SkolMus Gelar Pameran Arsip Publik dalam Program Merekam Kota

Kegiatan ini akan berlangsung hingga 31 Oktober mendatang di Pabrik Es Minerva, Kelurahan Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Suasana Pameran Arsip Publik di Gedung Pabrik Es Minerva, Minggu (18/10/2020). 

SkolMus Gelar Pameran Arsip Publik dalam Program Merekam Kota

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sekolah Musa (SkolMus) yang berfokus pada pendidikan fotografi untuk publik, membuka Pameran Arsip Publik yang pertama kalinya di Kota Kupang pada Sabtu (17/10/2020).

Kegiatan ini akan berlangsung hingga 31 Oktober mendatang di Pabrik Es Minerva, Kelurahan Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.

Arsip yang dipamerkan berasal dari 16 keluarg dan berkisar dari tahun 1850 hingga 1999. Salah satunya adalah arsip surat kabar Pewarta Timor yang terbit pada tahun 1929. Selain itu tampak juga gambar Gereja Kota Kupang yang gedungnya masih tetap sama hingga saat ini.

Namun yang menarik perhatian adalah arsip dari tahun 1999 dan 1965 masih belum ditemukan hingga saat ini sehingga ditampilkan dalam kotak - kotak kosong.

Beberapa pengunjung tampak antusias melihat gambar - gambar tersebut satu per satu.

Koordinator SkolMus, Armin Septiexan, mengatakan, pameran ini sudah digagas sejak akhir 2019 lalu dan bertujuan untuk mengedukasi publik tentang sejarah kota Kupang.

"Karena kalau kita ketik di Google, kita cari tentang literatur sejarah lahir dan terbentuknya Kota Kupang itu sangat sedikit" kata Armin pada Minggu (18/10/2020).

Selain itu Armin mengatakan, arsip - arsip tentang kota Kupang sangat sulit untuk kita temukan di kota Kupang bahkan di Badan Arsip juga sulit ditemukan.

"Banyak yang kita temukan itu di Leiden di Belanda. Jadi itu salah satu alasan yang membuat kita SkolMus untuk membuat program yang bernama Merekam Kota" ungkap Armin.

Tim arsip juga diseleksi sejak bulan Februari lalu dan pada bulan Maret, tim ini sudah mulai bergerak mengumpulkan arsip - arsip yang ada.

"Tugas mereka itu mereka bertemu dengan pemilik arsip. Sebelum bertemu mereka harus cari tahu kira - kira siapa yang punya arsip Kota Kupang. Setelah dapat mereka bertemu dan bercerita lalu melakukan kesepakatan untuk scan arsip - arsip tersebut. Karena kita koleksinya itu arsip dalam bentuk digital bukan arsip fisik" jelas Armin

Untuk mengambil gambar di lokasi pameran juga diarahkan agar tidak membidik objek dalam pameran karena masing - masing gambar punya hak cipta.

Pengurus kelas SkolMus, Frengki Lollo menerangkan, bahwa ijin yang didapat adalah hanya untuk dipamerkan dan dikoleksi oleh SkolMus dalam bentuk arsip digital yang nantinya akan dimuat di website.

"Karena takutnya ada penyalahgunaan dari foto yang ada. Kadang kan orang ambil terus gunakan caption yang aneh - aneh tanpa ijin dari pemiliknya" jelas Frengki.

"Kalau memotret dalam bentuk suasana sih bisa hanya kalau motret yang hanya ambil foto - fotonya itu dilarang karena takutnya nanti ada yang reproduksi terus klaim - klaim dan sebagainya" lanjutnya.

Untum mengusut sumber nantinya, kata Frengki, juga pasti akan rumit.

"Nah kita yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan itu pasti punya beban lebih untuk bagaimana menjaga arsip itu tetap aman" ujarnya.

Sementara untuk kepemilikan hak cipta, kata Armin, tetap di pemilik arsip.

"Jadi saat kita pakai, kita sebutkan ini arsip siapa, pemiliknya siapa, makanya jadi penting supaya jangan ada orang lain yang menggunakan arsip itu tanpa sepengetahuan kita dan pemilik arsip" kata Armin.

Frengki menambahkan, pihak SkolMus hanya mereplikasi agar file aslinya tidak rusak.

"Kita hanya membuatnya dalam bentuk digital terus kita cetak ulang untuk dipamerkan" ujarnya.

Setelah dipamerkan, lanjut Frengki, arsip - arsip fisik tersebut rencananya akan dimusnahkan untuk menghindari tindakan tidak bertanggung jawab oknum - oknum tertentu yang bisa merusak arsip - arsip bernilai sejarah tersebut.

"Tapi untuk keberlanjutan kedepan itu kita bicarakan lagi dengan pemilik arsip bagaimana, kalau misalnya mereka mau mengoleksinya kembali berarti dikembalikan tapi dari kita sebaiknya dimusnahkan kecuali pemilik arsipnya minta kembali" ungkap Frengki

Merekam Kota, kata Armin, merupakan program jangka panjang dari SkolMus bahkan akan menjadi program abadi sehingga timnya akan berfokus ke perpustakaan digital.

"Memang kita tidak akan mengoleksi sesuatu yang fisik" tukas Armin.

"Websitenya akan dilaunching saat penutupan nanti, jadi ketika orang mengakses website tersebut orang akan mendapatkan beberapa story yang lebih banyak" tambahnya.

Armin mengungkapkan, salah satu hal yang menjadi kendala adalah ada arsip yang cerita dibaliknya sudah tidak diketahui lagi karena arsip yang ada sudah dari generasi ke generasi.

"Contohnya pabrik es ini, pemiliknya kan Kong Seo, yang saya kontak itu sudah generasi ketujuh. Jadi mau cari arsip tentang pabrik es ini juga susah" ceritanya.

"Jadi tantangan kita sebenarnya ya itu. Kalaupun mereka punya arsip fisik, story atau narasi dibaliknya itu kita harus cari referensi dari buku atau sejarahwan" lanjut Armin.

Tantangan yang berikutadalah bagaimana agar arsip - arsip ini tetap hidup.

"Caranya adalah kita buat narasi - narasinya dari teman - teman sejarahwan atau dari buku. Arsip ini kan kalau tidak dibangun dengan cerita atau narasi kan jadi sesuatu yang mati. Jadi aktivasi arsipnya harus dengan cerita" terangnya.

Tim arsip dari yang semula ada lima saat ini ti gfak tiga orang yakni Bernadet Sabtyani, Ifana Tungga dan Jems Mage.

"Pendekatan awal yang kita lakukan itu ke lembaga seperti pemerintahan pendidikan keagamaan, jadi kita bersurat kesana. Tapi kebanyakan lembaga - lembaga yang kita kunjungi itu tidak punya banyak arsip jadi kita diarahkan untuk ke pribadi seperti guru atau dosen yang sudah lama mengajar" cerita Ifana.

Baca juga: Jawaban Soal TVRI SD Kelas 4-6, Tugas TVRI Kunci Jawaban 1 2 3 SD Hari Selasa Tips Budidaya Ikan Mas

Baca juga: Plt. Kepala BKPSDMD Sumba Timur Sudah Lolos Seleksi JPTP

Baca juga: Terkait Longsor di Desa Lewur Kabupaten Mabar, Ini Komentar Kepala BPBD

Baca juga: 16 KK Besipae Nyatakan Dukungan Kepada Pemprov NTT

"Atau lembaga keagamaan juga kita diarahkan ke orang - orang kunci yang lembaga ini pikir mereka ada arsip, jadi itu salah satu kendala. Kalau kendala yang lain itu hal - hal teknis, kadang kita masih pikir juga apakah orang yang akan kita kunjungi ini mau membongkar dokumen mereka atau tidak" sambungnya lagi.

Sementara Bernadet, yang juga tim arsip mengatakan, sebelumnya tim arsip sudah berbagi tugas. Dirinya bertugas mengumpulkan arsip dari media dan pemerintah sementara Ifana bertugas mengumpulkan arsip dari lembaga keagamaan dan Jems dari keluarga - keluarga.

Untuk pameran yang tengah berlangsung Frengki berharap bisa menjadi sumber informasi bagi semua orang di kota Kupang, tentang bagaimana kotanya dan apa - apa saja yang pernah terjadi.

"Walaupun belum lengkap tapi mereka sudah mendapatkan beberapa gambaran tentang apa yang terjadi di kota Kupang bagaimana situasi Kota Kupang sebelum mereka ada" kata Frengki.

Selain itu, ia juga berharap, kedepannya semoga ada warga yang berkontribusi untuk arsipnya bisa didigitalisasi.

"Tujuannya kita merangkum dan mendapatkan sebuah histori yang lengkap tentang kota Kupang. Karena setiap keluarga kan punya cerita masing-masing dan setiap cerita bisa dibuat benang merah untuk semua peristiwa yang ada.
Karena tujuan kita bahwa Merekam Kota itu akan tetap ada dan terus menyajikan sesuatu yang betul - betul lengkap dengan fase - fase tertentu dengan cerita - cerita yang berbeda dari arsip yang ada" urainya.

Senada dengan Frengki, Armin juga berharap partisipasi warga untuk memberikan arsipnya untuk digitalisasi.

"Di SkolMus ini karena kita punya sumber daya untuk bagaimana merancang sebuah pameran, dipikirkan gagasan utama jadi kita pengennya ada inisiatif warga supaya kemudian arsip kita bikin dalam bentuk perpustakaan, jatuhnya jadi arsip partisipatif" pungkas Armin.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved