Ekspedisi Tunggal Jelajah Nusantara: Maahir Bersepeda Lihat Indonesia

Muhammad Maahir Abdullah (25) menuntaskan Ekspedisi Tunggal Jelajah Nusantara melintasi 34 Provinsi dengan bersepeda sejauh 21.926 km

Editor: Kanis Jehola
TRIBUNNEWS.COM/LUCIUS GENIK
Muhammad Maahir Abdullah (25).Maahir, sapaan akrabnya, seorang diri bersepeda melintasi 34 provinsi di seluruh Indonesia selama 975 hari. 

POS-KUPANG.COM - Muhammad Maahir Abdullah (25) menuntaskan Ekspedisi Tunggal Jelajah Nusantara melintasi 34 Provinsi dengan bersepeda sejauh 21.926 km. Ekspedisi jelajah Nusantara dengan bersepeda ini memang tak biasa.

Maahir, sapaan akrabnya, seorang diri bersepeda melintasi 34 provinsi di seluruh Indonesia. Semua itu dia jalani selama kurang lebih 975 hari.

Bersepeda dipilih lantaran kesehariannya yang memang gemar menggunakan alat transportasi ramah lingkungan itu sejak masih kecil.

Baca juga: Jessica Iskandar: Pensiun Tampil

"(Sepeda) alat transportasi yang dulu ketika saya kecil saya buat main-main keliling kampung, keliling kompleks, setelah itu baru saya ingin sekali menjelajah Indonesia," kata Maahir kepada Tribun, Selasa (10/11/2020).

Maahir mengawali ekspedisi tunggalnya itu pada 11 Maret 2018 dan diakhiri pada Selasa, 10 November 2020, di Jakarta. Ekspedisi Tunggal Jelajah Nusantara dengan bersepeda itu disebut Maahir sebagai obsesi kecil.

Baca juga: 847 Wisudawan UNIKA St Paulus Ruteng Diwisudakan, Ini Yang Disampaikan Prof Astawa

Obsesi kecil itu lahir dari keisengan Maahir mengukur luas negara-negara di peta dunia menggunakan jengkal tangan saat masih kelas empat Sekolah Dasar (SD). Dari melihat peta dunia, Maahir menyadari betul bahwa Indonesia itu sangat luas.

Dia menyebut, ujung Aceh sampai ujung Papua di peta dunia seluas satu jengkal tangannya. Sementara Singapura, Malaysia, dan Thailand sama dengan satu jengkal tangannya juga.

"Saya iseng saja menghitung berapa jengkal peta-peta dunia, kalau di Eropa ternyata satu jengkal itu bisa tiga sampai empat negara, bahkan lebih," kata Maahir.

"Dari situlah saya bilang bahwa ternyata Indonesia lebih luas dibanding negara-negara lain. Maka saya harus menjelajah seluruh Indonesia biar mengenali diri saya dulu sebelum mengenal orang lain," tambah dia.

Menjelajah Indonesia menjadi cita-cita bagi Maahir sejak mengukur peta dunia menggunakan jengkal tangan. Dia mengungkapkan, menjelajah Indonesia dilakukan atas dasar ingin mengenal seluruh masyarakat Indonesia dengan bijak.

Maahir berpendapat, untuk sayang sama orang Maluku, dia harus pernah ke Maluku. Untuk sayang sama orang Aceh, dia harus pernah ke Aceh. "Maka dari itu saya harus mengunjungi, mengenal lebih dekat lagi biar bijaksana. Berubah dari kata ingin menjadi sebuah impian, impian berubah menjadi cita-cita," ucap Maahir.

Akhirnya pada 2015, 2016, dan 2017 Maahir melakukan uji coba. Dari serangkaian uji coba itu, Maahir akhirnya memantapkan hatinya untuk melaksanakan Ekspedisi Tunggal Jelajah Nusantara pada tahun 2018."Dengan tagline bersepeda melintasi 34 provinsi dan pendakian 7 puncak gunung tertinggi di Indonesia," kata Maahir.

Pulau Flores Paling Membekas

Maahir mengungkapkan, sebelum melakukan ekspedisi tunggal, dirinya mempersiapkan manajemen perjalanan dengan serius. Yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan diri sendiri, setelahnya baru memetakan rute perjalanan.

"Apa yang kita tuju, berapa kilometer per jam kita mampu bersepeda per hari, dengan elevasi seperti apa yang kita mampu bersepeda 100 km per hari dan sebagainya," kata Maahir.

Selama melakukan ekspedisi, Maahir juga banyak membaca buku dan mencari literatur tentang wilayah-wilayah yang dia tuju dari internet. Alasannya agar dia tidak buta jalan dan mudah beradaptasi dengan kebiasaan warga di lokasi yang dituju.

Manajemen perjalanan, kata Maahir, sangat diperlukan lantaran dirinya harus memberikan assesmen sebelum tiba di lokasi yang akan dituju.

"Kalau saya mau jalan di daerah yang susah jaringan internet misalkan, saya harus seperti apa persiapannya. Kalau misal ke lokasi yang tidak ada jaringan listriknya seperti apa? Apakah saya bawa power bank berapa, kapasitas berapa, intinya bagaimana agar saya memperoleh listrik terus dan sebagainya," ucap dia.

Provinsi Jawa Barat menjadi destinasi pertama bagi Maahir saat mengawali ekspedisi tunggalnya. Dia menyebut perjalanan melintasi seluruh bagian Pulau Jawa tidak ada kendala.

"Karena sudah hafal sebelumnya. Karena di Jawa ini saya sudah berulang-ulang dari uji coba tahun 2015, 2016, 2017 itu. Jadi saya sudah beberapa kali keliling atau menjelajah pulau Jawa, jadi saya tidak ada kendala di pulau Jawa," ucap Maahir.

Dari 34 provinsi yang dikunjungi, Maahir menyebut Pulau Flores menjadi destinasi yang paling membekas di hati dan ingatan. Maahir menceritakan, pengalaman di Pulau Flores begitu membekas karena warga Flores berisikan manusia-manusia yang tulus dan ikhlas.

"Saya lebih mengatakan Pulau Flores. Masyarakatnya sangat fine kepada saya, mereka tidak banyak basa basi, mereka tulus, mereka ikhlas untuk membantu orang lain. Ini yang paling membekas," ujar dia.

Namun demikian, saat perjalanan di Pulau Sumatera, Maahir mengaku terpaksa membatasi diri untuk berinteraksi secara intens dengan warga. Alasannya tak lain situasi pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Maahir menyebut pandemi Covid-19 menjadi kendala yang benar-benar merepotkan dalam perjalanannya di Pulau Sumatera.

"Di Pulau Sumatera saya membatasi diri saya untuk berinteraksi banyak dengan masyarakat setempat. Kondisi ini membuat orang saling curiga karena saya juga pendatang," kata Maahir.

"Maka itu saya membatasi untuk tidak berkerumun dengan masyarakat, sehingga tepatnya saya hanya melintas bersepeda. Tidak ada interaksi berlebih seperti saat di Indonesia Timur," sambung dia. (tribun network/genik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved