Wagub Nae Soi Promosi Kelor, Misi Dagang Jatim dan NTT
Pemprov NTT meresmikan kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur dalam kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur
Inilah sebabnya kita membangun persahabatan, persaudaraan agar kesejahteraan bisa kita raih bersama-sama. Kita percaya kepada kolaborasi yang membuat kita menjadi sama-sama pemenang," kata Emil.
Menurut Emil, misi dagang ini memang sebuah upaya karena NTT memiliki potensi yang luar biasa, begitu pula Jawa timur.
"Namun potensi ini tidak bisa maksimal kalau kita tidak saling berdagang. Ini harus benar-benar dirorong. Perdagangan memungkinkan kita untuk fokus kepada keunggulan kita masing -masing sehingga kita bisa memproduksi dengan lebih efisien," urainya.
Dengan luas wilayah yang hampir sama yakni kurang lebih 47 ribu kilometer persegi dan keindahan alam dari berbagai pulau di NTT, Emil meyakini bahwa NTT, The New Teritory of Tourism akan terwujud dengan kehadiran Jatim sebagai sahabat.
Emil melanjutkan, meski di NTT sudah ada pabrik semen, pembangunan di NTT akan perlu banyak semen, bisa dari Jatim atau dari daerah-daerah lain di pulau Jawa melalui pelabuhan-pelabuhan di Jatim.
"Banyak sekali peluangnya. Inilah sebabnya kami berharap walaupun masih pandemi, kita jangan pesimis terhadap masa depan kita. Ini ibaratnya sugesti. Kalau orang pesimis akan masa depan dia akan berhenti berkegiatan, berhenti belajar, berhenti berinvestasi," ujar Emil.
Lanjut Emil, kalau hak itu terjadi, justru terjadi efek kebalikan dari bola salju. Kalau bola salju makin didorong makin besar, tapi kalau ini makin didorong makin kecil atau hilang. Oleh karena itu, optomisme harus dibangun sehingga akan bisa keluar dari pandemi.
Dikatakan Emil, dibandingkan dengan awal merebaknya pandemi di Maret, kini Indonesia jauh lebih siap.
"Bukan untuk kita jumawa atau takabur, tetapi maksudnya kita dalam kondisi, kan banyak yang mengatakan kok perintahnya berubah-ubah. Awal-awal stay at home, di rumah saja jangan kemana -mana. Tetapi sekarang kita didorong untuk beraktivitas. Berwisata, berdagang, bersekolah dan lain sebagainya. Yang benar yang mana? Semua benar pada waktunya," paparnya.
"Saya yakin di NTT sudah jauh lebih baik, kita tidak bisa katakan sudah siap tapi lebih siap. Tergolong lebih siap. Kalau kita bilang siap nanti kita takabur mendahului Yang Maha Kuasa, tetapi kita lebih siap untuk menyelamatkan kesejahteraan kita bersama. Nenyelamatkan kesejahteraan bersama dengan menjaga ritme ekonomi," tegasnya.
Di triwulan kedua, lanjut Emil, ekonomi Jawa timur dan provinsi lain di Pulau Jawa juga di seluruh Indonesia mengalami kontraksi penurunan.
"Tetapi kita yakin triwulan ketiga lebih baik dan triwulan keempat akan jauh lebih baik. Karena untuk bisa menjaga napas kita, untuk membiayai sistem kesehatan, sistem pendidikan, pertolongan terhadap bencana dan juga lain sebagainya, ekonomi harus berputar. Tidak mungkin ekonomi tidak berputar," katanya.
Apresiasi MoU
Emil juga mengungkapkan, di Australia, sastu di antaranya di Victoria sudah bicara mengenai kebutuhan melonggarkan ekonomi karena tekanan mental dan ekonomi yang luar biasa. "Jadi memang sekarang kita bukan menganggap remeh Covid-19, kita bukan menyepelekan Covid-19, tetapi kita sedang mengelola bagaimana agar kita tetap bertahan, bernapas di tengah covid," jelas Emil.
"Kesejahteraan bisa diraih, karena dengan 40 juta (penduduk) kami memang mau tidak mau harus mendorong industri. Saat ini, industri Jawa Timur menyumbang 30 persen (pendapatan) perdagangan menyumbang 18 persen, pertanian sekitar 10 sampai 11 persen," bebernya.