Amerika Ketar Ketir, Rusia dan China Gabungkan Kekuatan Militer , Unggul Darat , Laut dan Udara
Hal belum termasuk kedua pasukan yang sama-sama hadir di Suriah dimana, Amerika membantu para pemberontak sementara Rusia membantu Presien Suriah Bash
Amerika Ketar Ketir, Rusia dan China Gabungkan Kekuatan Militer , Unggul Darat , Laut dan Udara
POS KUPANG.COM -- Amerika Serikat secara teknis sedang berkonflik dengan China dan Rusia secara bersamaan
Militer Amerika kini sedang berhadap-hapan dengan militer China atau Tentara Pembebasan Rakyat lias PLA di Laut China Selatan dan Taiwan
Sementara di belahan bumi lainnya, pasukan Amerika juga sedang kucing-kucingan dengan milter Rusia dui Laut Hitam dan sekitar Alaska
Hal belum termasuk kedua pasukan yang sama-sama hadir di Suriah dimana, Amerika membantu para pemberontak sementara Rusia membantu Presien Suriah Bashar al-Assad
Merasa sama-sama menghadapi musuh yang sama, kedua negara berkemungkinan menggabungkan kekuatan untuk menghadapi Amerika. Hal tersebut jelas membuat Amerika ketar-ketir
Persiden Rusia, Vladimir Putin telah mengisyaratkan tentang aliansi militer masa depan antara Rusia dan China yang akan lebih kuat daripada AS.

Gabungan dua kekuatan itu akan melebihi Angkatan Darat AS dengan perbandingan sekitar dua banding satu, memiliki tiga kali lebih banyak tank dan kapal perang, dan memiliki lebih banyak senjata nuklir.
Melansir The Sun, China dan Rusia memiliki militer terkuat kedua dan ketiga di dunia - dan aliansi formal dapat membantu melawan AS.
Putin mengisyaratkan hubungan yang semakin dalam antara Moskow dan Beijing karena keduanya memiliki ketegangan yang sedang berlangsung dengan Washington
Baca juga: Bupati Tercantik Indonesia Dipenjara Dua Tahun, Sri Wahyumi Punya Koleksi Barang Mewah, Dilelang KPK
Baca juga: Syahrini Singgung Luna Maya Saat Istri Reino Barack Ditanya Sang Suami Selingkuh, Incess: Pasrah
Baca juga: Sifat Asli Puput Nastiti Devi Dibongkar Mbak You, Karakter Istri Ahok Bisa Rusak Rumah Tangganya
Baca juga: Mantan Pemimpin Timor Leste Dulu Sebut Indonesia Kejam & Pembantai, Kini Puji Setinggi Langit
Rusia terus mencoba dan mengeluarkan perjanjian senjata baru, sambil menghadapi tuduhan campur tangan pemilu yang sedang berlangsung di AS bersama dengan ketegangan militer di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Sementara itu, China telah melihat hubungan dengan AS jatuh ke posisi terendah baru karena pandemi virus corona dan perselisihan di Laut China Selatan dan Taiwan.
Dailymail.co.uk memberitakan, saat ditanya apakah persatuan militer antara Moskow dan Beijing itu mungkin, Putin menjawab, "Kami tidak membutuhkannya, tetapi, secara teoritis, sangat mungkin untuk membayangkannya."
Rusia dan China memuji 'kemitraan strategis' mereka, tetapi sejauh ini menolak pembicaraan tentang kemungkinan membentuk aliansi militer.
Kekuatan gabungan militer Rusia dan China - yang menempati peringkat kedua dan ketiga pada Indeks Kekuatan global (PwrInx) dan hanya di belakang Amerika Serikat - akan mengerdilkan militer saingan barat mereka dalam sejumlah kategori utama.