Kualitas "Emas putih" di Malaka Bisa Go Internasional
Harry Kristanto, terkagum-kagum dengan kualitas "emas putih" atau garam industri di Kecamatan Malaka Barat
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Secara terpisah Direktur Wilayah IV, BKPM, Yos Harmen, mengatakan, dirinya mengapresiasi soal pengembangan lahan untuk usaha garam industri di Malaka.
Dikatakan Yos, potensinya sangat luar biasa karena sesuai permintaan 2.000 hektar dan sekarang ini masih 400-an hektar berarti masih perlu kerja bersama untuk mengolah lahan potensial ini.
"Indonesia masih butuh 50.000 hektar tambak garam untuk subsidi impor. Kalau NTT bisa mengisi 50.000 itu sangat besar menurut saya. Ini karena kondisi geografis sangat mendukung dengan curah hujan hanya 3 bulan pertahun," jelas Yos.
Satu hal lagi, kata Yos, karena ini PMD bukan PMA maka perlu didorong apagi Gubernur NTT menyatakan sikap berdiri paling depan tentu ini menciptakan iklim investasi yang baik di NTT.
"Suatu hal menarik bahwa di sini tidak beli lahan tapi sewa lahan selama 30tahun berarti dukungan yang baik pada ekonomi rakyat. Mereka yang punya lahan tidak hilang haknya tetapi mendapat bonafit setiap kali panen," pungkas Yos. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)