Pentas Teater 'Luka Bahasa Anak Negeri', Pelajar Spensa Nubatukan Tak Mau Tenggelam Dalam Pandemi

pertunjukan teater pelajar ini masih merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Oktober sebagai Bulan Bahasa.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Para pelajar SMPN 1 Nubatukan rupanya membuktikan kalau mereka tak akan berhenti berkarya meski pandemi Covid-19 masih terus menerjang. Kegelisahan dan keprihatinan akan fenomena dunia saat ini pun diungkapkan dalam bentuk pementasan teater bertajuk, 'Luka Bahasa Anak Negeri'. Dipentaskan secara virtual, pertunjukan teater pelajar ini masih merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Oktober sebagai Bulan Bahasa. 

Pentaskan Teater 'Luka Bahasa Anak Negeri', Pelajar Spensa Nubatukan Tak Ingin Tenggelam Dalam Pandemi Corona

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Para pelajar SMPN 1 Nubatukan rupanya membuktikan kalau mereka tak akan berhenti berkarya meski pandemi Covid-19 masih terus menerjang. Kegelisahan dan keprihatinan akan fenomena dunia saat ini pun diungkapkan dalam bentuk pementasan teater bertajuk, 'Luka Bahasa Anak Negeri'.

Dipentaskan secara virtual, pertunjukan teater pelajar ini masih merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Oktober sebagai Bulan Bahasa.

Kepala SMPN 1 Nubatukan, Melkior Muda Making, mengaku bangga dan takjub melihat anak didiknya yang tergabung dalam Komunitas Sastra Ina Bao Pukan itu begitu menjiwai peran mereka di atas panggung pertunjukan.

Walau masih setingkat SMP, menurut Melkior, penampilan teater anak asuhnya sudah di atas rata-rata.
Luka Bahasa Anak Negeri bukan pertunjukan teater biasa. Pertunjukan ini memotret langsung realitas fenomena dunia saat ini yang senantiasa mengitari hidup para pelajar saat ini yakni bahasa dan pandemi Covid-19.

Balton Tolok, penulis naskah dan sutradara teater Luka Bahasa Anak Negeri menerangkan selama ini anak-anak pelajar khususnya di SMPN 1 Nubatukan selalu cepat mencerna informasi hoaks dan semakin dirundung ketakutan akan pandemi corona.

"Mereka rindu kebersamaan, kejujuran. Mereka rindu tidak ada lagi ujaran kebencian. Mereka mengungkapkan isi hati mereka. Jadi, konteks teater ini pandemi dan bahasa," urai pemuda lulusan FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Flores itu, usai pentas berlangsung, Sabtu (24/10/2020) malam.

Lebih jauh, Balton menandaskan kalau seni teater yang dikembangkan di SMPN 1 Nubatukan punya dampak bagi pendidikan karakter para pelajar.

"Mereka ini bukan anak teater. Hanya atas dasar minat saja mereka datang, jadi mereka sendiri mau karakter mereka diubah. Mereka nampak lebih disiplin, saling mendengarkan. Di situ kita lihat karakter mereka," tandasnya.

Senada dengan Balton, secara lebih luas Melkior Muda Making juga melihat kalau pengembangan seni sastra, teater dan kreativitas seni lainnya di sekolah membawa dampak positif bagi pendidikan karakter anak.

"Panggung ini media pembentukan karakter, pengembangan kepribadian, mentalitas juga dibentuk di luar kelas lewat panggung. Apa yang dipertontonkan itu merupakan gambaran apa yang dipelajari di sekolah," sebut salah satu kepala sekolah inovatif di Lembata ini.

Dalam rangka bulan bahasa, Yoakim Make Making, selaku ketua panitia, memastikan SMPN 1 Nubatukan sudah menyelenggarakan sejumlah kegiatan seperti lomba menulis puisi, membawakan puisi, bintang radio, dan kegiatan seni lainnya.

"Saat ini kita dilanda pandemi corona sehingga Osis tidak mau tenggelam. Generasi spensa mau tunjukkan kalau mereka mau bangkit. Mereka sudah berani melangkah di atas panggung pentas," tandasnya.

Mengenal Komunitas Sastra Ina Bao Pukan Spensa Nubatukan

Kepala SMPN 1 Nubatukan Mekior Muda Making menguraikan bagaimana Komunitas Sastra Ina Bao Pukan berdiri.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved