Pastija Wilayah NTT Gelar Webinar Tentang Pelayanan di Daerah Kelautan dan Kepulauan
Viktor Bungtilu laiskodat SH, M.Si (Gubernur NTT) berbicara tentang pembangunan NTT menuju provinsi kepulauan dan sinergitas
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Pastija Wilayah NTT Gelar Webinar Tentang Pelayanan di Daerah Kelautan dan Kepulauan
POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Pengurus Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta (Pastija) Wilayah NTT menggelar kegiatan Webinar tentang 'Pelayanan di Daerah Kelautan dan Kepulauan, Kekayaan dan Tantangan'.
Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Senin (23/11), Kegiatan ini kerjasama STFT Jakarta, GMIT dan Pemprov NTT yang berlangsung di aula rapat gubernur NTT.
Dalam kegiatan ini menghadiri tiga pembicara. Pembicara pertama, pdt Dr Meri L Y Kolimon (ketua sinode GMIT) yang berbicara tentang strategi pelayanan GMIT sebagai Gereja di tengah Konteks Kepulauan dan sinergitas pelayanan dengan pemerintah. Kedua, Viktor Bungtilu laiskodat SH, M.Si (Gubernur NTT) berbicara tentang pembangunan NTT menuju provinsi kepulauan dan sinergitas pemerintah dengan gereja.
Pembicara ketiga, Binsar Pakpahan Ph. D (Waket 3 STFT JAKARTA), yang berbicara tentang teologi publik di tengah konteks daerah kepulauan.
Dalam kegiatan itu terjadi sharing pengalaman diantaranya, dua jemaat di elim dadibira, pura utara pdt. Jeni Misa dan pengalaman pdt. Delsy Lobo Oematan di jemaat otan pulau semau. Serta kegiatan Webinar ini dimoderatorai oleh Pdt. Benyamin NaraLulu M. Th.
Dalam kesempatan ini, Pdt. Merry Kolimon mengatakan, "dalam relasi hari ini kita harus menjalin persahabatan dengan semua ciptaan,"

Laut terbuka untuk semua orang termasuk agama apa pun, untuk menyatukan solidaritas di NTT. Gereja dan pemerintah harus ambil bagian di dalamnya dengan sinergitas yang dibangun.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada kesempatan yang sama mengatakan, model pelayanan yang membangun kehidupan yg berkelanjutan adalah ketika program itu dapat meningkatkan ekonomi bagi masyarakat dan jemaat.
Binsar pak pahan akademisi STFT JAKARTA mengatakan, "kita selalu ada dalam perahu yang sama dalam semangat oiukumene,"
Tujuan teologi publik adalah untuk mencapai keadilan dan kebenaran.
"Kita tidak bisa hidup tanpa alam, tetapi alam bisa hidup tanpa kita. Mari mencintai pemberi kehidupan itu," jelasnya
Webinar yang dikemas secara apik ini melahirkan pertemuan sinergis gereja dan pemerintah untuk berderap dan melangkah bersama.
Ketua ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Teology (STFT) Jakarta Wilayah NTT Pdt. Jeky Frangky Latupeirissa, M.Th dalam sambutannya mengatakan, sebuah sukacita bagi persekutuan alumni STFT Jakarta yang ada di Rumah Bersama GMIT di Nusa Tenggara Timur.
Menurut Pdt. Jeky, GMIT memaknai bulan November sebagai bulan lingkungan hidup. karena itu, persekutuan alumni menyadari bahwa medan layan GMIT dan propinsi Nusa Tenggara Timur yang sebagian besar adalah laut belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber yang dapat memberi kesejahteraaan dan penghidupan bagi jemaat yang sekaligus adalah masyarakat.
Lanjutnya, webinar ini dibuat dengan harapan terjadi sinergitas dan kontribusi bagi gereja dan pemerintah dalam program-program yang memberdayakan umat untuk memanfaatkan laut sebagai sumber kekayaan yang bisa diolah dan dinikmati oleh umat. tapi juga sekaligus dengan itu, menjaga laut kita supaya tetap aman dari pencemaran dan pengrusakan, sehingga laut tetap memberi dampak besar bagi kehidupan dan gereja.
Dalam hal ini GMIT untuk aksi nyata dalam memanfaatkan laut sebagai sumber kekayaan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
Baca juga: MURAH Pakaian Anak dan Dewasa Serba Rp 75.000! KATALOG PROMO Transmart Carrefour Selasa 24 November
Baca juga: Hati-hati 5 Shio Ini Pernah Berbuat Salah di Masa Lalu, Akibatnya Dirasakan Selasa 24 November 2020
Baca juga: Babinsa Koramil Bisel Beri Pembekalan dan Pembinaan Terhadap Linmas di Desa Subun
Webinar ini diakhiri dengan doa oleh sekretaris pastija wilayah NTT Pdt. Desiana Rondo Effendy M.Th.
(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)