Opini Pos Kupang

Internalisasi Nilai-Nilai Kepahlawanan

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya ( Pidato Bung Karno di Hari Pahlawan 10 November1961)

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Internalisasi Nilai-Nilai Kepahlawanan
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Oleh: Febry Suryanto (Mahasiswa STFK Ledalero)

POS-KUPANG.COM - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya ( Pidato Bung Karno di Hari Pahlawan 10 November1961). Pidato Bung Karno tersebut hendak mengingatkan setiap generasi bangsa untuk selalu menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur demi bangsa dan negara.

Pahlawan tidak hanya identik dengan orang-orang yang berjuang di medan perang yang bersifat heroik. Namun, pahlawan juga merupakan orang-orang yang dikenang karena kesetiaannya dalam perjuangan mencapai cita-cita. Cita-cita tersebut tidaklah lain meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia.

Para pahlawan telah rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak bisa menjadi bangsa dan negara seperti sekarang.

Baca juga: Waspada Transmisi Lokal Corona

Semangat heroik para kaum muda dalam pertempuran menjaga kemerdekaan semestinya menjadi motivasi besar bagi rakyat Indonesia saat ini.

Tetes darah dan keringat dalam perjuangan bukan suatu penghalang dalam mencapai cita-cita berbangsa dan bernegara. Sekalipun masa perang kemerdekaan telah berlalu, pada generasi saat inilah tongkat estafet menjaga keutuhan bangsa ini dititipkan.

Selama ini, Hari Pahlawan diperingati sebagai upaya menjaga semangat militansi pahlawan dalam menjaga kesatuan serta harkat dan martabat bangsa. Pada momentum Hari Pahlawan kali ini, penulis mengajak semua orang untuk mengenang dan membaca kembali kisah hidup para pahlawan.

Baca juga: Dinsos Sumba Timur Salurkan Sembako kepada Masyarakat

Mengenang dan mempelajari kembali kisah hidupkepahlawanan merupakan kewajiban warga negara sebagai salah satu bentuk menghidupkan nilai-nilai patriotism dan jiwa korsa.

Membaca kembali kisah hidup para pahlawan akan membangkitkan rasa cinta tanah air, rela berkorban, dan jiwa semangat menegakkan harga diri bangsa. Nilai dan karakter-karakter kebangsaan warga negara perlu dirangkai kembali bersama kuatnya kejujuran, komitmen, dan integritas pejabat pemerintahan dan pemimpin negara.

Namun, generasi muda milenial saat ini lebih tertarik bergumul dan berinteraksi dengan gadget dan smartphone, berselancar di dunia maya, asyik dengan dunianya sendiri sehingga melupakan nilai dan norma karakter kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, tetap utuh tegaknya NKRI.

Negara kita tercinta terancam suasana kebatinan kenegaraannya yang terbelah oleh perbedaan pandangan afiliasi politik akibat mekanisme pemilu dan pilkada, yang sejatinya sekadar rutinitas dan alat demokrasi, bukan tujuan dan hakikat bernegara itu sendiri.

Untuk menginternalisasikan nilai-nilai keteladanan kebangsaan dari perjalanan heroism kisah sejarah perjuangan para pahlawan bangsa diperlukan refleksi mendalam.

Bukan sekadar dari pembacaan ulang biografi pahlawan bangsa, tetapi analisis dan perspektif pemaknaan terhadap fragmen kehidupan mereka tentang narasi, visi, dan pemikiran yang dikaitkan dengan problematika kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia kita saat ini.

Buah pemikiran para tokoh pahlawan bangsa begitu berharga untuk memperkuat ideologi dan jati diri bangsa yang menghadapi dekadensi, pelemahan, dan ancaman serius saat ini.

Jika sekadar menggunakan sudut pandang biografi sejarah, para pewaris negeri, generasi muda penerus bangsa dalam upaya menggali dan menemukan hikmah penting dari kehidupan para tokoh pahlawan bangsa hanya, akan mudah terjebak pada pelajaran hafalan yang berujung kejumudan dan kejemuan.

Sering dunia pendidikan melalui pelajaran sejarah terjebak pada konten kronologis antar kejadian yang membuat para peserta didik harus menghafal angka tahun, nama pelaku sejarah dan peristiwa tanpa mengambil hikmah, pemaknaan, dan pelajaran penting dari tokoh-tokoh dan pahlawan bangsa.

Sudah banyak biografi tokoh para pahlawan bangsa yang ditulis akademisi, pakar sejarah, dan insan pendidikan lain. Opini, artikel, dan ulasan sejarah hidup tokoh para pahlawan bangsa pun tersebar ribuan banyaknya di internet.

Begitu kata kunci nama pahlawan diketikkan di mesin pencari internet, ribuan judul artikel dan tulisan hadir tinggal dipilih. Namun generasi muda penerus bangsa tampaknya lebih tertarik aktualisasi diri dan narsis melalui berbagai aplikasi media sosial. Mereka membaca dan membuka kembali serial kepahlawanan anak bangsa hanya karena mengerjakan tugas sekolah.

Oleh karena itu serial kepahlawanan para pendahulu bangsa perlu dihadirkan ulang dengan sudut pandang revitalisasi pemaknaan dari salah satu sudut fragmen sejarah pemikirannya.

Visi, pemikiran, dan gagasan para tokoh pahlawan bangsa dapat diungkap-hadirkan kembali beserta update ulasan dan analisisnya terkait problematika kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kegaduhan suasana kebatinan kehidupan berbangsa dan bernegara sejatinya dapat diredam dengan menghadirkan pemaknaan dan internalisasi nilai-nilai karakter perjuangan para pahlawan bangsa yang semakin dilupakan dan terkubur bersama berjalannya periodisasi pergantian kepemimpinan nasional.

Pemikiran, ide, gagasan, dan semangat juang para tokoh pahlawan bangsa perlu diwariskan kepada generasi muda generasi milenial yang termanjakan kemudahan dan kecanggihan teknologi informasi.

Jangan sampai rantai perjuangan meraih kemerdekaan dan mempertahankannya menuju upaya mengisi memajukan kejayaan bangsa dan negara di kancah pergaulan dunia terputus begitu saja.

Ulasan banyak tokoh pahlawan bangsa bersama semangat juangnya dapat kita nikmati melalui ungkapan buah pemikiran, ide, dan gagasan mereka.

Perspektif keteladanan biografi para pahlawan bangsa dalam menganalisis dan memberi solusi terhadap problematika kehidupan modern berbangsa dan bernegara saat ini akan menguatkan kembali bangunan ideologi dan dasar negara Pancasila. Visi, gagasan, dan pemikiran para pahlawan bangsa telah nyata-nyata melahirkan negara besar Indonesia sehingga warisan berharga nilai dan karakter keteladanan kebangsaan itu sangat relevan untuk dihadirkan kembali untuk kita baca ulang dengan seksama. *

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved