Rayakan HKN ke-56 Dinkes NTT Luncurkan Buku Kearifan Lokal Malaria

kearifan lokal mengeliminasi malaria secara virtual dan offline di aula lantai dua Kantor Dinkes, Jalan Palapa,

Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GERADUS MANYELA
Suasana bedah dan peluncuran buku Etnomedisin Pengobatan Tradisional Penyakit Malaria Madyarakat Tetun di Timor Barat dan Katong Oung Cerita Inspiratif menjadi agen perubahan secara offline di aula lantai 2 Kantor Dinkes NTT,Jalan Palapa Kupang, Selasa (17/11/2020). 

Kasus malaria di NTT , katanya, cendrung menurun, akan tetapi sesuai data Dinas Kesehatan NTT angka kesakitan malaria (API) masih tinggi yakni 2,16%. Ini masih di atas target API 1% per 1.000 penduduk. Selain itu, belum ada kabupaten dan kota yang telah mencapai eliminasi malaria, kecuali Kota Kupang dan Manggarai yang hampir mencapai eliminasi malaria. Dua kabupaten ini sedang menunggu hasil penilaian (assessment) malaria.

Kondisi tersebut, lanjutnya, menempatkan NTT sebagai provinsi dengan penyumbang terbesar kedua kasus positif malaria setelah Papua.

Sasaran Unicef secara global  untuk malaria sederhana, yaitu menurunkan kasus kematian anak akibat malaria menjadi nol.

Kasus malaria, katanya, juga menimbulkan biaya tersembunyi. Sebuah keluarga yang terserang malaria menghabiskan rata-rata lebih dari seperempat pendapatannya untuk pengobatan serta membayar biaya pencegahan dan menderita kehilangan pendapatan.

Keluarga penderita malaria rata-rata hanya bisa memanen 40% tanaman yang dipanen oleh keluarga sehat.

Di daerah endemis, sebanyak 60% sekolah anak-anak mungkin terganggu akibat ketidakhadiran karena serangan malaria yang berulang.

Menghilangkan malaria di lndonesia akan memperbaiki mutu SDM lndonesia. Bekerja dengan keluarga dan komunitas untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pencegahan, pengenalan dan pengobatan malaria yang tepat adalah kunci keberhasilan program pengendalian malaria.

Yewangoe optimis malaria dapat dicegah, diobati dan disembuhkan.

Pengetahuan dan pengalaman adalah aset berharga dalam upaya bersama membrantas malaria hingga nol.

Dirinya memberi apresiasi terhadap dua buku yang diluncurkan dan dibedah yang berangkat dari keinginan yang sama, yaitu ikut menyumbang dalam upaya pencegahan dan pegobatan malaria di NTT, menuju nol kasus.

Ada satu kesamaan antara kedua buku ini, yaitu menggali dari pengetahuan, pengalaman dan kearifan yang ada di NTT untuk dibagi kepada semua.

Dr. Maximus Taek menggali pengetahuan dan kearifan lokal sejak dahulu kala untuk menemukan pengobatan traditional penyakit malaria khususnya di wilayah Timor, Tetun.

Suasana bedah dan peluncuran buku Etnomedisin Pengobatan Tradisional
Suasana bedah dan peluncuran buku Etnomedisin Pengobatan Tradisional (POS-KUPANG.COM/GERADUS MANYELA)

Dr. Koamesah dan rekan-rekan menggali pengalaman bertahun-tahun pelatihan dan workshop malaria untuk menemukan cerita inspiratif sesuai konteks dari lapangan.

"Kiranya kegiatan bedah buku kali ini menjadi bahagian dari upaya untuk mengenalkan lebih luas kedua buku ini sehingga dapat menjadi referensi bagi para pejuang malaria bukan saja di NTT, tetapi untuk Indonesia.Tetap sehat, tetap semangat kita mengasuh anak-anak untuk masa depan yang lebih baik,"pesan Yewangoe.

Kembali ke dua buku yang dibedah dan diluncurkan. Buku pertama  berjudul ‘Katong Pung Cerita Inspiratif Menjadi Agen Perubahan’ ditulis oleh epidemiolog Unicef, Ermi Ndun bersama dokter Sangguana Koamesah, Dece Merry Natalia Pay, Wempy Anggal dan Bondan Bondowoso. Buku ini berisi cerita inspiratif bagaimana masyarakat NTT terlibat dalam program eliminasi malaria.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved