Budi Karya Ikut Sibuk Jelang Imunisasi Covid-19: Susun Skenario Distribusikan Vaksin
PENERBANGAN merupakan industri yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Namun Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi optimistis
POS-KUPANG.COM - PENERBANGAN merupakan industri yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Namun Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku optimistis industri penerbangan akan terus mengalami peningkatan jumlah penumpang.
Budi Karya mengungkapkan transportasi udara memang paling terdampak pandemi Covid-19 dibandingkan transportasi darat dan laut. Padahal, menurut Budi, menggunakan moda transportasi udara (pesawat) lebih aman dibandingkan moda transportasi lain.
Menurutnya, dalam kabin pesawat sirkulasi udara cukup sehat karena ada high efficiency particulate air (HEPA) filter yaitu penyaring udara yang setara ruang isolasi di rumah sakit. Pergantian udaranya cukup cepat yakni hanya dua hingga tiga menit.
Baca juga: Bupati di NTT Serahkan Hak Dasar Masyarakatnya, Ini Manfaatnya
"Adanya HEPA filter itu menjamin pesawat itu lebih aman (terhadap Covid-19). Pesawat-pesawat modern hampir semuanya sudah menggunakan HEPA," kata Budi Karya dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Network, di Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Selain berbicara mengenai industri penerbangan, Budi juga menjelaskan bagaimana Kementerian Perhubungan menyiapkan pola pendistribusian vaksin ke seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Pilkada Sumba Timur - Bawaslu Belum Terima Laporan Pelanggaran Kampanye
"Kementerian Perhubungan berperan dalam skenario membawa vaksin dari luar negeri ke Indonesia, kemudian ke ibu kota provinsi, selanjutnya ke wilayah kota/kabupaten. Kami sudah mempersiapkan template-nya," tutur Budi.
Berikut petikan wawancara Tribun Network bersama Budi Karya Sumadi:
Bagaimana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjaga moda transportasi udara tetap bisa survive di tengah pandemi yang belum ketahuan ujungnya?
Jujur,transportasi udara mengalami masalah. Karena industri tersebut high cost(biaya tinggi), mulai biaya leasing (sewa pesawat), bahan bakar, gaji pegawai yang tinggi, sehinggamembuatnya jadi berat. Maskapai penerbangan di Indonesia punya keinginan melakukan kegiatan secara maksimal.
Namun tampaknya masyarakat belum ingin bergerak, sehingga kami ajak teman-teman di dunia penerbangan melakukan upaya sosialisasi. Ada sirkulasi pesawat yang menjamin pesawat itu lebih aman (dari Covid-19). Jadi, HEPA adalah sistem filter udara yang ada di pesawat. Pesawat-pesawat modern hampir semuanya sudah menggunakan HEPA.
Jadi bisa menjamin kebersihannya. Banyak yang khawatir Covid-19 bisa menular melalui udara, namun justru di pesawat tempat yang kondisinya hampir samadengan ruang ICU (intensive care unit) rumah sakit.
Bahkan dibandingkan dengan mal, sekolah, kantor, itu jauh lebih aman di dalam pesawat. Ini yang kami harapkan diedukasikan kepada masyarakat supaya tidak kekhawatiran naik pesawat terbang.
Syarat naik pesawat udara dan kereta api, penumpang harus rapid test, padahal akurasinya tidak lebih dari 40 persen. Apakah masih perlu syarat rapid test itu?
Saya harus katakan rapid test itu masih berguna. Kalau saya mau egois, ya tidak usah rapid test. Tapi dengan rapid test paling tidak ada screening.
Kementerian Perhubungan sangat hati-hati. Kita selalu bekerjasama dengan perguruan tinggi. Selalu kita diskusikan bersama. Kami lakukan riset, dan hasilnyamasyarakat tetap menginginkan itu (rapid test) ada.
Ada rasa percaya diri ketika sudah melakukan (rapid test). Gugus Tugas Covid-19 tetap menentukan menentukan itu (syarat rapid test) ya tetap jalan.
Terkait dengan vaksin dan imunisasi Covid-19, apa peran Kementerian Perhubungan?
Kami memang sudah mempersiapkan template bagaimana pergerakan dari vaksin itu. Dari luar negeri ke Indonesia. Selanjutnya ke ibu kota provinsi, kemudian ke daerah kabupaten/kota.
Adanya vaksin ini bisa membeirkan confidence (percaya diri) kepada masyarakat. Terutama bagi kegiatan transportasi.
Saya sudah mengikuti rapat intensif yang dikoordinir oleh Kemenko Maritim dan Gugus Tugas Covid-19. Peran Kementerian Perhubungan adalah mendistribusikan. Hub-nya adalah dua bandara terbesar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya.
Dalam satu diskusi, kami mungkin saja tidak mengoperasikan pesawat reguler tapi pesawat cargo. Nanti tinggal memberikan SOP (standart operation procedure) kepada operator angkutan udara, darat, dan laut. Insyaallah bisa kami tangani secara baik.
Proyek apa saja di Kementerian Perhubungan yang direalokasi anggarannya atau berhenti karena pandemi Covid-19?
Kebanyakan proyek tidak terhenti tapi dibuat multi-years jadi jenis proyek tetap. Bahkan tetap on schedule (sesuai jadwal).
Memang ada proyek-proyek yang sudah kami alokasikan anggaran, tapi karena pandemic Covid-19 tidak banyak yang kerja, sehingga terlambat dan penyerapan anggarannya kurang. Secara umum pekerjaan tidak ada yang berhenti, tapi kami bikin multi-years.
Misal, awalnya kami anggarkan Rp 43 sekian triliun, kemudian berubah jadi Rp 34 triliun-Rp 35 triliun. Jenis pekerjaannya tetap dilakukan, hanya THR saya saja tidak dibagi, he.he...
Bagaimana dengan proyek tol laut, apa terganggu karena pandemi Covid-19?
Industri pelayaran itu terganggunya sedikit. Jadi tol lautnya oke saja. Yang terganggu itu angkut orang (penumpang). Mengapa? Karena ada sejumlah daerah menolak. Sedang tol laut 95 persen jalan.
Bagaimana rencana kerja Kementerian Perhubungan 2021? Apa fokus programnya?
Ada yang namanya 5 Bali baru, yaitu di Toba, Borobudur, Mandalika, Bunaken, dan Bangka Belitung. Kita juga akan membuat bandara baru di Bali Utara, target selesai 2023.
Dana-dana pembangunan kami arahkan ke tempat itu. Kami ingin pariwisata jadi panglima. Kami fokus di situ. Tetapi di luar itu juga ada yang kami lakukan.
Program-program berjalan sebagai mestinya, bahkan Pak Presiden sering bertanya, bagaimana proyek ini, kapan selesai? Seperti Bali ini di tengah pandemi kami melakukan seleksi arsitek, mencari tanah, ini berjalan terus.
Anda yakin 2021 industri pariwisata mulai pulih?
Jadi skenario kami, pariwisata itu dimulai dari dalam negeri dulu. Sampai Desember 2020, tidak mengharapkan wisatawan luar negeri. Indonesia hampir 300 juta, kita punya keyakinan turis domestik punya kemampuan menghidupkan pariwisata di dalam negeri. (dennis)