Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Selasa 3 November 2020: Hidup Adalah Pilihan

Hidup ini adalah sebuah pilihan. Sebab di setiap waktu hidup, kita diperhadapkan dengan tawaran-tawaran atau situasi-situasi yang harus kita pilih.

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
Fr. Hironimus Taolin 

Renungan Harian Katolik, Selasa 3 November 2020: Hidup Adalah Pilihan 

Renungan Atas Perikop Injil Lukas 14:15-24

Oleh: Fr. Hironimus Taolin
Calon Imam Keuskupan Agung Kupang
Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang

POS-KUPANG.COM - Dalam perikop Lukas 14:16-18a, Yesus berkata: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. 

Hidup ini adalah sebuah pilihan. Sebab di setiap waktu hidup, kita diperhadapkan dengan tawaran-tawaran atau situasi-situasi yang harus kita pilih. Walaupun ada orang yang memilih untuk tidak membuat pilihan, tetapi tidak membuat pilihan pun merupakan sebuah pilihan.

Berhadapan dengan tawaran-tawaran tersebut, kita dituntut untuk memilih secara tepat dan cerdas agar jangan sampai pilihan kita mengecewakan kita sendiri. Sebab ada pilihan yang membimbing kita pada sukacita dan ada juga pilihan yang membawa dampak merusak untuk hidup kita. Karena itu memilih secara tepat apa yang baik dan benar serta mencintai pilihan kita merupakan syarat untuk menjadi bergembira dalam hidup kita.

Injil hari ini mengangkat kisah perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih.  Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus menggambarkan hal Kerajaan Allah seperti seorang Tuan yang sedang mengadakan jamuan yang besar dan mengundang banyak orang untuk datang di pestanya. Namun semua mereka yang diundang memilih untuk menolak hadir dengan berbagai alasan.

Padahal biasanya orang akan bergembira dan bersemangat apabila ia diundang ke sebuah pesta.  Sebab Pesta atau jamuan besar merupakan moment sukacita dimana orang dijamu dengan makanan enak dan berproses dalam acara meriah.  Namun dalam kisah injil hari ini, respons orang-orang yang diundang justru sangat mengejutkan, sekaligus mengecewakan. 

Mereka malah memilih menolak undangan itu dengan berbagai dalih atau alasan, padahal si Tuan yang empunya acara sangat mengharapkan para tamu undangannya untuk hadir dan memenuhi tempat yang sudah ia siapkan.  Mereka yang diundang adalah orang-orang pilihan. Namun orang-orang tersebut memilih tidak menghadiri undangan itu karena berbagai macam alasan.

Ada orang yang lebih memilih sibuk dengan ladangnya, ada yang sibuk dengan hewan peliharaannya dan yang lain lagi sibuk dengan pasangannya karena dia baru saja kawin. Menolak undangan berarti kehilangan kesempatan untuk menikmati perjamuan.

Penolakan dari orang-orang yang dipilih untuk menghadiri acara jamuan membuat tuan pesta menjadi marah dan mengundang orang-orang yang sebelumya tidak diundang ke acara perjamuan untuk hadir dalam acara jamuannya yaitu orang-orang yang berada di jalan-jalan, orang-orang miskin, cacat, buta dan yang lumpuh. Malah si tuan pesta menyuruh hambanya untuk memaksa semua orang yang ada di berbagai jalan dan lintasan untuk ikut dalam jamuan bersama yang sudah di siapkan.

Hal menarik yang terjadi adalah orang-orang yang datang pada perjamuan tersebut adalah mereka yang tidak diharapkan, tidak direncanakan dan bukan yang distimewakan. Mereka adalah orang miskin, orang-orang pinggiran, cacat dan lain sebagainya. Mereka bukan orang-orang pilihan dari si pembuat pesta. Namun merekalah yang kemudian mendengarkan dan menghadiri undangan.

Jamuan besar atau pesta dalam perumpamaan di atas merupakan gambaran tentang Kerajaan Allah, dan tuan pesta adalah Allah sendiri. Sedangkan undangan terhadap orang banyak merupakan gambaran akan tawaran keselamatan yang diberikan oleh Tuhan pertama-tama untuk bangsa Israel sebagai umat pilihanNya.

Penolakan terhadap undangan tuan pesta merujuk pada penolakan Israel terhadap injil yang mengakibatkan undangan atau tawaran keselamatan beralih kepada orang-orang kafir yang digambarkan dengan orang lumpuh, orang miskin dan orang-orang jalanan.

Berdasarkan kisah injil di atas, kita disadarkan bahwa sebagai orang-orang Kristiani, kita adalah orang pilihan Allah. Kita diundang Allah untuk untuk hadir dan menikmati jamuan pesta yang sudah disiapkan atau dengan kata lain tawaran akan keselamatan telah diberikan Allah kepada kita.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved