NEWS ANALISIS Dr drh Maxs U E Sanam, MSc Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang
NEWS ANALISIS Dr drh Maxs U E Sanam, MSc Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang
NEWS ANALISIS Dr drh Maxs U E Sanam, MSc Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang
POS-KUPANG.COM - MESKIPUN virus ini sudah menyerang sejak awal tahun, hampir berbarengan dengan serangan virus Covid-19, hingga saat ini belum ada vaksin yang berhasil dikembangkan.
Kalau hanya riset ada, tapi vaksin yang beredar secara potensial, kita tidak ada. Sehingga langkah strategis yang harus dilakukan adalah dengan yang namanya Bio Security.
Bio Security adalah salah satu upaya atau langkah yang dilakukan untuk menghindari masuknya virus dari luar ke dalam lingkungan peternakan. Antara lain itu, tidak boleh sembarangan orang masuk bahkan tidak boleh orang masuk. Kalaupun dia masuk juga harus seperti penanganan Covid-19, harus pakai disinfektan, pakaian dan sepatunya harus diganti.
Baca juga: 6 Langkah Mencuci Tangan Cegah Corona
Dalam situasi peternakan tradisional hal ini sulit untuk diterapkan, bahkan peternakan-peternakan besar saja kita lihat jebol. Hal tersebut terjadi karena ada indikasi juga berasal dari bahan pakan yang sudah terlanjur terkontaminasi.
Diduga seperti itu karena mereka (peternak) menyatakan bahwa mereka sudah menetapkan segala daya dan upaya peternakan dalam jumlah ratusan ekor dan tertutup sama sekali. Tidak ada yang masuk tapi kemudian jebol juga. Mati semua (ternaknya) kerugiannya bisa sampai miliaran. Tapi ada kasus-kasus, misalnya di Sumatera yang mereka ekspor ke Singapura itu tidak ada kasus karena mereka benar-benar menerapkan Bio Security yang sangat ketat.
Baca juga: Bupati Dula Dicecar 42 Pertanyaan
Selain itu, pakan juga harus diperhatikan. Misalnya ada orang yang punya ternak babi yang sudah tertular virus ASF pergi ke toko, sementara virus ada di sepatunya.
Kemudian saat orang mengambil pakan dia menggeser karung dan sebagainya dan menyentuh virusnya, selanjutnya virus itu dibawa didistribusi ke peternak yang lain. Rantainya seperti itu.
Kementerian Pertanian sendiri masih mengembangkan riset untuk vaksin, tapi saya belum tahu sudah sampai mana riset itu karena dana untuk pengembangan vaksin itu sangat besar. Oleh karena itu, langkah paling aman saat ini adalah dengan menetapkan Bio Security.
Kalau bisa jangan mengambil babi dari luar dan gunakanlah babi dari peternakan itu sendiri karena walaupun terlihat sehat, ternak tersebut bisa jadi career atau pembawa virus seperti orang tanpa gejala pada Covid-19.
Pihak Badan Karantina pun harus memperketat pengawasan transportasi ternak babi hidup maupun olahannya ke luar daerah. Nah itu harus diperketat apalagi orang bawa daging Se'i atau daging mentah dari daerah terpapar ke daerah yang masih steril. Itu yang harus diperhatikan.
Disamping itu, sosialisasi dan edukasi juga harus terus dilakukan kepada masyarakat agar bisa aware terhadap persoalan ASF, bahwa tidak ada cara lain selain meningkatkan Bio-Security.
Kalau saya peternak sekarang, saya mengurangi populasi dan saya ambil contoh melakukan diversifikasi ke usaha lain, ayam misalnya, sambil menunggu ketika ASF ini sudah benar-benar pergi.
Unsur pemerintah, bisa bergerak melakukan survailens untuk mendeteksi kemungkinan masih adanya virus melalui uji-uji DNA di setiap peternakan yang ada. (cr4)