Wagub NTT Buka Rapat Simulasi Keselamatan&Keamanan; Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo
sekedar rapat koordinasi, namun merupakan rapat kolaboratif antar stakeholder demi penyatuan konsep keselamatan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Wagub NTT Buka Rapat Simulasi Keselamatan dan Keamanan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Wakil Gubernur Provinsi NTT, Josef A Nae Soi membuka Rapat simulasi Keselamatan dan Keamanan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo, Senin (2/11/2020).
Hadir dalam kesempatan itu, Staf Khusus Bidang Keamanan Kemenparekraf/Baparekraf, Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta, S.I.K., M.Si, Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula, Direktur BOPLBF, Shana Fatina, para kepala instansi vertikal, perwakilan TNI Polri dan para pimpinan SKPD di Kabupaten Mabar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Setkab Mabar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dalam arahannya, Wagub NTT, Josef A Nae Soi mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat karena menunjuk Labuan Bajo sebagai tempat dilaksanakannya simulasi Keselamatan dan Keamanan Destinasi Pariwisata yang akan digelar pada 12 November 2020 mendatang.
"Kami berterima kasih," katanya.
Diakuinya, rapat tersebut bukan saja sekedar rapat koordinasi, namun merupakan rapat kolaboratif antar stakeholder demi penyatuan konsep keselamatan dan keamanan kebencanaan.
"Kalau kita simulasi, daerah kita rawan bencana," ujarnya.
Menurutnya, hal yang tidak kalah penting yang harus dilakukan semua komponen yakni kenyamanan dari masyarakat yang tinggal di Labuan Bajo dan wisatawan yang akan datang.
Oleh karena itu, rapat tersebut bukan saja sebagai wadah untuk berkoordinasi demi menyukseskan kegiatan simulasi, namun sebagai momentum untuk secara bersama menyadarkan masyarakat akan pentingnya keselamatan dan keamanan.
"Tugas kita untuk membentuk kesadaran masyarakat bahwa safety dan security no compromi. Oleh karena simulasi yang kita lakukan, minimal menghilangkan/mengurangi kefatalan dalam bencana," tegasnya.
Diakuinya, keberhasilan dalam simulasi yang akan dilakukan akan menjadi pedoman untuk keselamatan dan keamanan di daerah lain.
"Jadi kami berterima kasih karena telah memilih Labuan Bajo," paparnya.
Pihaknya juga meminta agar tanda atau plank evakuasi di Labuan Bajo pun harus menggunakan 6 bahasa, sesuai standar internasional.
"Yang diminta kepada kita adalah sinyal-sinyal yang ada memenuhi standar internasional, sinyal-sinyal itu minimal dalam 6 bahasa internasional. Minimal bahasa Indonesia, bahasa Inggris, China, Rusia, arab dan Spanyol, jangan lupa juga bahasa Jepang karena banyak juga datang," paparnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/wakil-gubernur-provinsi-ntt-josef-a-nae-soi-saat-membuka-rapat-simulasi.jpg)