Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Rabu 25 November 2020: Teguh Bertahan

Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang Kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang Kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.

Konon suatu ketika polisi rahasia berhasil menggerebek persembunyian dan menangkap sekumpulan orang Kristen yang sedang berdoa. Salah seorang di antaranya bernama "Natassa".

Seperti yang lain, ia diinterogasi, disiksa dan ditahan. Kemudian dilepaskan dengan ancaman tak boleh berkumpul dan berdoa lagi.

Selang beberapa waktu, terjadi penggerebekan lagi dan ditangkap sekumpulan orang Kristen. Ternyata Natassa termasuk di antaranya. Ia disiksa lebih kejam agar dia bisa jera.

Tapi ketika dilakukan penggerebekan lagi, Natassa justru sedang berdoa bersama orang-orang Kristen yang lain. Kali ini ia disiksa lebih keji lagi dan dibuang ke tempat kerja paksa. Sejak itu tak terdengar nama gadis itu lagi.

Seorang polisi yang ikut menyiksa Natassa selalu teringat padanya. Wajah gadis itu seakan membayanginya. Maka polisi itu pun menyesal. Ia berusaha mencari ke segenap tempat gadis kecil yang tetap teguh imannya itu. Ia ingin meminta maaf padanya.

Sayangnya ia tak pernah menemukannya. Maka ditulislah sebuah buku yang jadi best seller, "Maafkan saya, Natassa!".

Kisah kayak Natassa banyak menghiasi lembaran sejarah Gereja. Ada banyak "Natassa" lain, kecil atau besar, tua atau muda, laki-laki atau perempuan. Mereka telah digelari martir. Tapi satu hal yang penting dan harus tetap dicatat, Gereja tetap kokoh; ia tak pernah hancur oleh penganiayaan dan penindasan.

Saat melihat orang-orang sedang mengagumi keindahan Bait Allah di Yerusalem, Yesus berkata bahwa suatu ketika bangunan itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan. Dan ketika murid-murid-Nya lantas kepo bertanya, "Kapan itu akan terjadi?".

Yesus anggap tak penting bicara tentang kapan. Ia justru lantas bicara tentang penganiayaan yang bakal menimpa pengikut-Nya jelang tibanya saat keruntuhan itu.

"Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku".

Dan, Ia menasihatkan mereka agar tabah, bertahan. "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (Luk 21:19).

Mengapa Yesus meminta murid-murid-Nya agar tabah, tegar, kuat bertahan? Ini jawaban-Nya, "Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi".

Bila orang tidak tabah dan mudah menyerah kepada keyakinan yang dipaksakan, keyakinan yang mereka akan ajarkan tidak bisa dipersaksikan. Sulit mempercayai warta orang yang tak memiliki integritas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved