaranya adalah bagi laki-laki yang sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan Salat Jumat berjamaah.
Seperti yang disebutkan dalam QS. AlJumu’ah: 9-10:
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. AlJumu’ah: 9-10)
Selain itu masih ada amalan lain yang juga disunnahkan untuk dilakukan oleh umat muslim saat hari Jumat.
Apa saja?
Berikut amalan sunah yang bisa dilakukan untuk perempuan dan laki-laki di hari Jumat yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
1. Membaca Surah Al Kahfi
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.”(HR Hakim dalam Al-Mustadrok).
2. Perbanyak shalawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku”.
Para sahabat berkata, “Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?”
Nabi bersabda,“Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An Nasa-i).
3. Memperbanyak doa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari Jum’at kemudian berkata, “Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan salat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.”
Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Memperbanyak Dzikir
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian diseru untuk salat pada hari jum’at, maka bersegeralah mengingat Allah…” (QS. Al Jumu’ah: 9).
Bersegera mengingat Allah bisa dilakukan dengan berzikir.
5. Potong kuku
Jumat merupakan hari yang istimewa, maka cukup baik ketika seseorang membersihkan diri secara sempurna.
Satu diantaranya adalah memotong kuku yang sudah panjang terutama yang ada kotorannya.
Meski Syekh Muhammad bin Ismail Al-Muqaddam mengatakan, “Terdapat beberapa riwayat tentang tata cara memotong kuku. Memotong kuku ini bisa dilakukan di hari Kamis, Jumat, atau hari lainnya."
Tetapi, kebanyakan ulama memotong kuku pada hari jum’at.
6. Membersihkan Diri
Tidak hanya berlaku untuk laki-laki yang akan melaksanakan Shalat Jumat di masjid, namun wanita bisa melakukan amalan sunah yaitu membersihkan diri.
Selain memotong kuku, wanita juga bisa membersihkan bagian lainnya seperti mencuci rambut (keramas), mencukur bulu ketiak, dan mencukur bulu kemalaun.
7. Perbanyak Sedekah
Hari Jumat adalah hari dimana pahala sedekah berlipat ganda.
Rasullah SAW bersabda "pahala sedekah berlipat ganda pada hari Jum'at."
Sedekah tidak hanya berupa uang, Rasullah bersabda,
" Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang daripada kemungkaran adalah sedekah, dan berhubungan badan dengan istri adalah sedekah." (HR Muslim).
8. Memakai Pakaian Terbaik
Salat sebaiknya dilakukan dengan pakaian yang bersih, rapi, dan baik.
Jangan hanya mengenakan pakaian terbaik untuk urusan duniawi saja, terlebih saat melaksanakan salat Jum’at, seharusnya kita menggunakan pakaian terbaik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wajib bagi kalian membeli 2 buah pakaian untuk salat Jum’at, kecuali pakaian untuk bekerja” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani)
9. Melaksanakan Salat Sunah setelah Salat Jum’at
Sama seperti salat wajib lainnya, ada juga salat sunah yang mengiringi salat Jum’at.
Shalat sunah setelah salat Jum’at dilakukan dua rakaat atau empat rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan salat Jum’at, maka shalatlah 4 rakaat.”
Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka shalatlah 2 rakaat di masjid dan 2 rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi) (*)