Beriat Timor Leste
Lebih Pilih Ikut NKRI Daripada Timor Leste, Begini Nasib Warga Bumi Lorosae di Indonesia, Makmur?
Lebih Pilih Ikut NKRI Daripada Timor Leste, Begini Nasib Warga Bumi Lorosae di Indonesia, Makmur?
POS-KUPANG.COM - Lebih Pilih Ikut NKRI Daripada Timor Leste, Begini Nasib Warga Bumi Lorosae di Indonesia, Makmur?
Saat Timor Leste Merdeka, Sebagian Pilih Gabung ke Indonesia.
Bagaimana kondisi mereka saat ini? Apa Lebih Baik? Ternyata kondisi mereka masih tak jelas.
Baca juga: PELUANG Susi Pudjiastuti Kembali Jabat Menteri KKP, Berikut Analisa Pengamat Politik dan Hukum UNS
Baca juga: PROMO KFC Hari Ini 26 November 2020 Beli 5 Potong Ayam Goreng Hanya Rp 41 Ribu, Diskon 50 Persen
Baca juga: CEK REKENING BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 1,2 Juta Tahap 5 Sudah Ditransfer, Cek Nama Penerima BSU
Sejak tahun 1975, orang-orang Timor Leste berjuang memperoleh kemerdekaannya, karena tak mau berada dalam cengkeraman Indonesia.
Hal itu menyebabkan pemberontakan, oleh milisi Timor Leste yang dikenal dengan Fretilin.
Invasi Indonesia pun tak bisa dihindari, militer Indonesia menyerbu kawasan itu untuk menjaga keutuhan NKRI meski harus bentrok dengan milisi Fretilin.
Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili. (Stefanus Akim/Tribun)
Hingga akhirnya pada tahun 1999, Timor Leste berhasil memperoleh kemerdekaannya sendiri.
Namun, secara resmi negara tersebut merdeka tahun 2002 setelah referendum PBB, banyak rakyatnya menginginkan kemerdekaan.
Meskipun Timor Leste merdeka, ternyata tak semua rakyatnya menginginkan kemerdekaan.
Ada beberapa rakyatnya yang memilih ingin bersama dengan Indonesia hingga mereka memutuskan meninggalkan tanah airnya.
Menurut UCA News, dalam referendum tahun 2002, ada sekitar 21,5 persen atau sekitar 94.388 orang memilih tetap bersama Indonesia.
Sementara lainnya, ada 344.580 orang sekitar 78,5 persen menginginkan kemerdekaan Timor Leste.
Lantas bagaimana nasib mereka yang memilih tetap bersama Indonesia, sementara Timor Leste merdeka?
Banyak di antara mereka yang pulang kampung setelah repatriasi, tetapi lebih banyak yang memilih tinggal di Nusa Tenggara Timur.
Sekretariat Pencegahan Bencana dan Pengungsi Nusa Tenggara Timur mencatat pada tahun 2005 terdapat sekitar 104.436 pengungsi.