Pentas Teater 'Luka Bahasa Anak Negeri', Pelajar Spensa Nubatukan Tak Mau Tenggelam Dalam Pandemi

pertunjukan teater pelajar ini masih merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Oktober sebagai Bulan Bahasa.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Para pelajar SMPN 1 Nubatukan rupanya membuktikan kalau mereka tak akan berhenti berkarya meski pandemi Covid-19 masih terus menerjang. Kegelisahan dan keprihatinan akan fenomena dunia saat ini pun diungkapkan dalam bentuk pementasan teater bertajuk, 'Luka Bahasa Anak Negeri'. Dipentaskan secara virtual, pertunjukan teater pelajar ini masih merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Oktober sebagai Bulan Bahasa. 

Saat Melkior pertama kali menjabat sebagai kepala sekolah di SMPN 1 Nubatukan pada 23 Maret 2020, kegiatan kesiswaan yang pertama kali digelar adalah malam tos kenegaraan yang dilakukan di bawah pohon beringin (bao) di halaman tengah sekolah.

Ternyata aura malam tos kenegaraan membuat dirinya sadar kalau Spensa Nubatukan punya kekuatan luar biasa.

"Saya merenung barangkali salah satu kekuatan itu adalah kekuatan sastra di mana anak-anak dan murid dikumpulkan dalam satu komunitas," kenangnya.

Pada 26 September 2018 Komunitas Sastra bernama Ina Bao Pukan resmi dilanunching di bawah dua pohon beringin (bao). Setelah komunitas ini diresmikan, anak-anak Spensa Nubatukan mulai menyalurkan bakat mereka melalui karya-karya sastra, pertunjukan, literasi dan kreativitas lainnya.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 Hal 114 115 119-124 Tematik Subtema 3 Teknologi Hijau Era Globalisasi

Baca juga: Hujan Disertai Petir Berpotensi Kembali Terjadi di Empat Wilayah di Manggarai Hari Ini, Info

Secara etimologis, Ina Bao Pukan, berasal dari kata Ina yang dalam bahasa Lamaholot berarti Ibu, Mama. Kata ini sinonim dengan kata Latin; Mater yang juga berarti Ibu atau ungkapan lain untuk menyebut sekolah (alma mater).

"Artinya ibu; sanggup menghasilkan generasi. Bao artinya pohon beringin, pohon yang menaungi. Puken artinya pokok, batang. Komunitas ini artinya ibu yang berada tepat di bawah pohon bao," pungkasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved