DBD Terus Ancam Sikka, 3 Anak Sikka Dirawat

Wabah DBD masih terus mengancam kehidupan warga di Kabupaten Sikka. Meningkatnya kasus DBF di Sikka terus menguatirkan warga.

Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ARIS NINU
IGD RSUD Maumere 

DBD Terus Ancam Sikka, 3 Anak Sikka Dirawat

POS-KUPANG.COM | MAUMERE--Wabah DBD masih terus mengancam kehidupan warga di Kabupaten Sikka.
Meningkatnya kasus DBF di Sikka terus menguatirkan warga.

Saat ini, ada tiga anak yang terserang DBD dan sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Maumere.

Ketiga anak Sikka yang sedang dirawat karena DBD ini berasal dari Desa Lepolima, Kecamatan Alok Timur dua orang dan satunya dari Kecamatan Koting.

Dokter Spesialis Anak di RSUD Maumere, dr. Mario B. Nara, Sp.A yang juga dokter yang menangani tiga
pasien DBD ini kepada wartawan di Maumere, Senin (12/10/2020) siang, menjelaskan kondisi trombosit tiga pasien DBD ini berada di bawah kondisi normal yang seharusnya minimal 150.000.

“Jumlah trombosit tiga pasien DBD ini jauh di bawah normal,” kata Dokter
Mario.

Ia pun meminta warga lebih khususnya orang tua anak untuk memperhatikan kondisi kesehatan anak yang mengalami gejala panas selama beberapa hari untuk segera berkonsultasi ke petugas kesehatan atau dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. “Saya minta kepada orangtua harus benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan anak,” kata Dokter Mario.

Sementara itu, Bupati Sikka melalui surat bernomor Dinkes.P2P/112/1/2020, menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan elemen warga dalam mencegah dan menangani DBD .

Diantaranya pentingnya berkoordinasi dengan aparat kesehatan yang terdekat untuk secara bersama-sama melakukan gerakan 4 M Plus yakni menutup rapat tempat penampungan air, menguras tempat penampungn air seminggu sekali, mengubur atau mendaur ulang kaleng-kaleng dan botol bekas yang dapat menampung air.

Selai n itu, memantau semua wadah air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk DBD, plus penggunaan obat nyamuk, lotion antinyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.

Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan air minum kemasan gelas dan botol yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD secara teratur mengganti/membuang tampungan kulkas, dispenser, pot bunga, tempat minum ternak dan tempat lainnya yang memungkinkan genangan air yang tidak kontak langsung dengan tanah.

Baca juga: Jelang Pesta Emas, Paroki Thomas Morus Maumere Bedah 10 Rumah Umatnya

Baca juga: CEK Nama Penerima BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan 600 Ribu Login Sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Baca juga: Sehari Menjadi Anggota DPRD, Maria: Kami Sampaikan Aspirasi Langsung kepada DPRD Nagekeo

Baca juga: Kabupaten Sikka Kembali Hijau, Bupati Sikka Mengaku Bangga dengan Kerja Tim Satgas Covid-19

Data dari Kantor Dinkes Sikka baru-baru ini menyebutkan bahwa jumlah warga Sikka yang menderita DBD selama periode Januari hingga Oktober 2020 ini sebanyak 1.767 lebih dan 16 orang di
antaranya meninggal dunia.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved