Penanganan Covid

Dua Ribu Sampel Antre di RSUD WZ Johannes Kupang, Dua Kasus Baru Covid-19 di NTT

Dua ribu sampel antre di RSUD WZ Johannes Kupang, dua kasus baru Covid-19 di NTT

Editor: Kanis Jehola
FOTO HUMAS & PROTOKOL PEMKAB SUMBA BARAT
Tim Satgas Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjemput sampel swab Sumba Barat dan Sumba Tenggah menggunakan helikopter di lapangan Manda Elu, Waikabubak, Sabtu (17/10/2020) pagi. 

Dua ribu sampel antre di RSUD WZ Johannes Kupang, dua kasus baru Covid-19 di NTT

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Saat ini ada dua ribu sampel yang sedang antre di RSUD WZ Johannes Kupang untuk dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.

"Ada kurang lebih dua ribu sampel yang mengantre untuk dites dari 21 kabupaten/kota, minus Sabu Raijua" ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi NTT, David Mandala, S.Kep, Ns, Mkes kepada Pos Kupang, Jumat (16/10/2020).

Disebutkan, banyaknya sampel yang antri di RS WZ Johanes harus dibantu sehingga bisa terurai.

Baca juga: Pemerintah Periksa 43.305 Spesimen Sehari

"Teman-teman di RS. WZ Johannes ini punya keterbatasan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi sudah membantu menambah 8 tenaga analis ke sana. Tenaga- tenaga yang direkrut dinas kesehatan itu sudah dilatih," tambahnya.

David juga menjelaskan, pihaknya sudah berdiskusi dengan Direktur RS W Z Johanes, untuk menambah shift dari 2 menjadi 3 sehingga membantu mengurai penumpukan sampel.

Baca juga: Rela Kembali ke Ile Kerbau, Lembata: Mimpi Kristo, Kopi Bakan Mendunia

Strategi berikut tambah David, agar sampel -sampel tidak membebani mesin RT-PCR yang cuma satu dengan kapasitas 95 sampai 96 sampel sekali perlakuan, maka sebagian sampel dikirim ke Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit di Surabaya untuk diperiksa.

"Kita mau alat ini juga jaga, jangan sampai jadi aus dan rusa. Puji Tuhan, beberapa kali pengiriman ini pemeriksaannya cepat dan kita bisa dapatkan hasilnya" ujar David.

Jika semuanya dipaksakan untuk periksa di RS WZ Johanes, lanjut David, akan terjadi penumpukan sampel sehingga menyebabkan waktu tunggu menjadi lama.

"Nah kalau waktu tunggu yang lama ini bisa menyebabkan keterlambatan kita dalam tracing dan treatment. Misalnya orang sudah dalam satu kelompok datang dari daerah merah kemudian dia memenuhi kriteria untuk diperiksa swabnya tapi hasilnya datang terlambat. Orangnya tidak isolasi dan sudah berjalan kemana -mana tiba -tiba keluar hasilnya positif, terlambat kan? Oleh karena itu kita harus cari alternatif -alternatif lain untuk menyelesaikan persoalan ini" ungkap David.

Saat ini, lanjut David, sampel yang sudah ada di RS. WZ Johanes diselesaikan pihak RS. Jika ada tambahan kiriman sampel maka pihak UPT Labkes langsung mengambil untuk dikirim ke Surabaya.

Terkait kehadiran Laboratorium Biomolekuler di NTT, menurut David sangat membantu meningkatkan kemampuan tes di NTT. Misalnya pada saat sampel datang, tidak langsung ke RS. WZ Johanes tetapi dikirim dulu ke laboratorium biomolekuler untuk discreening.

Setelah discreening lanjutnya, kalau yang hijau tidak perlu dites. Tapi yang merah baru kita kirim ke RS Johannes sehingga betul -betul kita tidak membuang waktu orang yang negatif untuk diperiksa di sana sehingga membuat tumpukan sampel seperti saat ini.

"Jadi prosedurnya kita ubah, terlebih dahulu ke laboratorium biomolekuler di Undana, setelah itu discreening kalau merah kita teruskan ke RS Johannes dan yang hijau berarti selesai" pungkasnya.

Hasil pemeriksaan PCR di RS WZ Johannes Kupang, Sabtu (17/10) terjadi penambahan dua kasus terpapar Covid-19. Kasus tersebut terdapat di Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Flores Timur.

"Dari total 211 spesimen yang diperiksa, sebanyak 2 orang dinyatakan positif Covid-19," ujar David A. Mandala.

Ia mengatakan, 2 orang terkonfirmasi positif Covid-19 itu merupakan pelaku perjalanan. Satu kasus di Kabupaten Nagekeo merupakan pelaku perjalanan dari Bima, NTB berusia 52 tahun.

Sementara satu orang terkonfirmasi positif lainnya di Kabupaten Flores Timur merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta berusia 58 tahun.

Dengan bertambahnya 2 kasus baru positif Covid-19 tersebut, maka total kasus positif covid-19 di NTT menjadi 587 kasus. Sementara itu, total pasien sembuh sebanyak 408 orang dan tujuh pasien dinyatakan meninggal. Hingga saat ini, sebanyak 172 orang masih dirawat dan dikarantina.

