Timor Leste Sempat Diisukan Ingin Kembali ke NKRI,Ini Fakta Bumi Lorosae yangKini Jadi Negara Miskin

Sejak berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI 21 Tahun lalu, negara Timor Leste tak kunjung bangkit dari keterpurukan

Editor: Alfred Dama
Grid.id
Ilustrasi Para pemuda Timor Leste mencari pekerjaan 

Timor Leste Sempat Diisukan Ingin Kembali ke NKRI,  Ini Fakta Bumi Lorosae yang Kini Jadi Negara Miskin

POS KUPANG.COM -- Sejak berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI 21 Tahun lalu, negara Timor Leste tak kunjung bangkit dari keterpurukan

Kinflik politik dalam negeri , pengangguran dan korupsi membuat negara itu terus terjerembak dalam jurang keimiskinan

Bahkan data UNDP menyebutkan negara itu menjadi negara mikin atau berada di urutan 152 dari 162 negara

Kabar kelaparan dan kemiskinan membuat sekelompok warga negara itu menginginkan Bumu Lorosae rujuk kembali dengan Indonesia.

Namun hal itu dibantah oleh Konsulat Timor Leste yang ada di Kupang , Nusa Tenggara Timur

Sebelumnya juga Topik " Timor Leste" sempat menjadi perbincangan di media sosial Twitter pada awal Sepetmeber lalu .

Berdasarkan daftar trending topik Twitter, istilah "Timor Leste" telah dibahas sebanyak 2.876 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Kesabaran Bunga Zainal Habis Saat Terus Dinyinyiran, Bungkam Natizen yang Sinidr Dirinya Awet Muda

Baca juga: RAMALAN ZODIAK Hari ini, Selasa 13 Oktober 2020:Capricorn Kurang Produktif, Leo Peluang Seumur Hidup

Baca juga: Rizky Billar Populer Gegara Lesty Kejora, Kini Honornya Lewati Raffi Ahmad, Ini Pabrik Uangnya Kini?

Angka tersebut menjadikan istilah "Timor Leste" menjadi topik yang populer di Indonesia.

Lalu, apa saja fakta mengenai Timor Leste yang perlu diketahui?

1. Bekas jajahan Portugis

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, (1/7/2020), Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.

Diketahui, Portugis pertama kali datang ke Timor Leste sekitar tahun 1520 dan menjajah wilayah tersebut. Adapun penjajahan ini dikenal sebagai Timor Portugis.

Tidak hanya Portugis, Belanda dan Jepang juga berebut untuk menguasai wilayah Timor Leste.

Perang antar negara pun terjadi dan kemudian dibuat perjanjian.

Portugis lalu memberikan bagian barat Timor Leste ke Belanda. Sementara, Jepang menguasai Timor Leste pada 1942-1945.

Setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Lester pada 1975. Pada 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis.

Kemerdekaan wilayah Timor Leste diumumkan oleh Front Revolusi Kemerdekaan Timor Leste (FRETILIN) yang merupakan salah satu partai di Timor Leste.

Namun, pihak FRETILIN mengambil peran semi-pemerintah yang menimbulkan polemik bagi partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.

2. Bagian dari Indonesia

Tak lama setelah itu, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975. Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timor Leste, tetapi ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.

Sebelumnya Indonesia melakukan perundingan dengan Portugis. Bahkan, kedua negara membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999.

Perjanjian dua negara itu dikenal sebagai New York Agreement dengan adanya pengawalan masalah oleh PBB.

Kemudian dibentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) pada 11 Juni 1999.

3. Memisahkan diri dari Indonesia

Koordinasi TNI Pasukan Penjaga Perbatasan dengan Polisi Timor Leste di perbatsan kedua negara di NTT-Timor Leste
Koordinasi TNI Pasukan Penjaga Perbatasan dengan Polisi Timor Leste di perbatsan kedua negara di NTT-Timor Leste (tniad.mil.id)

Pada 30 Agustus 1999, Timor Leste mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesia.

Referendum ini didukung PBB yang juga mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya.

Adapun konflik berlatar belakang dengan kondisi rakyat Timor Leste yang hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit.

Tercatat, lebih dari 250.000 korban meninggal dari dampak tersebut. Pada 31 Agustus 1999, penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Leste berlangsung lancar.

Sebab, pemilih yang berpartisipasi mencapai 90 persen, sehingga penentuan pendapat tidak berlangsung lama.

PBB mengumumkan hasil jajak pendapat pada 4 September 1999.

Hasilnya dari sekitar 450.000 pemilih, sebanyak 78,5 persen warga Timor Leste memilih untuk menolak otonomi, 21 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah.

Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan mengatakan bahwa hasil itu menunjukkan penduduk Timor Leste menginginkan kemerdekaan.

Sejak hasil diumumkan, Timor Leste resmi memisahkan diri dari Indonesia.

4. Merdeka pada 2002

Timor Leste, dulunya bernama Timor Timur, secara resmi memerdekakan diri atau menjadi negara baru pada 20 Mei 2002.

Setelah itu, mantan pemimpin Kiba Fidel Castro bertemu Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi terakhir di Timor Leste dan masalah-masalah politik internasional lainnya.

Ia juga membawa Timor Leste in Grade of Grand Collar, yang diberikan Pemerintah Dili kepada pemimpin revolusi Kuba Fidel Castro.

Adapun penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas dukungan yang diberikan Kuba untuk Timor Leste di bidang kesehatan dan pendidikan.

Pada 2016, Timor Leste menandatangani Perjanjian bertajuk the Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMATS) dengan Australia. Perjanjian ini mencakup ladang gas luas bernilai miliaran dollar AS, bagi dua negara.

Tetapi, belakangan Dili menuding Australia melakukan misi mata-mata demi mendapatkan keuntungan komersial dari negosiasi yang berlangsung sejak 2004.

Kemudian, Timur Leste mengajukan desakan agar perjanjian itu diakhiri. Dili resmi mengajukan kasus itu ke Mahkamah Internasional PBB pada Juni 2015. Baca juga: PBB Sebut 463 Juta Anak di Dunia Tak Bisa Akses Pendidikan Daring

5. Akhiri perjanjian batas wilayah maritim dengan Australia

Pada 2007, Dili dan Canberra terlibat dalam silang sengketa mengenai batas wilayah Timor Leste-Australia.

Timor Leste membawa persoalan ini ke Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda.

Timor Leste memastikan bahwa tuntutan mereka agar perjanjian CMATS dengan Australia segera berakhir.

Bersamaan dengan itu, muncul harapan akan adanya pendapatan bagi Timor Leste dari eksplorasi kandungan gas alam yang ada di wilayah itu. Baca juga: Pertamina Disebut Rugi Rp 11,13 Triliun, Apa yang Terjadi?

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Trending, Berikut 5 Fakta soal Timor Leste", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/03/070500165/sempat-trending-berikut-5-fakta-soal-timor-leste?page=all.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved