Berita NTT Terkini
Tokoh Kritis NTT, BKH Raih Penghargaan 'Freedom of Speech'
Tokoh kritis asal Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang duduk di Komisi III DPR RI, Dr. Benny K Harman meraih penghargaan "Freedom of Speech" d
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM, KUPANG - Tokoh kritis asal Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang duduk di Komisi III DPR RI, Dr. Benny K Harman meraih penghargaan "Freedom of Speech" dalam ajang Teropong Democracy Award (TDA) 2020, di Jakarta, Rabu (28/10).
Acara yang diinisiasi media Teropong Senayan, ini diselenggarakan secara virtual dan dihadiri sejumlah tokoh publik dari lingkup pemerintah dan legislatif yang ikut mendapat anugerah penghargaan.
Dalam rilis yang diterima Pos Kupang.Com, Kamis (29/10/2020), Benny K Harman yang akrab disapa BKH menilai TDA 2020 yang digelar Teropong Senayan adalah upaya menjaga nilai-nilai demokrasi agar tetap hidup. Selain itu, kata ketua Fraksi Demokrat di MPR RI ini, anugerah penghargaan demokrasi juga bisa menjadi sarana menyoroti perkembangan demokrasi Indonesia yang belakangan ini mendapat sejumlah tantangan.
"Meskipun demokrasi salah satu sistem yang terbaik yang diakui dan dipraktekkan banyak negara dunia saat ini, namun banyak buku-buku yang saat ini melakukan kritik terhadap pelaksanaan demokrasi," kata wakil Ketua DPP Demokrat ini.
Anggota Komisi Hukum (Komisi III) DPR RI ini menilai banyaknya penelitian yang mengkritisi sistem ini menunjukkan adanya tantangan dari nilai-nilai demokrasi.
"Di tengah situasi ini, kehadiran Teropong Senayan yang ingin menghidupkan kembali, yang ingin merawat, yang ingin menjaga, yang ingin tetap menyalakan nilai-niai demokrasi sebagai sistem yang kita anut untuk kita tegakkan," kata mantan Ketua PMKR Cabang Malang ini.
BKH menyampaikan terima kasih kepada tim juri dan tim Teropong Senayan yang telah memilih dirinya sebagai salah satu pemenang di ajang Teropong Democracy Award 2020.
Pemimpin Redaksi Teropong Senayan, Rihad Wiranto, mengatakan tantangan terbesar Indonesia sepanjang 2020 adalah mewujudkan ketahanan demokrasi. Hanya dengan upaya membangun ketahanan demokrasi, maka sistem politik demokratis, baik secara prosedural maupun substantif dapat terus meningkat kualitasnya.
Rihad menilai pandemi Covid-19 serta sejumlah isu perundang-undangan yang belakangan menuai polemik menjadi musabab yang mempengaruhi dinamika demokrasi. Dalam kondisi yang rumit itu, kata Rihad, teladan demokrasi amat dibutuhkan sebagai bintang penuntun untuk membawa demokrasi Indonesia ke arah yang diharapkan bersama.
"Ketahanan demokrasi sangat terkait dengan keberhasilan mewujudkan komitmen berdemokrasi. Maka, penyelenggara negara berikut juga masyarakat sipil perlu mengawal demokrasi. Jika tidak, maka bisa berdampak buruk terhadap ketahanan demokrasi," kata Rihad.
Meski begitu, lanjut Rihad, patut diakui selama ini ada beberapa sosok maupun golongan yang "diam-diam" maupun terang-terangan berupaya membangun jalan demokrasi yang terarah. Hal itu semata-mata demi mewujudkan ketahanan demokrasi yang sejak 1945 menjadi dambaan sistem politik di Indonesia.
Upaya mereka dalam berkontribusi dan mempertahankan demokrasi ditunjukkan dalam kapasitasnya masing-masing baik secara eksekutif, legislatif, dan bahkan independen. Atas dasar itu, apresiasi dirasa perlu diberikan agar komitmen mempertahankan demokrasi dipandang sebagai ikhtiar yang harus terus-menerus dilakukan.
"Pada gilirannya, ketahanan demokrasi juga sangat bergantung pada sukses atau gagalnya demokrasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan warga negara," ujar Rihad.
Pada ajang penghargaan yang disemarakkan bersama dengan Hari Sumpah Pemuda ini, Rihad mengatakan sejumlah sosok dan kelompok partai politik masuk ke dalam daftar "Teladan Demokrasi 2020" yang dipersembahkan oleh Teropong Senayan.
"Apresiasi ini berangkat dari kesadaran berdemokrasi yang belakangan mendapat tantangan besar, serta selain sebagai cara mempromosikan nilai demokrasi yang ditunjukkan oleh para penerima penghargaan ini," tuturnya.