Kasus tertinggi kini ada di Kota Kupang dengan 118 kasus, menyusul Ende 110 kasus, Manggarai Barat 65 kasus dan Sikka 53 kasus. Selanjutnya Manggarai 41 kasus, Flores Timur 28 kasus, Sumba Barat 30 kasus, Sumba Timur 21 kasus serta Kabupaten Kupang 19 kasus.

Selain itu, TTS 15 kasus, Nagekeo 13 kasus, Alor 11 kasus, Sumba Barat Daya 6 kasus, TTU 4 kasus, Rote Ndao 3 kasus dan Malaka serta sumba Tengah masing masing 2 kasus. Sementara itu, Kabupaten Lembata, Manggarai Timur dan Kabupaten Belu masing-masing menyumbang 1 kasus.

Terkejut Lihat Helikopter

Pada Sabtu (17/10) pukul 07.30 Wuta, warga Kota Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat, dikejutkan deru helikopter mendarat di Lapangan Manda Elu, depan rumah jabatan bupati.

Warga berhamburan keluar mencaritahu apa gerangan yang terjadi sehingga pagi-pagi helikopter mendarat di lapangan tempat pemuda kota itu mengolah si kulit bundar saat dilangsungkan pertandingan sepak bola antar klub di lapangan itu.

Melihat helikopter bertuliskan Badan Penanggulangan Bencana, warga pun semakin penasaran. Warga khawatir semalan terjadi bencana hebat di salah satu wilayah kabupaten yang sedang sibuk kampanye pilkada.

Warga baru sadar ketika melihat petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai protokol Covid-19. Setelah disampaikan bahwa helikopter itu mengangkut Tim Satgas Covid-19 Provinsi NTT menjemput 228 sampel swab untuk diperiksa di laboratorium Biomolekuler di Undana yang baru diresmikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Penjemputan sampel swab menggunakan helikopter yang turun langsung di lapangan Manda Elu merupakan yang pertama kali sejak Covid-19 melanda dunia.

Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sumba Barat, Semuel Pakereng dalam pesan WhatsApp kepada Pos Kupang, Sabtu (17/10) membenarkan untuk pertama kalinya telah dilakukan penjemputan sampel swab dari Sumba Barat dan Sumba Tengah menggunakan helikopter BNPB yang dicarter Pemerintah Provinsi NTT.

Dia mengatakan, sammpel swab yang dikirim dari Sumba Barat sebanyak 228 dari 196 orang kontak erat, suspek dan terkonfirmasi.

Dari Sumba Timur dilaporkan, hasil pemeriksaan 78 sampel swab pada Jumat (16/10) terkonfirmasi negatif Covid-19. Artinya, saat ini tidak ada lagi sampel swab dari Sumba Timur.

Sesuai data yang diperoleh dari Posko Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Sumba Timur, total sampel swab selama ini yang diperiksa secara real time Polymerase Chain Reaction (PCR) ini berjumlah 1.117 sampel atau spesimen. Dari jumlah itu, 1087 sampel terkonfirmasi negatif dan 30 sampel terkonfirmasi positif Covid-19.

Pelaku perjalanan terjadi penambahan pada Jumat (16/10) sebanyak 166 orang sehingga total saat ini sebanyak 17.762 orang. Sementara total kasus suspek saat ini sebanyak 273 kasus dengan satu kasus meninggal dunia. Kasus kontak erat sebanyak 702 dan saat ini tidak ada lagi kontak erat. Sedangkan pasien positif Covid-19 sebanyak 21 orang. Dari jumlah itu, 19 orang sembuh dan dua orang meninggal dunia.

Sementara itu Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kabupaten Sumba Timur memperketat pengawasan di pintu masuk terutama di Bandara dan Pelabuhan Laut. Pengawasan ini dilakukan agar bisa memantau perkembangan pelaku perjalanan.

Sementara data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Belu hingga Sabtu, 17 Oktober 2020 pukul 15:00 Wita menunjukkan, jumlah kontak erat dalam pemantauan bertambah 19 orang sehingga total menjadi 25 orang.

Ke 25 kontak erat itu tersebar di Kecamatan Tasifeto Timur 1 orang, Kakuluk Mesak 2 orang, Kota Atambua 18 orang, Atambua Barat 2 orang, Atambua Selatan 1 orang dan Tasifeto Barat 1 orang.

Selain status kontak erat, Gugus Tugas juga melaporkan jumlah pelaku perjalanan sebanyak 2.879 orang. Dari jumlah tersebut yang selesai pemantauan 2.759 orang sedangkan dalam pemantauan 120 orang.

Sedangkan suspek (ODP dan PDP) sebanyak 83 orang, semuanya telah selesai pemantauan. Status terkonfirmasi satu orang di Kecamatan Kota Atambua yang adalah pelaku perjalanan dari Jakarta. Sedangkan status Probable nihil.

Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. POS-KUPANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M:
Wajib memakai masker,
Wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan
Wajib mencuci tangan dengan sabun. (hh/cr4/yel/gem/jen)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved