Kisah Karmelita Menjadi Ketua DPRD Sehari di Nagekeo
Siswa SMA St. Theresia Danga, Karmelita Ani (17) tak menapik rasa bangganya siang itu. Raut wajahnya tampak sumringah
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MBAY - Siswa SMA St. Theresia Danga, Karmelita Ani (17) tak menapik rasa bangganya siang itu. Raut wajahnya tampak sumringah. Siswi yang akrab disapa Mitha ini beberapa waktu lalu mendapatkan kepercayaan menjadi Ketua DPRD Nagekeo 'sehari' saat kegiatan girls take over dengan tema freedom online.
"Kami ikut memperingati hari anak perempuan sedunia, 11 Oktober 2020. Kegiatan itu dilaksanakan oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia (YPII). Kegiatan girls take over dengan tema freedom online," jelas Mitha saat dijumpai POS-KUPANG.COM Minggu (8/11/2020).
Baca juga: PB Reformasi Berencana Menggelar Turnamen di Kota Kupang
Ia menuturkan kegiatan girls take over ini melibatkan 15 anak-anak perempuan Nagekeo dengan kisaran umur 15 sampai 18 tahun yang diambil dari beberapa SMP dan SMA di Nagekeo dengan seleksi yang sangat ketat.
"Rangkaian kegiatan itu satu diantaranya, menjadi pimpinan dan anggota DPRD Nagekeo sehari," ujar siswi kelahiran, Kolikapa,15 September 2003 ini.
Baca juga: Update Corona Sumba Timur - Gugus Tugas Tunggu Hasil Pemeriksaan 39 Swab
Ia mengaku saat menjadi ketua DPRD sehari, mereka mengambil alih jabatan pimpinan dan anggota dewan sehari di ruang rapat paripurna utama DPRD Nagekeo dan melaksanakan rapat kerja,
Rapat kerja tersebut mengagendakan kampanye freedom online dengan tema khusus partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan yang dapat bermanfaat bagi pembangunan di nagekeo.
Ia didampingi wakil ketua l Prastika (SMAK Santres) dan Wakil II Veronika (SMP Patimura Wudu) dan memang sempat gugup karena baru pertama kali.
Meskipun awalnya gugup, ia akhirnya bisa memimpin rapat hingga selesai dengan penuh semangat.
"Secara pribadi, saya sangat senang, bangga, gugup dan tidak percaya diri karena ini pertama kalinya saya dipercayakan menjadi seorang pemimpin.
Apalagi menjadi salah satu pemimpin sekaligus pemegang kekuasaan penting di Kabupaten Nagekeo," ujarnya.
Ia mengatakan sangat optimis bisa duduk didepan panggung utama menjadi seorang pimpinan. Karena rasa percaya diri yang sangat yakin maka dirinya mampu menjalaninya penuh semangat.
"Pada waktu saya take over posisi bapak Ketua DPRD kemarin, saya masih harus meyakinkan diri lagi bahwa ya hari ini menjadi seorang ketua DPRD. Karena kemarin-kemarin saya adalah anak perempuan biasa-biasa saja yang tidak ada apa-apanya tapi hari ini saya seorang ketua DPRD," ujarnya.
Ia menceritakan waktu memasuki kantor DPRD, dirinya sempat gugup karena itu pengalaman pertama dan ternyata setelah memulai memimpin rapat akhirnya semuanya berjalan dengan lancar.
Ia mengatakan kegiatan girls take over ini awalnya diadakan oleh Plan. Pihak Plan mengadakan suatu semacam perlombaan dengan beberapa persyaratan.
Salah satunya adalah mengunggah video dengan tema tentang kebebasan anak perempuan.
"Saya mendapatkan informasinya dari forum anak Nagekeo sekaligus dari sekolah. Saya akhirnya mendaftarkan diri dan mengunggah video. Saya ingat hari itu waktu sy dinyatakan lolos seleksi, yang paling susah untuk saya waktu itu adalah harus pulang pergi ke desa saya utk mendapatkan izin orang tua. Akhirnya sesuai jadwal, saya ke Hotel Pepita untuk kegiatan selanjutnya," jelasnya.