Sri Mulyani Soroti Pemerintahan Soeharto: Banyak Aset Negara Hilang Termasuk Kompleks Senayan, Lho?
"Waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali, enggak ada pembukuannya," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sri Mulyani Soroti Pemerintahan Soeharto: Banyak Aset Negara Hilang Termasuk Kompleks Senayan, Lho?
POS-KUPANG.COM - Betapa keras usaha Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengembalikan aset-aset negara yang lenyap di era Presiden Soeharto, salah satunya Hotel Hilton Jakarta yang sudah berubah nama menjadi Hotel Sultan.
Mengisi kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada, Menteri Keuangan Sri Mulyani berkeluh kesah tentang sulitnya menyelamatkan aset-aset negara.
Pada 25 Sepember 2018, Sri Mulyani berdiri di depan mahasiswa FEB UGM sambil mengungkapkan fakta menyelamatkan keuangan negara melalui perbaikan pembukuan aset.
"Mulainya Republik Indonesia enggak punya neraca," papar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan awalnya barang berharga milik negara, termasuk aset dan properti penting sebelumnya tidak pernah tercatat sebagai milik negara.
"Jadi barang milik negara pun tidak diadministrasikan, tidak di-record," katanya.
Ia menyebutkan hal itu sudah terjadi sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
"Kita asal bangun."
"Waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali, enggak ada pembukuannya," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
"Jadi waktu terjadi krisis kemudian kita punya Undang-undang Keuangan dan Perbendaharaan Negara, kita baru mulai membangun neraca keuangan," lanjutnya.
Pada proses pembukuan tersebut, Sri Mulyani menyebutkan hal pertama yang dilakukan adalah mencatat aset-aset penting yang menjadi milik negara.

Ia menuturkan dulu banyak aset negara yang diperjualbelikan dengan mudah karena tidak tercatat kepemilikannya.
"Di situ baru mulai muncul, 'Mari kita membukukan dan me-record'."
"Pertama mengadministrasikan, masukkan dulu dalam buku," tutur Sri Mulyani.