Info Kesehatan
3 Cara Menstimulasi Kecerdasan Anak di Masa Emasnya, Yuk Kepoin
stimulasi sosial supaya pandai bergaul, juga stimulasi emosi agar anak mengenal berbagai emosi seperti marah, s
Nah, Ibu menunjukkan serunya belajar bersama teman melalui permainan.
Dengan adanya teman belajar (learning buddy) seperti di atas, Ibu tentu lebih mudah menarik perhatian anak-anak.
Bersama teman belajar yang difavoritkan anak, Si Kecil juga bisa diarahkan untuk lebih berani bereksplorasi di lingkungannya, lebih aktif mencoba hal-hal baru, dan lebih termotivasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Teman belajar dapat menjadi role model (teladan) saat beraktivitas.
Apalagi jika sosok teman belajar itu memiliki karakter lucu dan menyenangkan, anak-anak bisa menjalani proses belajar yang lebih seru dan ceria.
3. Puaskan Rasa Ingin Tahu Anak
Anak banyak bertanya karena ia tengah mengembangkan kemampuan bahasa dan logikanya.
Dari aspek kognitif, ia sedang banyak mencari tahu dan mengeksplorasi lingkungannya.
Mula-mula ia akan bertanya bertanya tentang “apa”. Seiring usia bertambah, ia makin memahami fakta-fakta yang ada di lingkungannya.
Rasa ingin tahunya dikembangkan dengan pertanyaan “mengapa”, yang membutuhkan penjelasan dan nalar.
Agar kecerdasan anak semakin optimal, orangtua perlu menanggapi pertanyaan anak secara positif.
Sekalipun tak tahu jawabannya, lebih baik orangtua tidak memarahinya karena ia bisa jadi akan “kapok” bertanya.
Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas anak jadi terhambat dan akhirnya padam.
Pertanyaan anak-anak biasanya spontan, tak diduga, dan kadang menggemaskan, sehingga membuat orangtua tergelak sekaligus kebingungan untuk memberikan jawaban tepat.
Hanya saja, orangtua tetap harus menanggapi.