Berita NTT Terkini
Geliat Rehab Bendung dan Jaringan Sub DI Halileki, Pembangunan Jaringan Irigasi DI Raknamo,SimakYUK
Pemerintah terus memacu geliat pembangunan ditengah badai Covid-19 yang masih membara sejak Maret hingga November 2020.
Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM-- Pemerintah terus memacu geliat pembangunan ditengah badai Covid-19 yang masih membara sejak Maret hingga November 2020.
Pembangunan terus dipacu pemerintah karena perekonomian masyarakat harus tetap berjalan walaupun ditengah badai Covid-19 yang masih membara. Pemerintah Pusat melalui Kementeriap PUPR, Cg Ditjen Sumber Daya Air (SDA), Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) dengan tupoksi yang dimiliki tetap memacu program pembangunan infrastruktur (sarana prasarana) dan program rehabilitasi bidang irigasi guna bersinergi menopang ketahanan pangan masyarakat.
Hal ini sejalan instruksi Presiden RI, Joko Widodo diantaranya dalam rangka stabilitas ekonomi nasional dan peningkatan ketahanan pangan.
Kasatker PJPA NT II Provinsi NTT, Hendra Kurniawan ST, Msi, MT melalui PPK IRWA I, Nursyam Riyadi, SST, dalam perbincangan ringan dengan wartawan Pos Kupang.com, di ruang kerjanya, Jumat (20/11/2020) menjawab secara rinci dan detail tupoksi Satker dan PPK yang dalam tahun anggaran 2020 sedang menggenjot pembanguan dan meronovasi pekerjaan bidang irigasi di Pulau Timor.
"Satker PJPA NT II melalui PPK IRWA I saat ini sedang melaksanakan pekerjaan merehabilitasi jaringan irigasi Sub Daerah Irigasi (DI) Halileki, DI Haekesak, Kabupaten Belu.
Tujuannya dari kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi primer dan sekunder Sub DI Halileki, DI Haekesak agar fungsional existing lahan 200 ha maka outcome menjadi 400 ha untuk fungsional. Dengan adanya penambahan fungsi ini maka otomatis akan menambah ketahanan pangan masyarakat khususnya di Kabupaten Belu," jelas Nursyam.Sementara kegiatan Daerah Irigasi (DI) Raknamo berupa lanjutan pembangunaan jaringan irigasi suplesi Bendung Kaledoki 1, DI Raknamo.
"Dengan berkelanjutan pembangunan suplesi Bendung Kaledoki 1 dengan dengan sumber air Bendungan Raknamo maka nantinya akan mampu mensuplai areal yang sebelumnya 830 Ha maka dengan adanya suplesi Bendung Kaledoki 1 dan Keledoki 2 dengan jaringan irigasi yang terbangun yang ada maka outcome total areal yang mampu dicapai menjadi 1.328 Ha," jelas Nursyam.
Namun Nursyam tak pungkiri, jika kondisi iklim yang cukup ekstrim beberapa tahun terakhir membuat debit tampungan air di perut Bendung Raknamo belum optimal. Sementara dua Bendung Suplesi Kaledoki harapaan pasokan air cuma dari perut Bendung Raknamo.
Pembangunan jaringa irigasi DI Raknamo sejak 2017 hingga 2020 dengan 2 bendung suplesi Kaledoki 1 dibangun tahun 2019 dan Bendung Keledoki dibangun 2018 termasuk jaringannya yang nantinya akan mensuplai areal yang sebelumnya 830 ha dengan jaringan irigasi yang terbangun maka outcome total areal yang mampu dicapai menjadi 1.328 ha.
Tentang pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi DI Oesao dalam Kom 3, PPK Nursyam mengaku hanya tingkatkan jaringan irigasi yang ada.
"Kita cuma rehab dan tingkat jaringan irigasi primer dan skunder total panjang 4,5 km. Jadi, ada peningkatan dari irigasi semiteknis menjadi irigasi teknis. Kalau irigasi tersier menjadi kewengan instansi pertanian.," ujarnya.
Dia mengakui, sebelumnya banyak pengambilan bebas air oleh petani. Namun dengan adanya peningkatan irigasi semiteknis menjadi irigasi teknis maka diharapkan pengaturan akan menjadi lebih baik oleh kelompok tani setempat.
"Nanti akan dijabarkan instansi teknis setempat secara terkoordinatif. Muara dari pembangunan tentu akan dirasakan oleh petani dan juga masyarakat pada umumnya karena akan ada peningkatan produksi," ujarnya
Untuk peningkatan jaringan irigasi DI Oesao dalam Kom3, Nursyam menga
ku pihaknya juga membangun bangun pengukur (sadap) yang akan berfungsi untuk pengaturan suplai debit air.
"Untuk penanganan pelaksanaan pengaturan bendung dan jaringan primer menjadi kewenangn pusat. Jaringan tersier oleh P3A kabupaten setempat. Sedangkan TPOP pusat menanggulangi Bendung dan saluran primer, TPOP Provinsi menangani saluran sekunder," pungkas Nursyam. (fen)



