Tak Mampu Hidup Sendirian, Siswi SMP di Lombok Ini Terpaksa Nikahi Pria 17 Tahun, Begini Kisahnya

EB mengaku dirinya bukanlah anak yang berprestasi di sekolah, cenderung malas karena hidup dalam kesulitan sejak dititipkan kedua orangtuanya.

Editor: Frans Krowin
Shutterstock via vox.com
ILUSTRASI pernikahan 

Tak Mampu Hidup Sendirian, Siswi SMP di Lombok Ini Terpaksa Nikahi Pria 17 Tahun, Begini Kisahnya

POS-KUPANG.COM, LOMBOK TENGAH - Siswi SMP di Lombok Tengah, Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat)) ini mengambil tindakan yang nekad.

Mungkin karena hidupnya susah lantaran tanpa ada kedua orangtuanya, gadis yang berusia 15 tahun akhirnya memutuskan untuk menikah dengan UD (17 tahun).

Peristiwa yang tak lazim, yakni pernikahan dua remaja di bawah usia itu, terjadi di Kecamatan Batukelang Utara, Lombok Tengah, Provinsi NTB.

Siswi kelas 3 SMP itu berinisial EB (15 tahun), sementara suaminya UD berusia 17 tahun. UD sudah lama putus sekolah semenjak ayahnya meninggal dunia.   

"Saya bingung mau ngapain lagi. Tidak sekolah sudah empat bulan. Saya tidak punya handphone, tak bisa ikuti belajar daring." tutur EB

Ketika UD datang bersama keluarganya lalu meminta saya ke nenek, saya mau diajak menikah," kata EB di rumahnya, di Dusun Kumbak Dalem, Desa Setiling, Kecamatan Batukelang, Minggu (25/10/2020).

EB tampak bingung saat menerima kedatangan wartawan. Dia segera meminta keluarga suaminya memanggil UD yang tengah bekerja di kawasan hutan yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya.

EB da UD menikah pada 10 Oktober 2020. Remaja ini kini menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga.

"Saya memang yang bersedia menikah ketika UD dan keluarganya datang meminta saya pada nenek. Saya tahu saya masih sekolah, tapi ini mau saya," katanya sambil menunduk.

EB tinggal bersama neneknya, Salmah (80) setelah kedua orangtuanya bercerai. Ibunya, Mariani telah menikah lagi, dan ayahnya, Zulbliadi mengadu nasib sebagai TKI di Malaysia

EB dan neneknya hidup seadanya.

EB telah setahun mengenal UD dari temannya. Beberapa kali bertemu dan jalan-jalan membuatnya yakin UD bisa memberinya kehidupan yang lebih baik.

Menurutnya UD sangat gigih bekerja. Sebelum menikah, UD pernah bekerja sebagai buruh di Bali. UD adalah tulang punggung keluarganya.

EB mengaku dirinya bukanlah anak yang berprestasi di sekolah, cenderung malas karena hidup dalam kesulitan sejak dititipkan kedua orangtuanya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved